KURIKULUM 2013 YANG BERKARAKTER

Murni Eva Rumapea

Abstract


Dewasa ini perubahan kurikulum sangat mengutamakan pembentukan karakter, mengingat pada kenyataan menurunnya kwalitas hidup masyarakat baik dari segi moral, mental, terutama generasi muda. Untuk itu saat ini kurikulum pendidikam yang berkarakter diorientasikan untuk pembentukan karakter peserta didik. Perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa kurikulum yang berlaku harus dilakukan peningkatan dengan mengutamakan kebutuhan peserta didik. Guru sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut menjadi guru yang mampu meramu kurikulum 2013 secara tepat yaitu proses penilaian dan kompetensi mampu meningkatkan kompetensi siswa untuk menghasilkan lulusan mampu menghadapi tantangan global. Guru harus menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menjawab tantangan global, dan siswa harus bertanggungjawab dalam menuntut ilmu untuk membentuk pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 membentuk siswa melakukan pengamatan/observasi, bertanya dan bernalar terhadap ilmu yang diajarkan. Siswa diberi mata pelajaran berdasarkan tema yang terintegrasi agar memiliki pengetahuan untuk tentang lingkungan, kehidupan, dan memiliki pondasi pribadi tangguh  dalam kehidupan sosial serta kreativitas yang lebih baik. Pendidikan karakter mengatur tata kelakuan manusia pada aturan khusus, hukum, norma, adat kebiasaan dalam bidang kehidupan sosial manusia yang memiliki pengaruh sangat kuat pada sikap mental (mental attitude) manusia secara individu dalam  aktivitas hidup. Sikap mental sebagai unsur penggerak untuk kelakuan manusia, memberikan reaksi terhadap lingkungan alam, dan sosial. Perilaku manusia dapat dipengaruhi langsung oleh alam pikiran/jiwa manusia dalam menghadapi lingkungan.  Mentalitas manusia merupakan suatu nilai karakter yang berkembangkan dalam diri manusia secara perorangan dan dipedomani oleh struktur nilai yang mengakar dan melembaga dalam masyarakat. Misalnya satuan pendidikan, dalam satuan pendidikan terbentuk sistem nilai sebagai pedoman perilaku seluruh komunitas satuan pendidikan yang merupakan orientasi nilai (value orientation) komunitas satuan pendidikan dalam kehidupan satuan pendidikan dan diluar satuan pendidikan

Full Text:

PDF PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i2.1112

Article Metrics

Abstract view : 16207 times
PDF - 3172 times PDF - 5182 times

DOI (PDF): https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i2.1112.g871

DOI (PDF): https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i2.1112.g882

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License