Hibridisasi Pada Musik Keroncong dalam Lagu Gasiang Tangkurak oleh Grup Buana Lestari Sawahlunto
DOI:
https://doi.org/10.24114/grenek.v12i2.49389Keywords:
Hibridisasi, Pop Minang, Globalisasi, Orkes Keroncong Buana LestariAbstract
Lagu Gasiang Tangkurak diciptakan oleh Sahrul Tarun Yusuf yang menceritakan tentang seorang pria yang ditolak cintanya oleh seorang wanita, lalu sang pria mengguna-gunai si wanita menggunakan Gasiang Tangkurak. Salah satu orkes keroncong yang ada di Sawahlunto adalah Orkes keroncong Buana Lestari. Sebelum lagu pop Minang Gasiang Tangkurak diaransemen oleh Orkes Keroncong Buana Lestari menjadi musik keroncong, lagu pop Minang itu sudah berbentuk musik hibrid antara budaya lokal dan global. Aransemen musik aslinya menggunakan instrument musik modern dan menggunakan nada diatonis. Musik keroncong juga merupakan musik hibrid, maka kedua genre musik tersebut telah mengadaptasi musik secara global mengikuti scale diatonis Barat. Konsep aransemen musik yang dilakukan oleh Orkes Keroncong Buana Lestari dalam lagu Gasiang Tangkurak ke dalam bentuk keroncong, dengan memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan unsur-unsur musik tradisi Minang lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat proses hibridisasi pada musik keroncong Orkes Keroncong Buana Lestari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penyajian data bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hibridisasi dan ambivalensi dalam aransemen lagu Gasiang Tangkurak yang terjadi pembauran antara musik pop, keroncong, dan tradisi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan pengkarya seniman.References
Ashcroft, B, Gareth Geiffith, dan Helen Tiffin. (2007). Post-colonial Studies: The Key Concepts Second Edition. New York-London: Routledge Taylor & Francis e-Library.
Barendregt, Bart, Peter Keppy, Henk Schulte Nordholt. (2017). Popular Music in Southeast Asia. Amsterdam University Press B.V., Amsterdam.
Budaya, A. (2012). Alat Musik Tiup: Bansi Dalam Ritual Penyadapan Enau di Nagari Saruaso Minangkabau. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 14(1). https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/view/166
Budiawan. (2010). AMBIVALENSI post-kolonialisme membedah musik sampai agama di Indonesia. Jalasutra.
Chris Barker dan Emma A. Jane. (2016). Kajian Budaya Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.
Ganap, Victor. (2020). Krontjong Toegoe Asal-usul Musik Keroncong. Jakarta: Penerbit Kompas Buku.
Guzman, K. C., & Oktarina, N. (2018). Strategi komunikasi eksternal untuk menunjang citra lembaga. Economic Education Analysis Journal, 7(1), 301-315. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/22882
Huddart, David. 2006. Homi K. Bhabha Routledge Critical Thinkers. Taylor & Francis Group is the Academic Division of T&F Informa plc.
Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Postkolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nashshar, M. Fajar. 2011. Musik Keroncong. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
Pamungkas, Bian. (2017). Hibriditas Lagu-lagu Ranah Rasta pada group musik Ranah Rasta di Sumatera Barat. Tesis. Sumatera Barat: Jurusan Penciptaan dan Pengkajian Seni. Pascasarjana ISI Padangpanjang.
Pangabean, Ance Juliet. (2022). Komposisi musik ˜Sampaniara™ Karya Amir Pasaribu dalam Perspektif Musik Modern Indonesia: Unsur Pentatonik dan Elemen Harmoni Tonal. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 2. Desember 2022: 2. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i2.39256
Prasetya, Hanggar Budi. (2013). Meneliti Seni Pertunjukan. Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Purnomo, Try Wahyu. (2021). Analisis Lagu Mudiak Arau Dalam Pertunjukan Talempong PAcik Ikua Parik Kanagarian Limbanang. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 10 No.1. Juni 2021: 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v10i1.24891
Robert J. C. Young. (1995). Colonial Desire Hibridity in Theory, Culture and Race. Routledge, New York.
Sinaga, Osberth. (2022). Manajemen Pertunjukan Seni Tradisional Berbasis Keragaman Budaya dan Kearifan lokal Sumatera Utara. Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 1, Juni 2022: 1. https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.35117
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ade Febri Yulfita, Asril Asril

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors published with the Grenek: Jurnal Seni Musik agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)