EKSISTENSI TARI SERAMPANG DUA BELAS PADA SUKU MELAYU DI KAMPUNG JUANI KELURAHAN SIMPANG TIGA PEKAN, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Abstract
Artikel ini menjelaskan tentang eksistensi tari Serampang Dua Belas, pewarisan tari Serampang Dua Belas serta perubahan yang terjadi setelah masuknya tari modern di Kelurahan Simpang Tiga Pekan, Kabupaten Serdang Bedagai. Tari Serampang Dua Belas merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Tari Serampang Dua Belas memiliki gerakan yang gesit dengan tempo yang cepat. Tarian dengan gerakan tercepat yang terdiri dari 12 (dua belas) gerakan. Pewarisan nilai budaya melalui pertunjukan tari Serampang Dua Belas dapat semakin berkembang, maju dan eksistensinya tetap terjaga dari masa kemasa. Eksistensi tari Serampang Dua Belas dapat kita lihat dari aspek sosial budaya, pewarisan (enkulturasi) dan fungsi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Serampang Dua belas tetap eksis dan dijaga kelestariannya serta diwariskan (enkulturasi) melalui keluarga, sanggar dan festival. Walaupun banyak tari modern yang masuk dan menarik minat para generasi muda tidak membuat mereka melupakan dan mengabaikan tari Serampang Dua Belas. Namun perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah terhadap tari Serampang Dua Belas yang terlihat dari kurangnya fasilitas seperti sanggar, kostum tari dan pelatih profesional.
Full Text:
PDFReferences
Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Abror, Abdurrahman. 2009. Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya
Lokal Nusantara. Yogyakarta: LKiS.
Hadiwardoyo Purwa, 1990, Moral dan Masalahnya, Kanisius. Yogyakarta:Hajat, Abdul. 1987. Ensiklopedi Musik dan Tari Propinsi Daerah istimewa Aceh. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Hariyanto.1992. Lagu Pulau Sari dalam Konteks Tari Serampang Dua Belas. Medan.
Haviland, William.A.1985. Antropologi edisi keempat . Jakarta: Erlangga.
Hendopuspito, 1983, Sosiologi Agama, Jakarta: Kanisius.
Hendra, Purwanto, 2003, Teori-teori kebudayan. Yogyakarta: Paradigma
Heryanto, Ariel. Identitas dan Kenikmatan (Politik Budaya Layar Indonesia). Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia.
Ihromi, T.O 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Obor
Isjoni. 2007. Orang Melayu di Zaman yang Berubah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jacky. M. 2015. Sosiologi (Konsep, Teori, Metode). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Jenks, Chris. 2013. Culture Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Koenjaraningrat. 2009. Pengantar Imu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Narwoko, Suyanto. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.
Nazir. 2005. ‘Islam dan Budaya Melayu: Sinergi yang Mengukuhkan Keindonesiaan’ dalam Komarudin Hidayat Ahmad Gaus Af. (ed), Menjadi Indonesia: 13 Abad Eksistensi Islam di Bumi Nusantara. Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal dan Mizan.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar.
Satori. Korimah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Satria, Arif. 2015. Pengantar Sosiologi: Masyarakat Pesisir. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indnesia
Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PRENADA
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwardi MS, 2008. Dari Melayu ke Indonesia: Peranan Kebudayaan Melayu dalam Memperkokoh Identitas dan Jati Diri Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Takari, Djafar. 2014. Ronggeng dan Serampang Dua Belas (Dalam Kajian Ilmu Ilmu Seni). Medan: Usu Press.
Alviandi. 2016. KOMUNIKASI NONVERBAL TARIAN SERAMPANG DUA BELAS (Studi Semiotika Mengenai Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Serampang Dua Belas). Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan.
Sembing. 2010. Eksistensi pengobatan Tradidional Patah Tulang. UniversitasNegeri Medan. Skripsi Medan.
Yetno.2012. Eksistensi Seni Pertunjukkan Tradisional Kuda Lumping di desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa.Universitas Negeri Medan. Skripsi. Medan
WSI.“Tari Serampang XII perlu direvitalisasi”, Kompas, Selasa, 1 Juli 2008.
Suradi. 2016. Bentuk komunikasi dalam menjalankan proses enkulturasi budaya (Studi Pada Masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Pampang, Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal jurnal Ilmu Komunikasi FISIP UNMUL.
Sellyana, Lestari 2012. Eksistensi tari opak abang sebagai tari daerah kabupten kendal. UNNES JOURNAL.
DOI: https://doi.org/10.24114/bdh.v1i1.8558
Article Metrics
Abstract view : 5994 timesPDF - 735 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright @2017 - 2024. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan