TRADISI PANJOPPUTAN SAAT MEMASUKI MASA PANEN PADI PADA MASYARAKAT DI DESA POLDUNG KECAMATAN AEK NATAS KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Sintauli Edlina Situmorang, Payerli Pasaribu

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pelaksanaa tradisi panjopputan, proses pelaksanaan tradisi panjopputan, simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi di Desa Poldung Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) dalam teknik observasi non partisipasi (non partisipan observer) dengan teknik observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi untuk menambah data yang relevan. Informan ditentukan dengan purposive sampling. Adapun yang menjadi informan dalam penelilitan ini adalah tiga orang penatua desa, tiga orang aparatur desa dan sembilan petani padi yang melakukan tradisi panjopputan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Latar belakang pelaksanaan tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi berasal dari mitos yang berkembang ditengah masyarakat akan janji seorang nenek untuk menjemput bulir-bulir padi miliknya setelah tamu nenek kembali kerumahnya masing-masing. (2) Proses pelaksanaan tradisi panjopputan dikenal dalam tiga tahapan yaitu mamulung (tahap persiapan), partumonaan (tahap pelaksanaan), dan marhobas (tahap akhir pelaksanaa) yang dilakukan satu hari di waktu pagi. Pelaksanaan tradisi panjopputan biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. (3) Simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam tradisi panjopputan  merupakan bentuk interaksi dan penghormatan kepada jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi, nenek moyang penguasa alam yang memiliki kekuatan atau makhluk lain yang menghuni lahan pertanian padi. Meskipun demikian penghormatan tertinggi tetap ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesimpulan menunjukkan bahwa tradisi panjopputan saat memasuki masa panen padi merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh petani padi di Desa Poldung. Tradisi panjopputan pada masyarakat petani padi di Desa Poldung mampu menjadi jembatan untuk menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat petani padi juga percaya bahwa tradisi panjopputan dapat mendatangkan keberkahan terhadap hasil panen.

 


Full Text:

PDF

References


Ariskunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Bakker, J.W.M,. 1984. Filsafat Kebudayaan Suatu Pengantar. Yogyakarta: KANISIUS .

Brutu, Lister, dkk. 1998. Tradisi dan Perubahan, Konteks Masyarakat Pakpak Dairi. Medan: Monora.

Danandjaja, James. 1989. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Jakarta: UI-Press.

Daryanto S.S. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesi Lengkap. Surabaya: Apollo.

Dove, R.Michael. 1988. Sistem Perladangan di Indonesia (Suatu studi kasus dari Kalimantan Barat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS.

Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa.Jogyakarta: Ombak.

Ihromi (ed). 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta :Gaung Persada.

Kodiran. 1999 dalam Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

---------. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

---------, dkk.2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Progres.

----------. 1993. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

----------. 2009. Pengantar Antropologi Edisi Revisi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Kumanto, Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Lang, A., 1909. The Making of Religion. London: Longmans Green, and Co.

Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Prasetya, Joko Tri, dkk. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Readfield, Robert. 1966. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta: Rajawali.

Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: FPS-IKIP Jakarta.

Simanjuntak, B.A,.2009. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi Pada Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Printis.

Simanjuntak, B.A,. dan Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakart: Rajawali Pers.

Soeprapto, H.R.Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik. Malang:m Averroes Press.

Ball, J.Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta: PT.Gramedia.

Yuliyani, Eka. 2010. Makna Tradisi Selamatan Petik Pari Sebagai Wujud Nilai-Nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang

Nasution. 2008. Upacara Adat Kenduri Sko (Studi deskriptif Di Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Masridanur. 2010. Upacara Mangan Ahai fallo (Upacara Panen Pada Masyarakat Simeulue (Studi Antropologi di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Khoironi, Ahmad. 2007. Tradisi Wiwitan Dalam Arus Modernisasi Petanian (Studi Atas Memudarnya Tradisi Wiwitan di Desa Sendangrej, Taju, Pati). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Al Hasani, M.M. dan Jatiningsih, Oksiana. 2014. Makna Simbolik Dalam Ritual Kawit Dan Wiwit Pada Masyarakat Pertanian Di Desa Ngasemlemahbang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 03 Nomor




DOI: https://doi.org/10.24114/bdh.v1i1.8555

Article Metrics

Abstract view : 2197 times
PDF - 803 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright @2017 - 2024. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan