Hibridisasi Pada Musik Keroncong dalam Lagu Gasiang Tangkurak oleh Grup Buana Lestari Sawahlunto

Ade Febri Yulfita, Asril Asril

Abstract


Lagu Gasiang Tangkurak diciptakan oleh Sahrul Tarun Yusuf yang menceritakan tentang seorang pria yang ditolak cintanya oleh seorang wanita, lalu sang pria mengguna-gunai si wanita menggunakan Gasiang Tangkurak. Salah satu orkes keroncong yang ada di Sawahlunto adalah Orkes keroncong Buana Lestari. Sebelum lagu pop Minang Gasiang Tangkurak diaransemen oleh Orkes Keroncong Buana Lestari menjadi musik keroncong, lagu pop Minang itu sudah berbentuk musik hibrid antara budaya lokal dan global. Aransemen musik aslinya menggunakan instrument musik modern dan menggunakan nada diatonis. Musik keroncong juga merupakan musik hibrid, maka kedua genre musik tersebut telah mengadaptasi musik secara global mengikuti scale diatonis Barat. Konsep aransemen musik yang dilakukan oleh Orkes Keroncong Buana Lestari dalam lagu Gasiang Tangkurak ke dalam bentuk keroncong, dengan memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan unsur-unsur musik tradisi Minang lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat proses hibridisasi pada musik keroncong Orkes Keroncong Buana Lestari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penyajian data bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hibridisasi dan ambivalensi dalam aransemen lagu Gasiang Tangkurak yang terjadi pembauran antara musik pop, keroncong, dan tradisi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan pengkarya seniman.


Keywords


Hibridisasi, Pop Minang, Globalisasi, Orkes Keroncong Buana Lestari

Full Text:

PDF

References


Ashcroft, B, Gareth Geiffith, dan Helen Tiffin. (2007). Post-colonial Studies: The Key Concepts Second Edition. New York-London: Routledge Taylor & Francis e-Library.

Barendregt, Bart, Peter Keppy, Henk Schulte Nordholt. (2017). Popular Music in Southeast Asia. Amsterdam University Press B.V., Amsterdam.

Budaya, A. (2012). Alat Musik Tiup: Bansi Dalam Ritual Penyadapan Enau di Nagari Saruaso Minangkabau. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 14(1). https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/166

Budiawan. (2010). AMBIVALENSI post-kolonialisme membedah musik sampai agama di Indonesia. Jalasutra.

Chris Barker dan Emma A. Jane. (2016). Kajian Budaya Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.

Ganap, Victor. (2020). Krontjong Toegoe Asal-usul Musik Keroncong. Jakarta: Penerbit Kompas Buku.

Guzman, K. C., & Oktarina, N. (2018). Strategi komunikasi eksternal untuk menunjang citra lembaga. Economic Education Analysis Journal, 7(1), 301-315. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/22882

Huddart, David. 2006. Homi K. Bhabha Routledge Critical Thinkers. Taylor & Francis Group is the Academic Division of T&F Informa plc.

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Postkolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nashshar, M. Fajar. 2011. Musik Keroncong. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Pamungkas, Bian. (2017). Hibriditas Lagu-lagu Ranah Rasta pada group musik Ranah Rasta di Sumatera Barat. Tesis. Sumatera Barat: Jurusan Penciptaan dan Pengkajian Seni. Pascasarjana ISI Padangpanjang.

Pangabean, Ance Juliet. (2022). Komposisi musik ‘Sampaniara’ Karya Amir Pasaribu dalam Perspektif Musik Modern Indonesia: Unsur Pentatonik dan Elemen Harmoni Tonal. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 2. Desember 2022: 2. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i2.39256

Prasetya, Hanggar Budi. (2013). Meneliti Seni Pertunjukan. Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Purnomo, Try Wahyu. (2021). Analisis Lagu Mudiak Arau Dalam Pertunjukan Talempong PAcik Ikua Parik Kanagarian Limbanang. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 10 No.1. Juni 2021: 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v10i1.24891

Robert J. C. Young. (1995). Colonial Desire Hibridity in Theory, Culture and Race. Routledge, New York.

Sinaga, Osberth. (2022). Manajemen Pertunjukan Seni Tradisional Berbasis Keragaman Budaya dan Kearifan lokal Sumatera Utara. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 1, Juni 2022: 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.35117




DOI: https://doi.org/10.24114/grenek.v12i2.49389

Article Metrics

Abstract view : 81 times
PDF - 45 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Ade Febri Yulfita, Asril Asril

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.