Manfaat Melukat Dalam Kebudayaan Bali Pada Perspektif Psikologi

Ni Nyoman Pritha Sharmistha, Listyo Yuwanto

Abstract


Melukat adalah bagian dari pelaksanaan upacara manusa yadnya, yang bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan individu secara fisik dan spiritual dengan menggunakan air. Tujuannya adalah untuk membersihkan segala hal negatif dan menghilangkan dampak buruk dari tindakan-tindakan masa lalu yang masih memengaruhi kita sekarang. Metode yang digunakan adalah studi literatur, yaitu metode penelitian yang mengutamakan penelusuran pustaka, seperti buku-buku, artikel berita dan jurnal dan pendekatan psikologi indigenous digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang budaya melukat dan karakteristiknya yang asli. Proses ritual melukat diyakini bisa menyembuhkan luka batin maupun trauma yang dialami oleh individu tersebut akibat masa lalu dengan menggunakan air. Melakukan melukat biasanya dalam setahun 2-3x atau setiap 6 bulan sekali, hal tersebut tergantung situasi setiap individu. Melukat dilakukan saat hari raya Bali, seperti di hari raya galungan, rahinan, kuningan, hari ulang tahun Bali, hari purnama atau tilem, siwaratri dan masih banyak lagi. Temuan data menunjukkan hanya ada beberapa dimensi psychological well-being yang menggambarkan individu setelah melukat. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat melukat apa yang dirasakan oleh setiap individu tergantung pada tujuan awal sebelum prosesi ritual melukat.

 

Melukat is part of the manusa yadnya ceremony, which aims to cleanse and purify individuals physically and spiritually using water. The goal is to cleanse all negativity and eliminate the adverse effects of past actions that still affect us today. The method used is literature study, which is a research method that prioritizes literature search, such as books, news articles and journals and indigenous psychology approaches are used to answer questions about melukat culture and its original characteristics. The ritual process of melukat is believed to heal mental wounds and trauma experienced by the individual due to the past by using water. Doing hugging is usually in a year 2-3x or every 6 months, it depends on the situation of each individual. Melukat is done during Balinese holidays, such as galungan, rahinan, kuningan, Balinese birthday, full moon or tilem, siwaratri and many more. The data findings suggest there are only a few dimensions of psychological well-being that describe individuals after injury. This shows that the benefits of what each individual feels depends on the initial goal before the ritual procession.


Keywords


Melukat, Balinese Culture, Air

Full Text:

PDF

References


Artana, I. W. (2018). Ideologi Melukat dalam Praxis Kesehatan. Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Budaya, 13(2), 70-80.

Apa itu ritual melukat ini tata cara dan manfaatnya untuk kesehatan mental (2022). Diakses dari https://www.liputan6.com/hot/read/5101499/apa-itu-ritual-melukat-ini-tata-cara-dan-manfaatnya-untuk-kesehatan-mental?page=5

Dipercaya bisa pulih dengan melukat sebahaya apa trauma yang tidak dibereskan (2022). Diakses dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6414319/dipercaya-bisa-pulih-dengan-melukat-sebahaya-apa-trauma-yang-tidak-dibereskan

Gepu, D. M. (2021). Eksistensi Ritual Melukat di Pura Suranadi Pada Masa Pandemik Covid-19. Widya Sandhi Jurnal Kajian Agama Sosial dan Budaya, 12(1), 24-30.

Kiswara, K. A. T. (2019, March). TRADITION OF MELUKAT WAYANG AS A HINDU EDUCATION MEDIA IN TINGGARSARI VILLAGE, BUSUNGBIU DISTRICT, BULELENG DISTRICT. In Proceeding International Seminar (ICHECY) (Vol. 1, No. 1).

Luntungan, L. N., Widjaja, C., & Djonata, E. (2022). Melukat: The Journey of Soul Purification (Doctoral dissertation, Podomoro University).

Mahardika, N. (2018). Esensi Ritual Melukat sebagai Daya Tarik Wisata Spiritual. Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya, 3(2), 51-61.

Muthmainah, F., Ardiningrum, A. A. F., & Oktarina, L. Z. (2023). The Tradition of Melukat in Trauma Healing. KnE Social Sciences, 207-219.

Mengenal Melukat, Ritual Penyucian Diri yang Dilakukan Umat Hindu (2022, September 02). Kumparan.com. Diakses dari https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-melukat-ritual-penyucian-diri-yang-dilakukan-umat-hindu-1ymTaMqwdkb/full

Pritayanti, I. G. A. A. G., Mulyawati, K. R., & Permatasari, I. (2023). Pengembangan Daya Tarik Wisata Melukat Sebagai Intangible Heritage di Kabupaten Gianyar. KERTHA WICAKSANA, 17(2), 123-130.

Peterson, C., & Seligman, M. E. (2004). Character strengths and virtues: A handbook and classification (Vol. 1). Oxford University Press.

Ryff, C. D., & Singer, B. H. (2008). Know thyself and become what you are: A eudaimonic approach to psychological well-being. Journal of happiness studies, 9, 13-39.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of personality and social psychology, 57(6), 1069.

Subamia, D. G., & Jero, A. N. (2018). Keberadaan Tirtha Solas Di Banjar Guliang Kangin Desa Taman Bali Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 2(01).

Sukawati, N. K., & Sumawati, N. M. R. (2022). Pengaruh Melukat Terhadap Kecemasan Selama Hamil Pada Ibu Hamil Di Desa Sibang Kaja, Kec. Abiansemal, Kab. Badung. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 6(2), 146-150.

Subagia, I. N., & Suta, I. M. (2021). The Study Of Panglukatan Water Quality at Tirtha Empul Temple's Springs Bali. Linguistica Antverpiensia, 1126-1131.

Sitra, N. W. M., Yuliari, S. A. M., & Suatama, I. B. (2023). Panglukatan untuk Mengatasi Gangguan Mental di Pura Panca Tirta, Desa Nongan, Karangasem. Widya Kesehatan, 5(1), 25-31.

Subadra, I. N. (2018). Eksistensi Upacara Malukat di Desa Manggis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Lampuhyang, 9(2), 68-83

Seniwati, D. N., & Ngurah, I. G. A. (2020). Tradisi Melukat pada Kehidupan Psikospiritual Masyarakat Bali. VIDYA WERTTA: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia, 3(2), 159-170.

Schotanus-Dijkstra, M., Keyes, C. L. M., De Graaf, R., & Ten Have, M. (2019). Recovery from mood and anxiety disorders: The influence of positive mental health. Journal of Affective Disorders, 252, 107–113. https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.04.051

Surijah, E. A., Putri, K. D. A., Waruwu, D., & Aryanata, N. T. (2018). Studi psikologi indigenous konsep bahasa cinta. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 10(2), 102-122.




DOI: https://doi.org/10.24114/antro.v10i1.56025

Article Metrics

Abstract view : 76 times
PDF - 68 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal Of Social and Cultural Anthropology)
Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Sumatera Utara dan Email: anthropos@unimed.ac.id
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN 2460 4585 (Print), ISSN: 2460 4593 (Online)