FUNGSI MOTIF GURDA PADA BATIK YOGYAKARTA
Abstract
Batik has various decorative patterns in its motifs, in batik in Yogyakarta you often see the gurda motif combined with other motifs. The gurda motif is used as a form of reflection of Indonesian culture. This article reviews the gurda motif in terms of function in batik in Yogyakarta. The method used is a descriptive qualitative method with an aesthetic and social approach to understand the form and function of the gurda motif. Apart from that, the aesthetic approach helps in dissecting the function of the gurda motif towards values and paying attention to the current scope of society. To dissect the gurda motif using Edmund Burke Felman's theory in understanding its function. By using Felman's theory, three functions were found, namely spiritual function, social function and industrial commodity function. Through this article, it will result in a change in function from sacred to a form of social strata which will turn into an industrial commodity which is ultimately used as a mass item. Apart from this, we can see a comprehensive change in the significance of the gurda motif in the spiritual realm, which aims to clarify its contemporary function.
Keywords: batik, gurda, motif, Yogyakarta
Abstrak
Batik memiliki berbagai raham hias pada motifnya, pada batik yang ada di Yogyakarta sering kali dilihat motif gurda yang dikombinasikan dengan motif lain. Motif gurda digunakan sebaga bentuk refleski budaya bangsa Indonesia. Tulisan ini mengulas mengenai motif gurda dari segi fungsi pada batik di Yogyakarta. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan estetika dan sosial untuk dapat memahami bentuk dan fungsi dari bentuk motif gurda tersebut. Selain itu dengan pendekatan estetika membantu dalam membedah fungsi yang terdapat pada motif gurda terhadap nilai-nilai dan memperhatikan lingkup masyarakat pada saat ini. Untuk membedah mengenai motif gurda dengan menggunakan teori Edmund Burke Felman dalam memahami fungsinya. Dengan menggunakan teori dari Felman ditemukan tiga fungsi yaitu fungsi sebagai spiritual, fungsi sosial, dan fungsi sebagai komoditas industri. Melalui tulisan ini menghasilkan adanya perubahan fungsi dari sakral hingga sebagai bentuk strata sosial yang akan berubahan mejadi barang komoditas industri yang akhirnya digunakan sebagai barang masal. Selain hal tersebut dapat dilihat adanya perubahan komprehensif terhadap signifikansi motif gurda dalam ranah spiritual, yang bertujuan untuk memperjelas fungsi kontemporernya.
Kata Kunci:batik, gurda, motif, Yogyakarta
Author:
Septianti : ISI Yogyakarta
References
Atmojo, W. T. (2011). Barong dan Garuda dari Sakral ke Profan. Yogyakarta: Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Cahya, H. E. (2018). Partisipasi Masyarakat, Kegiatan Pendidikan Membatik, Pelestarian Budaya Lokal Membatik Di Dusun Semin. Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol., 7(2), 120–130.
Falahi, Y., & Hermawan, H. (2023). Konsumerisme Pada Batik Dalam Perspektif Identitas, Komoditas, dan Gayat Hidup. Katarupa, 1 No.1(Vol. 1 No. 1 (2023): Katarupa Volume 1 no 1 2023), 11–20. Retrieved from https://journals.itb.ac.id/index.php/katarupa/article/view/21067
Feldman, E. B. (1991). Art As Image And Idea (Sp Gustami). Yogyakarta: Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Harmoko. (1996). Indonesia Indah Buku ke-8 " Batik. Jakarta: TMII.
Jesper, J. E., & Pirngadie, M. (2017). Batik: Seni Kerajinan Pribumi di Hindia Belanda. Yogyakarta: DEKRANAS.
Kawindrasusanta, K. (1981). Mengenai Seni Batik di Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan Batik.
Murtihadi, & Mukminatun. (1979). Pengetahuan Teknologi Batik. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Novrita, S. Z., & Pratiwi, M. (2022). Makna Motif Batik Di Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(2), 628. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39652
Santana, S. (2007). Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: OBOR.
Septianti. (2019). Gurda Pada Batik Larangan Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Septianti. (2020). Kajian Bentuk, Fungsi, Dan Makna Simbolik Motif Gurda Pada Batik Larangan Yogyakarta. INVENSI (Jurnal Penciptaan Dan Pengkajian Seni), 5(1), 65–80. https://doi.org/10.24821/invensi.v1i1.4125
Suwito, S. Y., Marwito, T., Damami, Riswinarno, & Gupta, D. (2010). Nilai Budaya dan Filosofi Upacara Sekaten di Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta.
Suyanto, A. N. (2002). Sejarah Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Rumah Penerbit Merapi.
Trixie, A. A. (2017). Filosofi Motif Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia. Paradigma, 19(2), 127–130.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/gr.v13i01.60214
Article Metrics
Abstract view : 50 timesPDF - 36 times
Copyright (c) 2024 Septianti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License