Tradisi Mandungoi Pada Upacara Adat Kematian Saur Matua Di Desa Pardomuan I Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

Payerli Pasaribu, Zanrison Naibaho, Nani Natasya Silalahi

Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan makna tradisi mandungoi pada upacara adat kematian saur matua pada etnik Batak Toba. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian bahwa tradisi mandungoi merupakan upacara adat kematian saur matua pada etnik Batak Toba yang menekankan pada upaya mengingatkan kembali yang dipesankan oleh orangtua semasa hidup kepada anak perempuannya. Prosesi pelaksanaan tradisi mandungoi dimulai diskusi dari keluarga inti sampai acara puncak pelaksanaan adat.  Pelaksanaan tradisi mandungoi melibatkan kerabat dalihan natolu yang menjadi unsur utama dan kerabat jauh yang memiliki hubungan pertalian darah.  Setiap prosesi adat yang memiliki makna yang menguatkan hubungan solidaritas keturunan yang sudah meniggal saur matua.

 

 

This study aims to describe the implementation and meaning of the mandungoi tradition at the saur matua death ceremony for the Toba Batak ethnic group. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive approach and data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The results of the study show that the mandungoi tradition is a traditional ceremony for the death of saur matua in the Toba Batak ethnic group which emphasizes reminding what parents have ordered during their lifetime for their daughters. The procession of carrying out the Mandungoi tradition begins with discussions from the nuclear family to the peak of the customary implementation. The implementation of the Mandungoi tradition involves Dalihan Natolu relatives who are the main elements and distant relatives who have blood ties. Every traditional procession that has a meaning that strengthens the solidarity relationship of descendants who have passed away saurmatua.

Keywords : Tradition, Ceremony of Death, Mandungoi, Saur Matua


Full Text:

PDF

References


Artha, Tri Artika. 2018. Makna Filosofi Boru Batak Boru Ni Raja Bagi Masyarakat Batak Toba (Studi Deskriptif Di Kampung Kristen Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.Skripsi.Medan:Universitas Negeri Medan.

Bungin, Burhan. 2011. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta. Penerbit PT. Raja Grafindo.

Calista,R.Aswati,H. 2020. Makna Pesan Dibalik Makna Adat Dalam Prosesi Perkawinan Adat Batak Toba Studi Semiotika : Makanan Adat Daging Babi Dan Ikan Mas. Jurnal Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Kramat Jati. 01(01).

Diana,T.2017. Makna Tari Tortor Dalam Upacara Adat Perkawinan Suku Batak Toba Desa Tangga Batu Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Online Mahasiswa .Universitas Riau. 04(01).1-14.

Moleong, Lexy. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Relly Monica. 2015. Upacara Kematian Saur Matua Batak Toba : Analisis Tradisi Lisan. Jurnal. Pasca sarjana Program Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. No2 Th 2015.

Spradley James P. 1980. Participan Observation. New York: Holt




DOI: https://doi.org/10.24114/bdh.v4i2.40773

Article Metrics

Abstract view : 593 times
PDF - 100 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright @2017 - 2024. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan