PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI TEKNOLOGI KONVERSI INDUSTRI BATUBARA RAMAH LINGKUNGAN
Abstract
Potensi batubara Sumatera Selatan, merupakan salah satu sumber daya alam yang dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan energi nasional. Sebesar 60% batubara Sumatera Selatan merupakan batubara peringkat rendah, tetapi memiliki keunggulan berupa kadar abu dan belerang untuk
digunakan pembakaran langsung pada PLTU. Jangka pendek, pengembangan industri batubara hanya untuk PLTU dan briket batubara. Sedangkan jangka panjang perlu dukungan pemerintah dalam pengembangan teknologi konversi batubara. Dengan analisis SWOT, diketahui bahwa kabupaten yang memiliki sumberdaya batubara terbesar sesuai urutannya Muara Enim, Musi Banyuasin, dan Lahat. Lokasi
pengembangan teknologi pencairan dan gasifikasi industri batubara yang potensial di Kabupaten MUBA, karena daerah tersebut termasuk kategori coastal site. Pemanfaatan batubara Sumatera Selatan memerlukan pengembangan teknologi konversi dari batubara menjadi briket, upgrading brown coal, minyak dan gas sintetis dari batubara, batubara cair. Proyeksi kapasitas teknologi batubara adalah untuk pembuatan briket batubara yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Peningkatan paling signifikat terjadi antara tahun 2005-2010 dan 2025. Briket batubara secara bertahap akan menggantikan peran bahan
bakar minyak, terutama minyak tanah.Teknologi pencairan batubara dan UBC diproyeksikan akan memberikan kontribusi dalam diversifikasi energi mulai tahun 2015. Sedangkan pengembangan batubara dengan teknologi liquifaksi pada tahun 2020.Teknologi upgradingmempunyai keunggulan dapat memanfaatkan batubara kualitas rendah yang selama ini tidak ditambang, dengan demikian peluang pemasaran batubara kualitas rendah setelah diproses upgrading brown coal akan terbuka luas untuk
memenuhi kebutuhan dari berbagai sektor pengguna. Teknologi pencairan dan gasifikasi batubara berdampak lingkungan yang jauh lebih rendah, berarti menunjang upaya pelestarian lingkungan dari pengembangan batubara.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dhebyshire; Frank J. (1988). Catalyst in Coal Liquefaction. New Director for Research, IEA
Coal Research, London.
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. (2004). Kebijakan
Batubara Nasional Tahun 2004 – 2005, Jakarta.
Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Provinsi Sumatera Selatan. (2005). Data dan
informasi Pertambangan dan Energi Sumatera Selatan, Palembang.
Hasmawaty. AR &Nina Paramyta. (2015). Meningkatkan Keanekaragaman Produk Batubara
Kualitas Rendah Untuk Energi listrik.Tekno, 12(1), 25-34.
Guo, C.S, Holdgate, S &Uhlher. (1998). New Upgrading Process for Low Rank Coal 8th
Australian Coal Science Conference Conference, S, Sydney, 7 – 9 D, 7 – 9 December.
Machmud Hasjim, Syarifuddin Ismail&Taufik Toha. (2003). Utilization Opportunity of South
Sumatra Low Rank Coal, The 4th International Conference and Exhibition on Coal
Tech 2003, Indonesia Coal Society.
Syarifuddin Ismail. (2004). Prospect of South Sumatra to Ex Sumatra to Export Electricity to
the Sout East Asia, The 5th International International Conference and Exhibition on
Coal Technology, Kuala Lumpur, Malaysia.
PTBA. (2005). Briket Batubara, Seminar dan Lokakarya teknologi Tepat Guna Tingkat
Provinsi Sumatera Selatan 2005, Palembang.
Rosihan Arsyad. (2002). The Implementation of Coal Liquefaction Technology: a New
Challenge for Investment Opportunity in South Sumatra, Seminar Teknologi Tepat
Pencairan Batubara, Jakarta.
Wimpy S. Tjetjep. (2005). Strategic Planning of Low Rank Coal Utilization in Indonesia,
Indonesian – Japan Joint Seminar on UBC Technology, Jakarta.
Article Metrics
Abstract view : 277 timesPDF - 155 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.