BASOSOH: KOMPOSISI MUSIK ALEATORIC DALAM FORMAT ORKESTRA FLUXUS

Hadi Suhendra, Martarosa Martarosa, Asep Saepul Haris

Abstract


Abstrak

Basosoh merupakan karya seni bunyi yang terinspirasi dari fenomena ritual Tabuik di Pariaman Sumatra Barat. Basosoh merupakan kata sifat yang frontal, biasanya diungkapkan dengan berbagai media seperti permainan musik, mengguncang atau mengarak benda seperti Tabuik dengan meneriakan kata Sosoh. Seiring berkembangnya teknologi, Tabuik di tengah-tengah masyarakat telah terkontaminasi oleh desakan otonomi daerah, desakan pariwisata dan otoriter pemerintah yang lebih menggairahkan untuk menunjang sektor kepariwisataan. Posisi dan tujuan untuk pariwisata telah menjadikan Tabuik berubah dari ‘ritual’ menjadi sekuler. Adanya sekularitas masyarakat secara sadar menyadari perubahan (transformasi) terhadap nilai, fungsi dan makna dalam ritual Tabuik. Berlatar belakang dari transformasi ritual Tabuik, pengkarya terinspirasi untuk menciptakan sebuah karya musik Aleatoric dengan memakai teknik komposisi avant garde serta teknik tradisional musik Barat seperti Canon, imitasi, repetisi dan sekuen. Metode penciptaan dilakukan dengan beberapa pengelompokan kerja: Metode Pengembangan Konsep (Observasi, Wawancara, Pengumpulan Data, dan Perumusan Konsep); dan Metode Mewujudkan Konsep (Eksplorasi, Eksperimentasi, dan Aplikasi). Dalam penggambaran ekspresi zeitgeist ritual Tabuik, karya komposisi musik ini dibuat dalam bentuk tiga bagian berbeda, yang masing-masing diberi judul: Ago, Oyak dan Sosoh. Selanjutnya karya komposisi ini disajikan dengan harapan agar mengetahui, menyadari dan mengkritisi peristiwa budaya masyarakat Pariaman serta memberi tawaran musik baru dalam setiap prosesi upacara Tabuik.

 

          Kata Kunci: Basosoh,Tabuik, Aleatoric, Orkestra, Fluxus.

 

Abstract

Basosoh is a sound artwork inspired by the phenomenon of Tabuik ritual in Pariaman, West Sumatra. Basosoh is a frontal adjective, usually with various media such as music games, shaking or parading objects like Tabuik by shouting Sosoh. Along with the development of technology, Tabuik in the midst of the community has been contaminated by the insistence of regional autonomy, the pressure of the government and the authoritarian government which is more exciting to support the tourism sector. The position and purpose to make Tabuik change from 'ritual' to secular. The existence of society's secularity, especially towards changes (changes) in values, functions and meanings in the Tabuik ritual. Set from a change in ritual of Tabuik, a visual masterpiece to create an Aleatoric music by using avant garde techniques and traditional music techniques such as Canon, imitation, repetition and sequences. The method is done with several work groupings: Observation Method, Interview, Data Collection, and Concept Formulation); and Conceptualizing Methods (Exploration, Experimentation, and Applications). In describing the zeitgeist Tabuik ritual expressions, this musical composition work is made in the form of three different parts, each of which is entitled: Ago, Oyak and Sosoh. Furthermore, these tasks are carried out in ways to find out, and criticize Pariaman cultural events and provide new tasks in each Tabuik ceremony procession.

 

Keywords: basosoh, tabuik, aleatorik, orchestra, fluxus.

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/gr.v7i2.11032

Article Metrics

Abstract view : 332 times
PDF - 423 times

Copyright (c) 2018 Hadi Suhendra, Martarosa Martarosa, Asep Saepul Haris

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id

Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License