Budaya Srawung sebagai Potret Toleransi Beragama dan Bersuku untuk Meredam Konflik di Kota Semarang

Stefanus Wawan Setiawan, Rispritosia Sibarani

Abstract


This paper aims to describe and analyze the ideological / cultural hegemony problems that occur in Semarang. The tolerance behavior in Semarang is considered to be experiencing degradation. Nowadays problems and conflicts always arise related to tolerance. With the existence of mutually offensive cases, especially those that often occur in religious and multiethnic life. Then latent conflict in Semarang City needs to be handled seriously. One of the treatments is to develop local wisdom of Javanese culture; srawung. 'Srawung' is a Javanese term that means gathering or meeting conducted by more than one person or group, with togetherness and not concerned with different religious groups, then the relationship in building harmony and togetherness will be maintained in people's lives. This paper uses a qualitative research method with a qualitative descriptive approach. This research was examined using Public Space theory from Jurgen Habermas. The expectation of this research through Srawung culture is to become a bridge of harmony, bonding brotherhood, can reduce conflicts between religious communities, and can be used as a reference solution for the problems of horizontal conflict that often occur in this country.


Keywords


Srawung culture, ideological hegemony, religious community, latent conflict.

Full Text:

PDF

References


Boty, M. (2017). Masyarakat Multikultural:Studi Interaksi Sosial Masyarakat Islam Melayu Dengan Non Melayu Pada Masyarakat Sukabangun Kel. Sukajadi Kec. Sukarami Palembang. Palembang: JSA 1 (2): 10-20.

Casram. (2016). Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural. Bandung: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1 (2):33-44.

Effendi. D., (2010). Pluralisme dan Kebebasan Beragama, Yogyakarta; Interfide.

Effendy, R. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi.Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Hastuti, F.E. (2008). Potensi dan Pengembangan Kampung Etnik Arab Sebagai Aset di Kota Surakarta: Surakarta.

Ibrahim, (2010). Agama, negara, dan ruang publik menurut habermas (catatan penting untuk pluralisme agama di indonesia), fisip‐ukim maluku: jurnal badati, ii, (3): 1-10

John. W.C. (2013). Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaelan, H. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner bidang Sosial, Budaya, Filsafat, Seni, Agama, dan Humaniora. Yogyakarta: Paradigma.

Khotimah, (2013). Toleransi Beragama. Jurnal Ushuluddin Vol. 20 No. 2

Knitter, P.F., (2012). Satu Bumi Banyak Agama, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Liliweri, A. (2007). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.

Muchlisin, (2015). Komnas HAM peringatkan potensi konflik horizontal di Aceh Singkil. https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151013_indonesia_komnas_gereja_singkil. Di akses 22 Mei 2020.

Muti‟ah, A, (2009). Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta.

Nottingham, E.K. (1993). Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi. Jakarta: Rajawali Press.

Rusnaini. (2013). Pendekatan Socio-Cultural Development Dan Socio-Political Intervension Untuk Mengatasi Konflik Sosial Sebagai Upaya Memantapkan Ketahanan Wilayah Di Surakarta: Jurnal Ketahanan Nasional, 12 (2): 87-89.

Setiawan, A., (2015). Konsep Ruang Publik Menurut Jurgen Habermas.UIN, Yogyakarta.

Storey, J. (2003). Teori Budaya dan Budaya Pop: Memetakan Lanskap Konseptual CulturalStudies. Yogyakarta: CV. Qalam Yogyakarta.

Sumaryanto, Y., (2009). Ruang publik jurgen habermas dan tinjauan atas perpustakaan umum indonesia(Doctoral dissertation, Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya).

Tampake, T, (2014). Redefinisi Tindakan Sosial dan Rekonstruksi Identitas Pasca Konflik Poso Salatiga: Fakultas Teologi UKSW.

Titaley, J.A. (2013). Religiositas di Alinea Tiga: Pluralisme, Nasinalisme, dan Transformasi Agama-Agama Salatiga: Satya Wacana University Press,

Wahid, A, (2015). “Kesantunan Imperatif dalam Interaksisantri Putra pada Madrasah Aliyah Kelas X Mu’allimin Muhammdiyah Yogyakarta”, Jurnal Ling Tera, 4 (2), 209-221.

Wasino. (2011). Multikulturalisme Dalam Perspektif Sejarah Sosial. Semarang: Seminar Multikulturalisme dan Integrasi Bangsa dalam Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata.

http://jateng.tribunnews.com/2016/11/05/melestarikan-budaya-srawung.

http://news.unika.ac.id/2018/11/srawung-menuju-peradaban-kasih/

https://elsaonline.com/john-titaley-kita-membutuhkan-religiositas-bersama/

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/26/22240851/undang-tokoh-agama-wapres-bahas-antisipasi-konflik-sosial.

https://www.researchgate.net/publication/306943432

https://www.Sesawi.net/catatan tentang buka puasa bersama Ibu Shinta Nuriyah Wahid di Pudak Payung Ungaran /

https://www.suaramerdeka.com/news/opini/226513-srawung

https://youtu.be/5w8VRjFODZ0. Link di YouTube

https://youtu.be/Da92G5Elmjg. Link di YouTube




DOI: https://doi.org/10.24114/antro.v6i2.19043

Article Metrics

Abstract view : 721 times
PDF - 803 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal Of Social and Cultural Anthropology)
Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Sumatera Utara dan Email: anthropos@unimed.ac.id
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN 2460 4585 (Print), ISSN: 2460 4593 (Online)