Gerakan Perempuan dalam Isu Seksisme pada Akun @Lawanpatriarki di Instagram
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan terkait latar belakang terbentuknya gerakan perempuan dalam isu seksisme pada akun @lawanpatriarki di media sosial instagram, bagaimana pergerakan yang dilakukan serta bagaimana pula respon dari netizen terhadap pergerakan tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi virtual. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi partisipasi, wawancara, dokumentasi terhadap setiap informan yang di lakukan di ruang virtual. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi empat tahap. Pada penelitian ini, peneliti akan fokus terhadap setiap aktivitas-aktivitas akun gerakan perempuan @lawanpatriarki di instagram dalam menyuarakan isu-isu seksisme saat ini. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pergerakan akun @lawanpatriarki dalam isu seksisme di media sosial instagram berupa postingan feed instagram yang terbagi kedalam 5 tipe yaitu: 1.) Postingan yang berupa penjelasan, 2.) Postingan curhatan 3.) Postingan panggilan, 4) Postingan menginspirasi, 5.) Postingan yang berbentuk protes dan demonstrasi. Dalam pergerakannya akun @lawanpatriarki juga mendapatkan respon dari netizen serta menghadapi beberapa hambatan seperti pembajakan dan keberadaan member palsu.
This study aims to explain the background of the formation of the women's movement in the issue of sexism on the @lawanpatriarki account on social media Instagram, how the movement was carried out and how the netizens responded to the movement. This research is a type of qualitative research using a virtual ethnographic approach. The data collection techniques in this study were carried out using participatory observation, interviews, documentation of each informant which was carried out in a virtual room. The data analysis technique used in this research is divided into four stages. In this study, researchers will focus on every activity of the @lawanpatriarki women's movement account on Instagram in voicing current sexism issues. Based on the results of the study, it was found that the movement of the @lawanpatriarki account in the issue of sexism on Instagram social media was in the form of Instagram feed posts which were divided into 5 types, namely: 1.) Posts in the form of explanations, 2.) Posts with complaints 3.) Posts calls, 4) Posts inspires , 5.) Posts in the form of protests and demonstrations. In its movement the @lawanpatriarki account also received a response from netizens and faced several obstacles such as piracy and the existence of fake members.
References
Ariesta, P. Aprilia. (2019). Etnografi Virtual Sebagai Metodologi Penelitian Berbasis Virtual. Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan Antropologi. 15(2). 131–144.
Candraningrum, Dewi. (2014). Agama dan Status Perempuan sebagai Liyan:Jurnal Perempuan. 19(3). 223.
Dia, Puspitasari. (2017). Gerakan Perempuan Melawan Korporasi Tambang Studi Perspektif Gender Di Pegunungan Kendeng (Utara, Kecamatan Gunem,Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Komunikasi Massa. 6(2), 159.
Diniah, Hikmah. (2007) Gerwani Bukan PKI. Yogyakarta: Carasvati Books.
Farihah, Irzum (2013). Seksisme Perempuan Dalam Budaya Pop Media Indonesia. Jurnal
Djoeffan, S.H. (2011). Gerakan Feminime Di Indonesia: Tantangandan Strategi Mendatang. Mimbar, 283-300. Palastren. 6(1), 223.
Gill, Rosalind & Orgad, Sill. (2015). The confidence cult(ure). Australian: Feminist Studies.
Herawati, Ida. (2018). Seksisme Dalam Lagu Bojoku Galak Via Valen. Balai Bahasa Kalimantan Barat. 12(1), 113.
Hine, C. (2000) Virtual Ethnography. London: Sage Publications Ltd.
Kholil, Muhammad. (2016). Feminisme Dan Tinjauan Kritis Terhadap Konsep Gender Dalam Study Islam. Al-Ulum Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Ke Islaman, 14(1), 116-128.
Kozinets, R. V. (2009) Netnography: Doing Ethnographic Research Online. 1sted. London: Sage Publications Ltd.
Lukumari. (2013). Digitizing Race: Visual Cultures of the Internet. Minneapolis: University of Minnesota Press.
Mayasari,G, Luh. (2015). Identitas Budaya Orang Indonesia dalam Kota Virtual Jepang: Studi Etnografi Virtual Pengguna “Ameba Pigg”. Jurnal Komunikasi Indonesia. 4(1).
Millet, Kate. 1968. Sexual Politics. Granada Publishing. United Kingdom.
Mursidah. (2013). Gerakan Organisasi Perempuan Indonesia Dalam Bingkai Sejarah. Jurnal Kajian Gender. 7(2). Mustaqim, H. Abdul. (2008). Paradigma Tafsir Feminis, Membaca al- Qur’an dengan Optik Perempuan, Studi Pemikiran Riffat Hasan Tentang Isu Gender Dalam Islam. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Nasrullah, Rulli. (2017). Etnografi Virtual: Riset Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi di Internet. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nakamura, Lisa. (2014). Digitizing Race: Visual Cultures of the Internet. Minneapolis, MN: University of Minnesota Press.
Nimat, Magdalena. (2009). Gerakan Perempuan Indonesia 1950-1965 Studi Kasus Gerwani. Jurnal Analisa Sosiologi. 5(2), 154–166.
Putri, Eryta. (2013). Aplikasi Instagram sebagai Media Komunikasi. Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.
Rasita, Elliana. (2017). Peran Instagram Sebagai Media Sosial Penyebar Nilai Kesetaraan Gender bagi Perempuan Indonesia, Jurnal Komunikasi Massa, 2(2), 18-24.
Rubin, Gayle. (1975). Toward An Anthropology Of Woman. New York: Monthly Review Press.
Salama, Nadiatus. (2013). Seksisme Dalam Sains. Jurnal SAWWA. 5(2), 154–166.
Saparinah, Sadli. (2010). Berbeda Tapi Setara: Pemikiran Tentang Kajian Perempuan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Soedarwo, Vina S.D dan Tutik Sulistyowati. 2010. Sosiologi Gender. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sofranita, D. Beauty (2015). Pemikiran Dan Tindakan Tokoh Helen Dalam Feuchtgebiete Karya Charlotte Roche (Perspektif Feminisme Radikal- Libertarian). Jurnal Identitaet. 5(2).
Sujati, Budi. (2020). Gerakan Perempuan di Jawa. Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah. 2(2), 225-242.
Suparni, Niniek. (2009). Cyberspace Problematika & Antisipasi Pengaturannya. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.
Tong, R. Pytnam. (2004). Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminisme. Yogyakarta: Jalasutra.
Walter, Natasha. (2013). Living Dolls: The Return Of Sexism. UK:Virago.
Weiser, Banet (2018). Popular Feminism And Popular Misogyny. Durham and London: Duke University Press.
DOI: https://doi.org/10.24114/bdh.v4i1.30080
Article Metrics
Abstract view : 504 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright @2017 - 2024. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan