POLIGAMI DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Nurhanifah Nurhanifah, Gepeng Rambe, Abdi Ar-Ridho, Candra Candra

Abstract


Abstract: Polygamy In Communication Psychological Perspective. The purpose of this study is to discuss the psychology of communication in polygamous families, the research method is library research, the results of this study are: In the family, communication is the most important aspect, including polygamous families. Because communication is a tool that connects each other which produces the effect of the communication. Someone doing communication is caused by psychological factors, such as attitudes, tendencies, prejudices, and emotions. Of course, this psychological factor will determine the direction of a person's personality. The personality type of women who are polygamous is passive to accept reality. This is usually because they already have children and because there is still love for their husbands, there is hope for the husband to change and realize his mistakes. As for polygamous women who have the status of career women, apart from children, also because of emotional dependence on their husbands and their social role in society. They are ashamed to bear the title of widow in the midst of society's slanted view of widow status, thus causing them to persist in marriage even though they are polygamous.

 

Keywords: Polygamy, Psychology, Communication

 

 

Abstrak: Poligami Dalam Perspektif Psikologi Komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas mengenai psikologi komunikasi dalam keluarga yang berpoligami, matode penelitian ini yaitu library riset, hasil penelitian ini yaitu: Dalam keluarga, komunikasi merupakan suatu aspek yang paling penting termasuk keluarga poligami. Karena komunikasi merupakan suatu alat yang menghubungkan satu sama lain yang menghasilkan efek dari komunikasi tersebut. Seseorang melakukan komunikasi disebabkan dari faktor psikologis, seperti sikap, kecenderungan, prasangka, dan emosi. Tentu faktor psikologis ini akan menetukankan arah kepribadian seseorang. Adapun tipe kepribadian perempuan yang dipoligami adalah pasif menerima kenyataan. Hal ini biasanya dengan alasan karena sudah memiliki anak dan karena masih ada rasa cinta terhadap suami, ada harapan suami berubah dan menyadari kesalahan. Sedangkan bagi wanita yang dipoligami yang berstatus sebagai wanita karir selain karena faktor anak, juga karena adanya ketergantungan emosi terhadap suami dan peran sosialnya dalam masyarakat. Mereka malu menyandang predikat janda di tengah-tengah pandangan masyarakat yang miring tehadap status janda, sehingga menyebabkan mereka tetap bertahan dalam perkawinan meskipun dipoligami.

 

Kata Kunci: Poligami, Psikologi, Komunikasi


Keywords


Polygamy, Psychology, Communication

Full Text:

PDF

References


Daryanto, 2010. Ilmu komunikasi, Bandung: Satu Nusa.

Mulyana, Dedy . 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Cangara, Hafied. 1998. pengantar Ilmu komunikasi,Jakarta: PT Raja Grafindo.

Achdiat K, Mihardja.1997.Polemik Kebudayaan: pokok pikiran Takdir alisyahbana, Yogyakarta: Pustaka Jaya.

Friendly, 2002. Komunikasi dalam Keluarga, Jakarta: Family altar.

Mas’ud,Ibnu dan Zainal Abidin, 2007.Fiqh Madzhab Syafi’i, (Bandung : Pustaka Setia. Abdur Rahman I, Abdur . 1996. Perkawinan dalam Syariat Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ludlow, Ron. 1992. The Essence of Effective Communication, Fergus Panton : Prentice Hall.




DOI: https://doi.org/10.24114/jgk.v6i1.31917

Article Metrics

Abstract view : 743 times
PDF - 369 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 JGK (Jurnal Guru Kita)



This work is licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International