PENINDASAN PADA BURUH PEREMPUAN INDUSTRI DI KOTA MEDAN PERSFEKTIF SPIVAK
Abstract
Studi ini mengkaji penindasan buruh perempuan dari perspektif budaya patriaki. Dalam konteks ini dikaji diamnya buruh perempuan Industri disebabkan budaya patriarki dan ketimpangan gender, dan pengalamannya dalam memaknai penindasan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri yang ada di kota Medan, dengan metode kualitatif dan pendekatan etnografi feminis. Melalui metode ini diperoleh data dan informasi tentang pengalaman buruh perempuan yang mengalami penindasan. Hasil penelitian bahwa buruh perempuan mengalami penindasan disebabkan, pertama, budaya patriarki, meletakkan perempuan terdominasi dan tersubordi nasi dalam lingkup industri, struktur patriarki menempatkan laki-laki sebagai penguasa (dominan) di sektor industri. Bentuk patriarki yang dialami buruh perempuan di Industri Kota Medan adalah pelecehan seksual, perbedaan upah. Kedua, buruh perempuan mengalami penindasan disebabkan ketimpangan gender. Bentuk ketimpangan gender yang dialami seperti, tidak ada jaminan keselamatan saat bekerja, tidak mendapat tunjangan, tidak ada jenjang karir, status pekerjaan. Menurut Spivak perempuan yang mengalami penindasan di masyarakat tidak akan pernah mampu bersuara apalagi mendapatkan hak-hak sebagai warga negara pada masa kolonial. Penelitian ini menunjukan keadaan yang sedikit berbeda dengan teori Spivak, jika dalam penelitian Spivak perempuan India diam menerima penindasan yang dialami, perempuan buruh industri dapat bersuara atau menegosiasikan penindasan yang dialaminya.
Kata Kunci: penindasan, patriarki, ketimpangan gender, industri
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/ph.v2i2.9089
Article Metrics
Abstract view : 524 timesPDF - 627 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.