Pemanfaatan Kayu Sonokeling Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bars Xylophone
DOI:
https://doi.org/10.24114/grenek.v10i2.29014Keywords:
Sonokeling, bars XylophoneAbstract
Xylophone adalah salah satu instrumen musik perkusi yang digunakan dalam proses belajar mengajar praktik di Jurusan Musik ISI Yogyakarta, instrumen musik ini biasa digunakan pada Mata Kuliah Instrumen Mayor/Solois, Mata Kuliah Ansambel maupun Mata Kuliah Orkes. Selain digunakan sebagai instrumen perkuliahan, Xylophone juga digunakan dalam kegiatan Drum Band dan Marching Band. Pada umumnya nada-nada Xylophone terdiri dari nada F3 sampai nada C7 dengan jumlah bars 44 buah. Penalaan nada atau penyelarasan bunyi Xylophone produksi pabrik adalah nada A4 pada frekwensi 442 Hz. Pembuatan bars yang dilakukan oleh produsen Xylophone komersil/merk pabrik, menggunakan bahan baku kayu Honduran Rosewood. Dengan mengetahui bahwa di Indonesia memiliki kayu jenis rosewood yang dikenal dengan nama kayu sonokeling atau Indian Rosewood, maka diperlukannya tindakan pemanfaatan kayu sonokeling sebagai alternatif kayu dalam pembuatan bars Xylophone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan kayu sonokeling jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan bars Xylophone, yaitu mengetahui cara penalaan atau penyelarasan nada bars Xylophone berbahan baku kayu sonokeling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti yang melakukan pembuatan bars Xylophone dan narasumber dari praktisi perkusi yang berdomisili di Yogyakarta. Analisis data memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang dari penelitian ini adalah menghasilkan produk bars Xylophone menggunakan bahan baku kayu sonokeling yang nadanya bisa dilaraskan sesuai dengan nada-nada Xylophone yaitu nada F3 sampai dengan nada C7 seperti Xylophone produk komersil, juga menghasilkan produk bars Xylophone yang harganya lebih murah dari pada harga Xylophone produk komersil.References
Aramaki, M., Baillères, H., Brancheriau, L., Kronland-Martinet, R., & Ystad, S. (2007). Sound quality assessment of wood for xylophone bars. The Journal of the Acoustical Society of America, 121(4), 2407“2420. https://doi.org/10.1121/1.2697154
Blatter, A. (1980). Instrumentation/Orchestration (10th ed.). Collier Macmiollan Publisher.
Brancheriau, L., Baillères, H., Détienne, P., Gril, J., & Kronland, R. (2006). Key signal and wood anatomy parameters related to the acoustic quality of wood for xylophone-type percussion instruments. Journal of Wood Science, 52(3), 270“273. https://doi.org/10.1007/s10086-005-0755-2
Djuha, S. M. (2008). Kajian Pemanfaatan Kayu Nangka, Duren, Agathis, Sungkai Dan Sonokeling Sebagai Bahan Baku Gitar Elektrik. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Hardianto, S. B. (2012). Analisis Dan Pembuatan Alat Musik Xylophone Untuk Anak- Anak Berbasis Multimedia. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom Yogyakarta.
Santosa, B. (1999). Diktat Kuliah Akustik Musik & Organologi. Jurusan Musik ISI Yogyakarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Alfabeta.
Surahkmad, W. (2008). Pengantar Penelitian Ilmiah Metode dan Teknik. Tarsito.
Internet : https://id.yamaha.com/id/products/musical_instruments/percussion/xylophones/yx-500r_f/specs.html#product-tabs
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Bakhrudin Latif

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors published with the Grenek: Jurnal Seni Musik agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)