MAKNA SIMBOLIK TORTOR TOPING HUDA-HUDA DALAM UPACARA ADAT SAYURMATUA PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

Suci Rahmadani, Erlinda Erlinda

Abstract


Abstrak

Tortor toping huda-huda adalah pemberian penghormatan kepada orang tua yang telah meninggal, yang merupakan suatu bentuk kesenian tradisi yang secara turun temurun diwarisi oleh masyarakat Simalungun untuk memenuhi kebutuhan upacara adat sayurmatua. Upacara adat sayurmatua adalah ritual upacara kematian, dimana sayurmatua merupakan orang tua yang sudah lanjut usia meninggal dunia, yang mana orang tua tersebut sudah memiliki cucu dari anak laki-laki dan anak perempuannya. Upacara adat sayurmatua terdapat 2 pembagian acara yaitu mandingguri dan manggiligi. Tortor toping huda-huda ditampilkan dalam acara mandingguri. Dalam pelaksanaan upacara adat sayurmatua terdapat beberapa acara kemudian terdapat musik dan tari di dalamnya yaitu gonrang sipitu-pitu, , tortor manggiligi, dan tortor toping huda-huda. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap makna yang terkandung pada tortor toping huda-huda dan pelaksanaan tortor toping huda-huda dalam upacara adat sayurmatua di Simalungun Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati upacara adat sayurmatua,  khususnya pertunjukan tortor toping huda-huda yang terkait dengan upacara, kemudian didukung oleh dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori Semiotika oleh Ferdinand De Sausurre.

Kata Kunci: upacara, sayurmatua, tortor toping.

Abstract

Tortor toping huda-huda is giving respect to deceased parents, which is a form of traditional art that has been inherited from the Simalungun community for the needs of the adat vegetable ceremony. The sayurmatua traditional ceremony is a ritual death ceremony, where sayurmatua is an elderly parent who has passed away, in which the parents already have grandchildren from their sons and daughters. There are 2 adat divisions of the sayurmatua ceremony, namely the mandingguri and mujukigi. Tortor toping huda is displayed in the mandingguri program. In the implementation of the sayurmatua traditional ceremony there are several events then there are music and dance in it, namely gonrang sipitu-pitu, tortor manggiligi, and tortor toping huda-huda. The purpose of this study was to reveal the meaning contained in tortor toping huda-huda and the implementation of tortor toping huda-huda at the sayurmatua traditional ceremony in Simalungun, North Sumatra. The method used is a qualitative method, data collection is carried out through observation and observing the vegetablematua traditional ceremony, especially the tortor toping huda-huda performance related to the ceremony, then supported by audio and visual documentation and interviews with a number of traditional leaders and the community. This study was analyzed by Semiotic theory by Ferdinand De Sausurre.

Keywords: ceremony, sayurmatua, tortor toping.

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.12786

Article Metrics

Abstract view : 348 times
PDF - 1700 times

Copyright (c) 2019 Suci Rahmadani, Erlinda Erlinda

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id

Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License