EKSISTENSI DAN BENTUK LANDOK BEGU PADA MASYARAKAT LAWE SAWAH KECAMATAN KLUET TIMUR DI KABUPATEN ACEH SELATAN

Nur wani

Abstract


Seni dapat dilihat dari wujud, dan juga dapat berarti apabila dikaitkan dengan realitas lainnya. Agar seni dapat dipahami sebagai bagian dari dinamika sosial kultural, maka perlu diketahui eksistensi dan fenomena dari seni itu sendiri. Eksistensi landok begu sebagai tarian tradisi pernah terhenti karena tidak kondusifnya kondisi masyarakat, sebagai dampak dari konflik politik antara pemerintahan dengan GAM. Ketika perselisihan GAM dan Pasukan TNI mulai menemukan titik terang ke arah perdamaian, sehingga masyarakat yang dulunya tidak berani berekspresi kembali menunjukan eksistensi. Landok begu yang semula merupakan tarian ritual untuk tolak bala dari serangan harimau, telah mengalami pergeseran menjadi pertunjukan. Gerak-gerak tarian adalah gerak silat dan gerak-gerak harimau. Adapun ragam gerak adalah gerak salam pembuka, gerak silat, silat main, harimau bertengkar, harimau bertarung, dan salam penutup. Musik iringan Landok begu terdiri dari satu buah gong besar, dua buah gendang dan dua buah canang. Kostum Landok begu sangat sederhana yang menyesuaikan dengan karakter seekor harimau yaitu dengan kostum bercorakkan  harimau berwarna coklat.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/bhs.v28i4.10086

Article Metrics

Abstract view : 189 times
PDF - 129 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 1970 Nur wani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Alamat: Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Medan 20221

Telp: (061) 6623942

Laman: http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/bahas

p-ISSN 0852-8535

e-ISSN 2442-7594