Etnosains dalam Tradisi Ngambur-Ngamburi pada Etnik Karo di Desa Kutambaru Kabupaten Karo

Dedi Andriansyah, Marisa Dame Munthe, Juliana Astry Malau, Dwi Sabarita Barus

Abstract


Tradisi Ngambur-ngamburi merupakan tradisi yang terkait dengan sistem pertanian dan menjadi bagian dalam tradisi besar Kerja Tahun pada etnis Karo di Desa Kutambaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Karo. Tradisi Ngambur-ngamburi menjadi sebuah bentuk rasa syukur dan permohonan kepada leluhur agar hasil tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen melimpah yang sedang memasuki masa Nimpa Bunga Benih. Sebuah masa dalam sistem bercocok tanam yang dianggap sebagai fase riskan untuk berhasil panen atau gagal panen. Meskipun tradisi ini mengalami kontradiksi dalam pelaksanaanya, namun terdapat berbagai etnosains khas etnik Karo yang ada dalam setiap prosesinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara daring dan luring serta studi literatur yang bertujuan untuk mengetahui etnosains dari etnik Karo yang terdapat pada tradisi Ngambur-ngamburi dalam menjaga ekologi lingkungan pertanian. Penelitian juga menggunakan dua paradigma keilmuan yaitu Antropologi dan Biologi untuk mengeksplorasi Etnosains tersebut.

 

The Ngambur-ngamburi tradition is a tradition related to the agricultural system and is part of the great tradition of the Year's Work for the Karo ethnic group in Kutambaru Village, Munthe District, Karo Regency. The Ngambur-ngamburi tradition is a form of gratitude and a request to the ancestors so that the crops can grow well and produce abundant harvests that are entering the Nimpa Bunga Benih. A period in the farming system is considered a risky phase for successful harvesting or crop failure. Although these tradition experiences contradictions in its implementation, there are various ethnosciences typical of the Karo ethnic group that exist in each process. This research is qualitative research using the ethnographic method. Data collection techniques were carried out by participatory observation, online and offline interviews, and literature studies aimed at knowing the ethnoscience of the Karo ethnic group in the Ngambur-ngamburi tradition in maintaining the ecology of the agricultural environment. The research also uses two scientific paradigms, namely Anthropology and Biology to explore Ethnoscience.


Full Text:

PDF

References


Agus Bustanuddin. 2006. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Bangun Tridah. 2000. Manusia Batak Karo. Medan : Inti Idayu Press

Baiduri Ratih, 2020. Teori-teori Antropologi (Kebudayaan). Medan : Yayasan Kita Menulis.

Danandjaja James. 2015. Antropologi Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers

Geertz Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius

Nasution Fahrizal. 2010. Sejarah dan Budaya Karo. Jakarta : Mitra

Poerwanto Hari, (2010). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Persepektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Spradley James. 2017. Metode Etnografi. Yogyakarta : TWY

Laili Ni’mah Hidayatul, Taufiqurrachman Nasihun, Titiek Sumarawati. 2018. The Effect of Gandarusa Leaf Extract (Justicia gendarussa Burm F.) Administration on Estradiol Hormone Level and the Amount of Antral Ovarium Follicle on Female Mice. Journal of Medicine and Health Sains MEDICA. Vol. 9 No.2 Hal. 56-61

A.D.E Pitay, dkk. 2018. Uji Anti Bakteri Berbagai Macam Ekstrak Daun Gandarusa(Justicia Gendarussa Burm. F) Terhadap Bakteri Aeromonas Hidrophylla. Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana. Jurnal Akuatik, Maret 2018, Volume 1 Nomor 1 Hal. 11-17




DOI: https://doi.org/10.24114/bdh.v4i1.34950

Article Metrics

Abstract view : 551 times
PDF - 289 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright @2017 - 2024. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

slot gacor slot