TURUK LAGGAI PADA MASYARAKAT KEPULAUAN MENTAWAI
Abstract
Turuk laggai adalah tarian yang dimiliki masyarakat setempat. Tarian ini merupakan tradisi masyarkat Kepulauan Mentawai yang merupakan tari upacara pengobatan yang melibatkan sikerei (dukun). Jelas bahwa tujuan penelitian ini mendeskripsikan bagaimana asal-usul, fungsi dan bentuk penyajian baik itu waktu menyajikan, cara menyajikan, deskripsi gerak serta instrument musik pengiring Turuk Laggai pada masyarakat Kepulauan Mentawai.
Dalam pembahasan penelitian ini, digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian, seperti pengertian asal-usul, pengertian fungsi, dan pengertian bentuk penyajian.
Waktu penelitian yang digunakan untuk meneliti Turuk Laggai pada masyarakat Keplauan Mentawai dilakukan selama dua bulan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan Desember 2012. Tempat penelitian adalah Pulau Siberut di Kepulauan Mentawai. Populasi pada penelitian ini adalah tokoh-tokoh adat, ketua sanggar manai sikerei, narasumber dan masyarakat, sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi, yaitu 3 orang tokoh adat, 3 orang narasumber dan 2 orang pemusik. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pulau Siberut, Turuk Laggai muncul sekitar abad ke XVII. Tari ini merupakan cerita dari keseharian masyarakat Kepulauan Mentawai yang mayoritas pekerjaannya berburu sehingga gerakan tarinya meniru gerakan binatang-binatang. Fungsi dalam tari adalah sebagai upacara pengobatan. Bentuk penyajian dalam penelitian ini adalah waktu dan tempat penyajian. Turuk Laggai termasuk dalam tari kelompok, karena tarian ini ditarikan minimal 3 orang penari dimana ketiga orang ini adalah sikerei. Turuk laggai ditarikan pada saat upacara pengobatan yang dilakukan pada malam hari agar komunikasi antara sikerei dan roh gaib lebih mudah dilakukan. Namun penemuan baru yang penulis dapatkan bahwa Turuk Laggai dahulunya berfungsi sebagai tari upacara pengobatan, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi pengobatan, maka tarian ini berubah fungsi menjadi tari hiburan untuk masyarakat.
DOI: https://doi.org/10.24114/senitari.v1i2.871
Article Metrics
Abstract view : 12277 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2012 HANDAYANI DWI PUTRI Dwi Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.