MEUDIKEE ANGGOK PADA MASYARAKAT ACEH DI DAYAH DARUL HUDA DESA BAYI KECAMATAN TANAH LUAS LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA: KAJIAN NORMA

Ayu - Jauhari

Abstract


ABSTRACT

           

This study aims to describe meudikee anggok In Aceh Community In Dayah Darul Huda Bayi Village Sub District Lhoksukon Land of North Aceh Regency: Study of Norms. In this study using form theory from Humardani said that the form of physical form in dance is seen through the elements of its presentation form, meudikee anggok. Furthermore, the theory about norma by kansil which distinguished 5 kinds kaedah namely: religious norms, norms of decency, norms of decency, legal norms, moral norms. The study was conducted for two months, July to September. Research location in Bayi Village, Tanah Luas Lhoksukon Sub District, North Aceh District. The population of this study are community leaders and dayahs in Aceh Utara District and the samples are Dayah Darul Huda Bayi Village, aneuk dikee (dancer), radat (reader of poetry), Analysis of data research used is qualitative decriptive, data collection technique is done with observation, literature study, interviews, and documentation. Based on the data collected, it can be seen that the form of meudikee anggok.there are 7 kinds of motion that is kalam, saleum, istighfar, prophet's prayer, qasas, noble proph meudikee anggok.et and prayer, musical accompaniment there are 7 poems of poetry in berzanji, floor pattern there are 7 follow from poetry, makeup in meudikee anggok not used, wear clothes such as clothes during shalat koko clothes, caps, and sarongs. Meudikee anggok is a dhikr activity with nodding head aimed as entertainment to ask for blessing on birthday of Prophet Muhammad SAW. The norm in meudikee anggok seen in the Norms of Religion and Norms of Courtesy can be seen in the form of motion which has the restrictions of motion which at the time of moving should not be too excessive because it will eliminate the solemnity in the movement as set in the teachings of Islam. The morality norm is the attitude and behavior of the community when preparing for the event to welcome the birth of Prophet Muhammad SAW. Legal norms seen from the implementation of which is set by the government and society that is in the implementation of meudikee anggok.required on the moon on the 12th of Rabiul Awal, because if not implemented moon moon then it can not be implemented anymore. The Moral Norm from this function of tradition is as a religious syiar, which instills moral values to the people, and also explains how to do good.


Keywords
: Meudikee Anggok and Norma.

   

 


ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Meudikee Anggok di Komunitas Aceh Di Desa Dayah Darul Huda Bayi Kecamatan Lhoksukon Tanah Kabupaten Aceh Utara: Studi Norma. Dalam penelitian ini menggunakan teori bentuk dari Humardani mengatakan bahwa bentuk bentuk fisik dalam tarian dilihat melalui unsur-unsur bentuk presentasinya, Meudikee Anggok. Selanjutnya, teori tentang norma oleh kansil yang membedakan 5 macam kaedah yaitu: norma agama, norma kesusilaan, norma kesusilaan, norma hukum, norma moral. Penelitian dilakukan selama dua bulan, Juli hingga September. Lokasi penelitian di Desa Bayi, Kecamatan Tanah Luas Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara. Populasi penelitian ini adalah tokoh masyarakat dan dayah di Kabupaten Aceh Utara dan sampelnya adalah Desa Dayah Darul Huda Bayi, aneuk dikee (penari), radat (pembaca puisi), Analisis data penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data adalah dilakukan dengan observasi, studi literatur, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat dilihat bahwa bentuk meudikee anggok ada 7 macam gerak yaitu kalam, saleum, istighfar, do’a Nabi, qasas, Nabi dan do’a mulia, iringan musik ada 7 puisi puisi di berzanji , motif lantai ada 7 tindak lanjut dari puisi, rias di meudikee anggok tidak dipakai, pakai baju seperti baju shalat selama baju koko, topi, dan sarung. Meudikee anggok adalah kegiatan dzikir dengan anggukan kepala yang bertujuan sebagai hiburan untuk meminta berkah pada hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW. Norma dalam meudikee anggok yang terlihat dalam norma agama dan norma sopan santun dapat dilihat dalam bentuk gerak yang memiliki batasan gerak yang pada saat bergerak tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menghilangkan kesungguhan dalam pergerakan karena diatur dalam ajaran Islam. Norma moralitas adalah sikap dan perilaku masyarakat ketika mempersiapkan acara untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Norma-norma hukum dilihat dari implementasi yang diatur oleh pemerintah dan masyarakat yaitu dalam implementasi meudikee anggok diperlukan pada bulan ke-12 Rabiul Awal, karena jika bulan moon tidak dilaksanakan maka tidak dapat dilaksanakan lagi. Norma moral dari fungsi tradisi ini adalah sebagai syiar agama, yang menanamkan nilai-nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan bagaimana berbuat baik.

 

Kata Kunci: Meudikee Anggok dan Norma.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/senitari.v8i2.14976

Article Metrics

Abstract view : 130 times
PDF - 168 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Ayu - Jauhari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.