KEMATANGAN EMOSIONAL TERHADAP SISWA DISIPLIN DI SEKOLAH
Abstract
Disiplin selalu berkaitan dengan segala peraturan-peraturan dan adanya unsur-unsur yang berhubungan dengan pengontrolan pada tingkah laku seseorang. Disiplin disekolah merupakan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib yang harus ditaati oleh semua siswa, guru dan personil sekolah lainnya. Tanpa adanya peraturan dan tata tertib yang berlaku disekolah siswa tidak mempunyai pedoman apa uyang dianggap baik dan buruk dalam tindakan atau perilakunya. Kematangan emosional pada siswa mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya dan tidak akan terpengaruh terhadap lingkungannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data berupa angket bertipe ya dan tidak. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas VIII SMPN 2 Tambun Selatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas. (2007). Diktat Instruktur Tingkat Lanjutan Guru Pembimbing SMA. Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidiakan Formal. Jakarta: Depdiknas.
Diastuti, D., Rangka, I. B., Prasetyaningtyas, W. E., & Renata, D. (2017). Hubungan Persepsi Dengan Motivasi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Konseling Perorangan. JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), 116- 124.
Isjoni. (2007). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru di SLTP Negeri Tenggarong Kalimantan Timur. Jurnal Kinerja Guru.Yogyakarta : Pascasarjana UNY.
Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. (Cetakan ke- 11). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Oktasari, M. (2017). Perceptions around teacher's social support with student achievement motivation. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1(2), 145- 150.
Sudrajat Ahmad. (2008). Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam Bimbingan Konseling. Sukardi, (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Santiasa, I Wayan. (2009). Metode Penelitian Pengembangan dan Pengembangan Modul.Universitas Pendidikan Ganesha
Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah dan dasar.
Rahmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saifudin Azwar . (1999). Penyusunan Skala Psikologi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sarwono, Sarlito. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi
Sugiyono Shaleh, Abdul Rahman. (2007). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Masdrasah (berbasis integrasi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.Yogyakarta:Media Abadi
DOI: https://doi.org/10.24114/konseling.v17i2.22076
Article Metrics
Abstract view : 979 timesPDF - 1784 times
Copyright (c) 2020 Dwinda Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.