PEWARNAAN ALAM BATIK STUDI KASUS DI RUMAH BATIK SAMPAN PESONA MINANG DESA SUNGAI KASAI KOTA PARIAMAN
Abstract
The re-emergence of sampan batik with natural dyes as a substitute for synthetic dyes that are not environmentally friendly encourages this research. In 1946, the first batik company in the Sampan area, Padang Pariaman Regency was called Batik Sampan. The aim of the research is to describe the natural materials used, the process of making natural dye extracts and the natural coloring process. Qualitative descriptive research uses primary and secondary data. The 5 owners and craftsmen of the Sampan Pesona Minang Batik House were used as informants. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis techniques namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The research results used were 3 natural materials, namely gambier bark, tingi bark and jengkol bark using a mixture of alum mordant, soda ash, rinso with tunjung fixator and whiting. The process for making extracts from the three natural ingredients is the same, namely by boiling using a vlot of 1:12 (1 kg of gambier is boiled in 12 liters of water until it reduces to its initial volume), vlot 1:8 (1 kg of jengkol bark is boiled in 8 liters of water until the initial volume decreases), vlot 1:3 (1 kg of jengkol bark is boiled in 3 liters of water until the initial volume decreases), then filtered and left for a day before use. Dyeing process (1) 300 grams of cloth dipped in 12 liters of water, (2) mordanting with a mixture of 20 grams of alum + 25 grams of soda ash + 10 grams of rinso per 12 liters of water for 30 minutes, (3) dyeing 300 grams of cloth/5 liters Natural dye extract was carried out 4 times, (4) fixation with 830 grams of tunjung/5 liters of water or 1,670 grams of whiting/5 liters of water, (5) dilorod batik with 25 grams of soda ash/12 liters of water.
Keywords: dyeing, natural dye extract.
Abstrak
Munculnya kembali batik sampan dengan pewarnaan alam sebagai pengganti pewarnaan sintetis yang tidak ramah lingkungan mendorong penelitian ini. Tahun 1946, perusahaan batik pertama di daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman bernama Batik Sampan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bahan alam yang digunakan, proses pembuatan ekstrak warna alam dan proses pewarnaan alam. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data primer dan sekunder. Pemilik dan pengrajin Rumah Batik Sampan Pesona Minang berjumlah 5 orang dijadikan informan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ada 3 bahan alam yang digunakan yaitu gambir, kulit kayu tingi dan kulit jengkol menggunakan mordan campuran tawas, soda ash, rinso dengan fiksator tunjung dan kapur sirih. Proses pembuatan ekstrak ketiga bahan alam sama, yaitu dengan cara direbus menggunakan vlot 1:12 (1 kg gambir direbus dengan 12 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:8 (1 kg kulit kayu tingi direbus dengan 8 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:3 (1 kg kulit jengkol direbus dengan 3 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), kemudian disaring dan didiamkan sehari sebelum digunakan. Proses pewarnaan (1) kain 300 gram dicelup ke dalam 12 air, (2) mordanting dengan campuran 20 gram tawas + 25 gram soda ash + 10 gram rinso per 12 liter air selama 30 menit, (3) pencelupan 300 gram kain/5 liter ekstrak pewarna alam dilakukan sebanyak 4 kali, (4) fiksasi dengan 830 gram tunjung/5 liter air atau 1.670 gram kapur sirih/5 liter air, (5) batik dilorod dengan 25 gram soda ash/ 12 liter air.
Kata Kunci: ekstrak pewarna alam, pencelupan.
Authors:
Ovi Muara Hafizah : Universitas Negeri Padang
Sri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang
References:
Andika, D. (2023), “Bahan Alam Pewarna Batik”. Hasil Wawancara Pribadi: 26 Juli 2023, Rumah Batik Sampan Pesona Minang.
Berlin, S. W., & Riza Linda, M. (2017). Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Pewarna Alami Oleh Suku Dayak Bidayuh Di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Jurnal Protobiont, 6(3).
Derisa, D., Efi, A., & Adriani, A. (2012). Pengaruh Garam terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera dengan Ekstrak Kulit Pohon Mahoni. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).
Dullah, Santosa. 2002. Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi.
Hanifati, I., Novrita, S. Z., & Yusmerita, Y. (2023). Teknik Pembuatan Ekstrak Warna Alam dari Tumbuhan dan Limbah Pasar (Studi Kasus di Rumah Batik Tarancak Kota Solok). Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 1370-1376.
Herwandi, Lindayanti, Dosen FIB Unand, and Batik di Pariaman. "Industri Batik di Sumatera Barat (PerspektifSejarah): Kebutuhan Pasar Besar Namun Kemampuan Produksi Kecil1."
Isfi, Y. P., & Novrita, S. Z. (2021). Proses Pewarnaan Anyaman Mansiang di Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 559-364.
Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.
Kwartiningsih, E., Setyawardhani, D. A., Wilyanto, A., & Triyono, A. (2009). Zat pewarna alami tekstil dari kulit buah manggis. Ekuilibrium, 8(1), 41-47.
Maryami, I., Ernawati, E., & Adriani, A. (2012). Studi Tentang Kain Pelangi Studi Kasus di Industri Salsabillah Collection Palembang. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).
Pujilestari, T. (2014). Pengaruh ekstraksi zat warna alam dan fiksasi terhadap ketahanan luntur warna pada kain batik katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(1), 31-40.
Putri, E. H., & Midawati, M. (2020). Sejarah Batik Tanah liek dan Pekerjaan Perempuan Perajin Batik di Kabupaten Dharmasraya. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(1), 13.
Rahmi, E., & Novrita, S. Z. (2021). RESEP DAN TEKNIK PEMBUATAN EKSTRAK PEWARNAAN ALAM BATIK INDRAGIRI HULU INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(3), 104-108.
Siallagan, N. R., Misgiya, M., & Azis, A. C. K. (2020). Analisis Souvenir Di Langgam Batik & Souvenir Tembung Berbahan Kain Perca Ulos. MAVIS: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 2(2), 36-46.
Ulum, I. (2009). Batik dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Bestari, (42), 241635.
Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 Nomor 1, Juni 2011, hlm. 15-27. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Yuliana, E., & Adriani, A. (2022). Studi Tentang Pewarnaan Alam Batik Studi Kasus di Rumah Batik Krinok Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Muara Bungo Jambi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 178- 184.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/gr.v12i2.49960
Article Metrics
Abstract view : 105 timesPDF - 68 times
Copyright (c) 2023 Ovi Muara Hafizah, Sri Zulfia Novrita
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License