BANGUN RUANG TABUNG PADA LEMANG : ANTARA TRADISI DAN MATEMATIKA
Abstract
Lemang, yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam bambu yang dilapisi daun pisang, merepresentasikan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di balik penyajiannya yang sederhana, terdapat kompleksitas geometris yang menarik untuk dieksplorasi lebih jauh, khususnya dalam ranah matematika.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur melalui pendekatan kualitatif. Studi literatur dipilih karena memungkinkan peneliti untuk menelaah berbagai sumber akademik dan budaya yang relevan, baik dari segi matematika maupun tradisi. pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis secara mendalam bagaimana bentuk fisik lemang menyerupai tabung dan bagaimana konsep ini dapat diintegrasikan dalam pendidikan matematika. Penelitian ini tidak hanya mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan perspektif baru bagi pendidik dalam mengajarkan bangun ruang, khususnya tabung. Dengan mengambil contoh dari budaya lokal seperti pembuatan lemang, siswa dapat lebih mudah memahami penerapan konsep matematika abstrak dalam kehidupan nyata. Tradisi dan matematika, meskipun tampak berbeda, dapat saling melengkapi dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa tentang bagaimana teori matematika diaplikasikan dalam konteks praktis. Dari sudut pandang matematika, tabung bambu yang digunakan dalam memasak lemang dapat dianalisis sebagai bangun ruang tabung, dengan konsep-konsep seperti volume dan luas permukaan. Analisis matematis terhadap tabung ini bisa memberikan pemahaman tentang kapasitas bambu untuk menampung adonan lemang, efisiensi dalam memasak, dan pengaruh dimensi tabung terhadap hasil akhir.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 7 timesPDF - 12 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.