Menolak Evasive Identity: Memahami Dinamika Kelompok Etnik di Sumatera Utara

Erond L Damanik

Abstract


Penyebutan Kelompok Etnik (ethnic group) di Sumatera Utara dikontruksi dari luar (outsider). Konsep ‘Batak’ dan ‘Melayu’ adalah label yang diberikan dari luar dan menjadi identitas kabur (evasive identity) pada saat digunakan menyebut populasi yang dipersatukan dengan penyergaman itu. Pengontruksian dilakukan merujuk pada benteng alam, kultural dan agama, serta perubahan sosial yang mengitarinya. Walaupun penyeragaman itu telah ditolak, tetapi tetap muncul dalam berbagai literatur Ilmu Sosial. Kenyataan ini berdampak pada adanya kekeliruan terhadap kebenaran-kebenaran yang dianggap hakiki itu terutama pada dasawarsa kedua di Milenium ketiga. Sejumlah penelitian mutakhir, dengan berbagai bukti empirik menegaskan bahwa penyebutan kelompok etnik di Sumatera Utara berikut stigma yang dilekatkan padanya adalah kontruksi luar, evasive identity dan kini banyak ditolak.

 


Keywords


Kelompok etnik, penyeragaman dan evasive identity.

Full Text:

PDF

References


Adatrechtbundels. (1919). Serie A, No. 25, Maret 1916-1 Mei 1919.

Anderson. J. (1971). Mission to the Eascost of Sumatera in 1832. London, New York: Oxford University Press.

Agustono. B. (2010). Rekonstruksi Identitas Etnik: Sejarah Sosial-Politik Orang Pakpak Di Sumatera Utara (1958-2003). Disertasi. Yogyakarta: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Aritonang. J. (1988). Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak: Suatu Telaah Historis-Teologis atas Perjumpaan Orang Batak dengan Zendeling (khususnya RMG) di Bidang Pendidikan, 1861-1940. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Barth. F. (1969). Ethnic groups and boundaries: The social organization of culture difference. Boston: Little brown.

Bangun. P. (1980). Kebudayaan Batak, dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Koenjtaraningrat (ed). Jakarta: Balai Pustaka.

Barned, D.J. (1912). 50 Jahre Batafmission in Sumatra. Berlin: Verlag von Martin Warneck.

Berutu. L. (1994). Upacara Menanda Tahun Pada Masyarakat Pakpak di Sumatera Utara. Tesis Magister. Jakarta: Universitas Indonesia.

Butar-butar, M.A.B. & Damanik, U.H. (1984). Morfologi dan Sintaksis Bahasa Siladang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Breman. J. (1992). Menjinakkan Sang Kuli. Jakarta: Grafiti.

Bruner. E.M. (1961). Urbanization and Ethnic Identity in North Sumatera. American Anthropologist, 66, pp. 508-521.

Brahmoputro. (1981). Karo dari Zaman ke Zaman. Medan. Ulih Saber

Castles. L. (2002). Kehidupan Politik Suatu Karesidenan di Sumatera: Tapanuli, 1915-1940. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cunningham. C.E. (1958). The Postwar Migration of the Toba Bataks to East Sumatera. New Heaven: Yale University cultural report series.

Clauss, W. (1982). Economic and Social Change amongthe Sima/ungun Batak of North Sumatera. Saarbrucken fortlauderdale: Verlag Breitenbach Publishers.

Damanik. E.L. (2018). Potret Simalungun Tempoe Doeloe: Menafsir Kebudayaan lewat Foto. Medan: Simetri Institute.

Damanik. E.L. (2017). Agama, perubahan sosial dan identitas etnik: Moralitas agama dan kultural di Simalungun. Medan: Simetri Institute.

Damanik. E.L. (2017). Rumor Kanibal, Menolak Batak dan Jejak Perdagangan: Etnohistori Sumatera bagian utara. Medan: Simetri Institute.

Damanik. E.L. (2017). Sumatra dan Kabar-Kabar Kanibalisme, dalam Sumatera Silang Budaya Kontestasi Nilai-Nilai Historis, Arkeologis, dan Antropologis serta Upaya Pelestarian Cagar Budaya. Sri Sugiharta (ed). Batusangkar: Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.

Damanik. E.L. (2016). Kontestasi Identitas Etnik pada Politik Lokal: Studi tentang Makna Etnisitas di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Disertasi Doktor. Surabaya: Program Studi Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

Damanik. E.L. (2016). Kisah dari Deli: Historisitas, Pluralitas dan Modernitas Kota Medan, 1870-1942. Medan: Simetri Institute.

Dasuha, J. dan Sinaga, M.L. (2003). Tole den Timorlanden das Evanggelium: Sejarah Seratus tahun Injil di Simalungun, 1903-2003. Pamatangsiantar: Kolportase GKPS.

De Vos, G. and Ross. L.R. (eds.). (1967). Ethnic Identity: Cultural Continuities and Change. Palo Alto: Mayfield Publishing.

Geertz, C. (1963). The Integrative Revolution: Primordial Sentiments and Civil Politics in the New States. In Old Societies and New States. C. Geertz (ed.). New York: The Free Press.

Gultom, D.R.M. (1992). Dalihan Natolu: Nilai Budaya Suku Batak. Medan: Armanda.

Glazer, N. and Moynihan. D.P. (1963). Beyond the Melting Pot: The Negroes, Puerto Ricans, Jews, Italians, and Irish of New York. Massachusetts: The MIT Press.

Hale, H.E. (2008). The Foundations of Ethnic Politics: Separatism of States and Nations in Eurasia and the World. Cambridge: Cambridge University Press.

Harahap.E.S. (1960). Perihal Bangso Batak. Djakarta: Bagian Bahasa Djawatan Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.

Hasselgren, J. (2008). Batak Toba di Medan: Perkembangan Identitas Etnoreligius Batak Toba di Medan, 1912-1965. Medan: Bina Media Perintis.

Hirouse, M. (2009). The Role of Local Informants in the Making of the Image of ‘Cannibalism’ in North Sumatera. In From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra. Dominik Bonatz, J. Miksic, J.David Neidel, and Mai Lin Tjoa-Bonatz (eds.). New Castels: Cambridge Scholars Publishing.

Hutagalung, W.M. (1991). Pustaha Tarombo dohot Turi-turian ni Bangso Batak. Jakarta: Tulus Jaya.

Hutauruk, J.R. (1993). Kemandirian Gereja: Penelitian Sistematis Tentang Gerakan Kemandirian Gereja di Sumatera Utara dalam Kancah pergolakan Kolonialisme dan Gerakan Kebangsaan Indonesia, 1899-1942. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Husny, T.M.L. (1978). Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur, 1612-1950. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jansen. A.D. (2003). Gonrang Simalungun: Struktur dan Fungsinya dalam Masyarakat Simalungun. Medan: Bina Media Perintis.

Joustra, M. (1909). De islam in de Bataklanden. Leiden. S.C. van Doesburgh. Uitgave van het Bataksch Institut No. 2.

Joustra, M. (1910). Batakspiegel. Leiden. S.C. van Doesburgh. Uitgave van het Bataksch Institut No. 3.

Kipp, R.S. and Kipp, R.D. (1983). Beyond Samosir: Recent Studies of the Batak Peoples of Sumatra. Ohio: Center for International Studies, Southeast Asia Program.

Kroesen. J.A. (1897). Eene reis door de landschappen Tanjoeng Kassau, Siantar en Tanah Jawa. Tiddschriff voor indische Taal-, Land-en Volkenkunde.

Kreemer, J. (1912). De Loeboes in Mandailing.

Kozok, U. (1999). Warisan Leluhur: Sastra Lama dan Aksara Batak. Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, EFEO Jakarta.

Langenberg, M.v. (1977). North Sumatra under Dutch colonial rule: Aspects of Structural change. Review of Indonesian and Malayan Affairs.11.

Liddle, R.W. (1970). Ethnicity, Party, and National Integration: an Indonesian Case Study. New Heaven: Yale University Press.

Loeb, E.M. (1981). Sumatra: Its History and the People. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Lumbantobing, A. (1957). Sedjarah Sisingamangaradja I-XII. Medan: Firman Sihombing.

Meerdwaldt, J.H. (1894). Anteekeningen betreffende de Bataklanden. Tiddschriff voor indische Taal-, Land-en Volkenkunde

Miksic, J.N. (1979). Archaeology, Trade and Society ion Northeast Sumatra. Ph.D Thesis, Cornell University, Ithaca.

Milner. A.C. (1978). Kerajaan: Malay Political Culture on the Eve of Colonial Rule. Tucson: The University of Arizona Press.

Nagata. Judith, 1981. In defense of ethnic boundaries: the changing myths and charters of Malay Identity. In Ethnic Change. C. Keyes (ed.). Washington.

Naroll, R. (1964). Ethnics Unit Identification. Current Antropology. Vol. V. no.4

Oudemans, R. (1973). Simalungun Agriculture: Some Ethnographic Aspects of Dualism in North Sumatra Development. College Park: University of Maryland.

Parkin, H. (1978). Batak Fruit of Hindu Thought. Madras: The Christian Literature Society.

Pardede, J. (1975). Die Batakchristen auf Nord-Sumatra und Ihr Verhaltnis zu den Muslimen. Disertasi. Johannes Gutenberg Universitat.

Perret, D. (2010). Kolonialisme dan Etnisitas: Batak dan Melayu di Sumatera Timurlaut. Saraswati Wardhany (alihbahasa). Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, EFEO-Jakarta, Forum Jakarta-Paris dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta.

Pelzer, K.J. (1985). Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur, 1863-1947. Jakarta: Sinar Harapan.

Pelly, U. (2015). Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minagkabau dan Mandailing di Kota Medan. Medan: Unimed Press dan Casa Mesra.

Penny. D. H. (1964). The Transition from Subsistence to Commercial Family Farming in North Sumatra. Ph.D. thesis Ithaca: Cornell University.

Pedersen, P.B. (1969). Batak Blood and Protestant Soul. Michigan: Wiliam B. Erdmans Publishing.

Pires, T. (1944). The Suma Oriental of Tome Pires. Armando Cortesao (ed and trans.). London: Hakluyt Society.

Pinto, F.M. (1991). Peregrination. Viale. R ,(translater), Paris: La Difference.

Polo, M. (1958). Cannibals and the Kings: Northern Sumatra in 1290s. Ronald Latham (trans.). Harmondsworth: Penguin Books.

Reid, A. (2009). Is there Batak History?. In From Distant Tale: Achaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatera. Dominik Bonatz, John Norman Miksic, J. David Neidel, and Mai Lin Tjoa-Bonatz (eds). New Castles: Cambridge Scholars Publishing.

Reid, A. (1979). The Blood of the People: Revolution and the End of Traditional Rule in Northern Sumatra. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Reid, A. (ed.). (1995). Witnesses to Sumatra: A Travellers Anthology. Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Royce, A.P. (1982). Ethnic Identity: Strategies of Diversity. Bloomington: Indiana University Press.

Said, M. (1961). Aceh Sepanjang Abad, Jilid-I. Medan: Waspada.

Sidjabat, W.B. (1982). Ahu si Singamangaraja. Jakarta: Sinar Harapan.

Siahaan, N. (1964). Sedjarah Kebudayaan Batak: Suatu Studi tentang Suku Batak. Medan: CV. Napitupulu&Sons.

Sinar, T.L. (1986). Sari Sedjarah Serdang. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2 Jilid).

Sinar, T.L. (2006). Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Sumatra Timur. Medan: Sinar Manajemen.

Sinar. T.S. dan Tou, A.B. (2008). The Indonesia Regional Language: Siladang Language. International Conference on Moribund Languages and Cultures. Kuala Lumpur: Faculty of Languages and Linguistics. University of Malaya Kuala Lumpur and Persatuan Bahasa Moden Malaysia.14-16 October 2008.

Singarimbun, M. (1975). Kinship, Descent and Alliance among the Karo Batak. Los Angeles: University of Carolina Press.

Simanjuntak, B.A. (2002). Konflik Status dan Kekuasaan orang Batak Toba. Yogyakarta: Jendela.

Simanjuntak, B.S. (1977). Sejarah Batak. Balige: Karl Sianipar.

Situmorang, S. (2004). Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX. Jakarta: Komunitas Bambu.

Stoler, A.L. (2006). Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Deli, 1863-1956. Yogyakarta: Karsa.

Smith, A.D. (1982). Chosen People: Why Ethnic Group Survive? In, Ethnic and Racial Studies, 2.2. Routledge: London.

Tarigan, H.G. (1974). Struktur SosiaJ dan Organisasi Sosial Masyarakat Simalungun. Bandung: Jurusan bahasa dan sastra IKIP Bandung

Tarigan, H.G. (1975). Morfologi bahasa Simalungun. Disertasi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Tim Penyusun. (1994). Sejarah Pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Medan: Kodiklat Pemda Sumatera Utara.

Van den Berghe, P.L. (1967). Race and Racism: A Comparative Perspective. New York: Jhon Willey and Sons, Inc.

Vergouwen. J.C, (1986). Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta: Pustaka Azet.

Viner. A.C. (1980). The Changing Batak. Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 52: 84-112.

Vorhooeve, P. (1929). Overzicht van de Volksverhalen der Bataks. Vlissingen: van de Velde.

Vorhooeve, P. (1955). Critical survey of studies on the languages of Sumatra. S’Gravenhage: M. Nijhoff.

Westenberg. C.J. (1891). Nota over de onafhankelijke Bataklanden. Tiddschriff voor indische Taal-, Land-en Volkenkunde.

Westenberg. C.J.. (1897). Aanteekeingen omtrent de godsdienstige begrippen der Karo-Bataks. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van de Koninklijk Instituut.

Wiradyana, K. (2014). Identifikasi dan Penelusuran Jejak Perdaban Batak Toba di Kabupaten Samosir tahun 2014. Samosir: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir kerjasama dengan Balai Arkeologi Sumatra Utara.




DOI: https://doi.org/10.24114/antro.v4i1.9970

Article Metrics

Abstract view : 1992 times
PDF - 5302 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal Of Social and Cultural Anthropology)
Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Sumatera Utara dan Email: anthropos@unimed.ac.id
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

ISSN 2460 4585 (Print), ISSN: 2460 4593 (Online)