Fungsi dan Makna Upacara Peringatan Hari Dewi Saraswati di Pura Agung Raksa Bhuana Medan
Abstract
Adapun tujuan dari penelitian kami ini, Untuk mengetahui urutan tata acara komponen-komponen dan fungsi dan makna upacara peringatan hari Dewi Saraswati bagi umat Hindu Bali di Kota Medan. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian Deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Polonia No. 216 tepatnya berada di pura Agung Raksa Bhuana sebagai pura satu-satunya yang ada di Kota Medan. urutan tata acara tahap pertama pemujaan dan untuk orang yang membagikannya tidak harus seseorang yang memimpin didalam upacara, bunga yang dibagikan tadi dimasukkan kedalam saku. yang dilakukan adalah memasukkan bunga dan menyan yang tadi dipakai dalam berdoa ke dalam pedupaan, komponen-komponennya yakni air, api, dan tanah. Fungsi Upacara Hari Raya Saraswati dilakukan sebagai persembahan terhadap Dewi Saraswati dewi pelindung dan pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Makna Ketiga komponen diatas melambangkan keberadaan tuhan, api sebagai dewa brahma, air sebagai symbol dewa wisnu, bunga sebagai simbol dewa siwa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustin, F. M. (n.d.). MAKNA SIMBOLIK DAN TATA CARA UPACARA HARI RAYA SARASWATI (STUDI KASUS PURA AGUNG TIRTA BHUANA BEKASI). Fu.
Anggraini, P. M. R. (2020). Keindahan Dewi Sri sebagai Dewi Kemakmuran dan Kesuburan di Bali. Jnanasiddhanta: Jurnal Teologi Hindu, 2(1), 21–30.
Bungin, B., & Moleong, L. J. A. (2007). Jenis dan Pendekatan Penelitian. Proses Kerja Kbl Dalam Menjalankan Program Corporate Social Responsibility Di PT. Pelindo 1 (Persero) Cabang Pekanbaru Untuk, 33.
Fadhilah, A. (2015). Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Hari Raya Saraswati di Bali. Universitas Komputer Indonesia.
Guba, L. dan. (1985). Naturalistic Inquiry. Sage Publication.
Indonesia, R. (2011). Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. In PT. Gramedia. PT. Gramedia.
Koentjaraningrat. (2005). Pengantar antropologi. Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, L. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta. UI Press.
Putra, I., & Santosa, D. B. (2020). Bade dalam Prosesi Ngaben Masyarakat Bali. BPNB Provinsi Bali.
Situmorang, S. (2004). Toba na sae: sejarah lembaga sosial politik abad XIII-XX. (No Title).
Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi. PT Tiara Wacana.
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cv Alfabeta.
Suharyanto, A. (2012). Makna Gondang dan Tort-tor dalam Upacara Ritual Parmalim Nasiak Bagi di Hutatinggi Laguboti Toba Samosir dalam Apresiasi Simbol dalam Seni Nusantara 1, 59-73, Bandung: CV. In Bitang Warli Artika.
Suharyanto, A., & Matondang, A. (2018). MAKNA UPACARA CHENG BENG PADA MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DI MEDAN. Prosiding Seminar Nasional Pakar, 21–26.
Suharyanto, A., Wijoyo, H., & Wibowo, A. (2021). Upacara “Puja Chautu” Dan “Yen Kung” Dalam Agama Buddha. Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen, Akuntansi), 4(1), 60–73.
Wiflihani, W., & Suharyanto, A. (2011). Upacara Sipaha Sada Pada Agama Parmalim Di Masyarakat Batak Toba Dalam Kajian Semiotika. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1).
Wulandari, C. (n.d.). Makna simbolik tata cara upacara hari raya pagerwesi di pura hindu amrta jati cinere depok. FU.
DOI: https://doi.org/10.24114/jas.v21i2.54480
Article Metrics
Abstract view : 52 timesPDF - 32 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Antropologi Sumatera
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. | Jurnal Antropologi SumateraISSN: 1963-7317 ( Printed ) ISSN: 2597-3878 (Electronic) Universitas Negeri Medan |