Pola Keruangan Budaya Oloh Salam Masyarakat Kalimantan Tengah dengan Pendekatan Geospasial
Abstract
Abstrak
Islam masuk ke Indonesia mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal. Proses penyampaian islam dengan cirinya yang apresiatif dengan budaya lokal serta memihak dengan warga setempat menyebabkan Islam diterima sebagai agama baru. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan budaya Oloh Salam, kebudayaan lokal suku Dayak, sejarah persebaran islam di Kalimantan Tengah dan deskripsi budaya Oloh Salam. Oloh salam adalah orang-orang Dayak yang memilih memeluk agama Islam namun masih terdapat sisa-sisa kepercayaan primitif tercampur dengan unsur-unsur agama Islam. Beberapa aspek budaya oloh salam yang khas meliputi upacara kehidupan disebut juga gawi belum dan upacara kematian atau gawi matei serta aspek seni. Kekhasan ini merupakan keunikan tersendiri bila ditinjau berdasarkan letak geografisnya yaitu di Pulau Kalimantan. Metode penelitian menggunakan studi pustaka, data dan informasi kemudian diolah mengunakan pendekatan geospasial dengan overlay peta. Hasil overlay menjelaskan pola keruangan budaya Oloh Salam membentuk pola memanjang sungai dan pantai. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran islam dimulai dari pesisir kemudian berlayar melalui sungai untuk memperluas ajaran islam khususnya di Kalimantan Tengah.
Kata kunci: budaya, Oloh Salam, pola keruangan
Abstract
Islam entry into Indonesia is able to adapt to local culture. The process of conveying Islam with cultural approach makes Islam readily accepted by local communities. Islam that is appreciative with local culture and taking sides with local people causes Islam to be accepted as a new religion. This Study aims to determine the spatial pattern Oloh Salam culture, local culture of Dayak, history of the Islamic spread in Central Kalimantan, and definition of Oloh Salam culture. Dayak’s culture in Central Kalimantan who has follow Islamic religion is called Oloh Salam. The conversion process of Dayak etnic from their religion become Islam is the impact of the opening of river routes from upstream to downstream. Some typical cultural aspects include the ceremony of life is also called gawi and death ceremony or gawi matei. The research method used in the literature study, data and information obtained then processed using geospatial approach by overlaying the map. The results showed that the spatial pattern of the Oloh Salam culture formed a longitudinal pattern of rivers and beaches. This proves that, the spread of Islam began in the coastal areas then sailed through the river channel to expand the spread of Islam to spread to remote areas especially in Central Kalimantan.
Key words: spatial pattern, culture, Oloh Salam
Full Text:
PDFReferences
Adam, A. W. (2007). Pelurusan Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Al-Kumayi, S. (2011). Islam bubuhan Kumai: perspektif varian awam, nahu, dan hakekat. Pustaka Zaman.
Anonim. (2007). Panaturan. Palangka Raya: Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Pusat.
Aspinall, P. (1993). Aspects of spatial experience and structure. Companion to Contemporary Architecture Thought. Rutledge, London, 337-345.
Buseri, K. (2009). Sepintas Masuknya Islam Di Borneo. Artikel. 28 Desember 2009
Cabaton. (1981). Orang Cam Islam di Indocina Perancis dalam Kerajaan Campa. (E.F. D'extreme - Orient, Penyunt.) Jakarta: PN Balai Pustaka.
Collins, J. T. (1990). Bibliografi dialek Melayu di pulau Borneo. Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
Danby, M. (1993). Privacy as a culturally related factor in built form. Companion to Contemporary Architectural Though. London, 138-139.
Darmadi, H. (2017). Dayak Asal-Usul dan Penyebarannya Di Bumi Borneo (1). Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(2), 322-340.
De Graaf, H. J., & Pigeaud, T. G. T. (1974). De eerste Moslimse vorstendommen of Java.
Farmer, B., & Louw, H. J. (Eds.). (1993). Companion to contemporary architectural thought. Taylor & Francis.
Hamka. (1982). Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pustaka
Jayadinata,J. T. (1999). Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Edisi 3. Bandung:ITB.
Jones, R. (2008). Loan-Words in Indonesian and Malay. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kartodirdjo, S. (1975). Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementrian, R. I. (1953). Republik Indonesia: Provinsi Kalimantan. Jakarta.
Koentjaraningrat. (1981). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta.
Kompasiana. (2013). Asal Usul Suku Dayak Kalimantan. https://www.kompasiana.com/samarindatourism/asal-usul-suku-dayak-kalimantan_5529c1d6f17e61b123d623cd
Locher, GW. (1978). Transformation and Tradition, and Other Essays, KITLV – Translation Series 18. The Hogue – Martinus Nijhoff.
Macdonell, A. A. (1924). A practical Sanskrit dictionary with transliteration, accentuation, and etymological analysis throughout. Motilal Banarsidass Publ.
Abduh, M. (1985). Sejarah Indonesia Madya. IKIP Ujung Pandang
Nisa, R. (2016). Sejarah Islam di Kalimantan. Makalah.
Rafiq, A. (2014). Eksistensi agama lokal di Indonesia: Agama Kaharingan di masyarakat adat Dayak Meratus. (Disampaikan pada Diskusi Publik Agama dan Budaya Lokal, di UIN Sunan Kali Jaga, 02 Desember 2014).
Rafiq, A. (2013). Relasi Dayak-Banjar dalam Tutur Masyarakat Dayak Meratus. Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman, 12(1).
Rapoport, A. (1973). Some Perspektive on Human Use and Organization Of Space. Thirty Three Papers ini Enviromental-Behaviour Research. NewCastle: TheUrban InternationalPress.
Rapoport, A. (1977). Human Aspect of Urban Form. Oxford: Pergamon Press
Ras, J. (1968). Hikajat Bandjar: A Study in Malay Historiography. The Hague: Martinus Nijhoff.
Reid, A. (1988). Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1650. New Haven: Yale University Press.
Samadhi, T. N. (2004). Perilaku dan Pola Ruang. Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Intitut Teknologi Nasional, Malang Jawa Timur.
Sasongko, I. (2005). Pembentukan Struktur Ruang Permukiman Studi Kasus Desa Puyung-Lombok Tengah. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 33(1).
Sulistiono, B. (2011). Seminar Pemetaan Arkeologi Islam Nusantara. Pekanbaru.
Sumadi. (2010). Perkembangan Pemikiran dan Kajian Geografi. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung.
Tuan, Y. F. (1977). Space and place: The perspective of experience. U of Minnesota Press.
Ukur, F. (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia.
DOI: https://doi.org/10.24114/jg.v10i1.7988
Article Metrics
Abstract view : 1675 timesPDF - 1830 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Accredited Journal, Based on Decree of the Minister of Research, Technology and Higher Education, Republic of Indonesia Number 36/E/KPT/2019
Copyright ©2020 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.