TRADISI MAIRIAK DI MANINJAU, KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT

Authors

  • Putri Amelia Sari Universitas Negeri Medan
  • Bakhrul Khair Amal Universitas Negeri Medan

DOI:

https://doi.org/10.24114/jas.v22i1.66739

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor penyebab memudarnya tradisi mariak. Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Batang kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui observasi secara langsung dan wawancara mendalam bersama masyarakat setempat. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan tahapan analisis Spradley. Hasil penelitian didapatkan bahwa Tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1980-an. Mairiak merupakan merontokkan padi dengan menggunakan kaki dengan dibantu dengan kedua tongkat pada masing-masing tangan. Tujuannya untuk meningkatkan silaturahmi dan mempertahankan budaya serta saling tolong menolong antar petani. di Minangkabau. Proses tradisi Mairiak ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Pra Mairiak merupakan tahap persiapan pemilik sawah untuk menjelang tradisi mairiak., 2) Mairiak, dan 3) Pasca Mairiak merupakan kegiatan yang dilakukan setelah proses mairiak. Tetapi sayangnya diera sekarang tradisi mairiak sangat menurun. Dikarenakan beberapa faktor yaitu sebagai berikut : 1. Perkembangan teknologi. 2. minimnya tenaga anak muda. 3. mata pencaharian dan budaya merantau, 4. Pendidikan.

Author Biographies

Putri Amelia Sari, Universitas Negeri Medan

Prodi Magister Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial

Bakhrul Khair Amal, Universitas Negeri Medan

Prodi Magister Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial

Published

2024-12-30