PELATIHAN URBAN FARMING SEBAGAI SOLUSI RUANG TERBUKA HIJAU DI LORONG SIDODADI MEDAN HELVETIA

Putri Lynna Adelinna Luthan, Yogi Nikman, Hasanatun Nisa Hasibuan, Jaka Prima Albertus Malau

Abstract


Kota Medan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi ditambah dengan pembangunan pesat seringkali mengubah konfigurasi alami lahan sehingga merugikan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH Kota Medan yang ada saat ini baru 5,6 % atau 14,84 km2. lorong Sidodadi Kecamatan Medan Helvetia dipilih karena kawasan tersebut merupakan pemukiman padat yang kurang akan RTH dan memiliki kelompok ibu rumah tangga non-produktif. Kebijakan yang dapat dilakukan untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan hidup dan mengatasi permasalahan RTH di lorong Sidodadi yaitu dengan menerapkan program urban farming secara vertikultur dengan melibatkan ibu rumah tangga non-produktif. Metode pelaksanaan pelatihan urban farming dengan vertikultur dilakukan dengan 5 tahapan, yaitu tahap persiapan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Hasil kegiatan pelatihan urban farming di lorong Sidodadi mendapat respon yang positif dan antusiasme kelompok sasaran. Seluruh peserta merasakan banyak manfaat dari segi estetika, kenyamanan thermal dan psikis, kesehatan serta ekonomi dan mengakui bahwa lorong Sidodadi terlihat lebih asri dari sebelumnya. Banyak warga non-peserta yang mulai tertarik untuk ikut serta menerapkan program urban farming di rumah mereka sendiri. Warga yang telah menerapkan program tidak lagi membeli beberapa jenis sayur ke pasar. Masalah yang timbul dalam kegiatan ini adalah hama tikus dan aktivitas anak-anak di sekitar lingkungan.

Kata kunci : Permukiman Padat, Ruang Terbuka Hijau, Vertikultur Urban Farming

 

Abstract

 

Medan City with high population growth coupled with rapid development often change the natural configuration of the land to the detriment of the existence of Green Open Space (RTH). RTH of Medan City is currently only 5.6% or 14.84 km2. Lorong Sidodadi in Medan Helvetia subdistrict is chosen because the area is a densely populated settlements that lacks of Green Spaces and has a group of non-productive housewives. Policies that can be done to restore environmental conditions and overcome the Green Spaces problem in Sidodadi is by implementing verticulture urban farming program involving non-productive housewife. The method of implementation of urban farming with verticulture training done with 5 stages, namely the preparation stage, socialization, training, mentoring and evaluation. The results of the urban farming training activities in Lorong Sidodadi received a positive response and the enthusiasm of the target group. All participants felt a lot of benefits in terms of aesthetics, thermal and psychic comfort, health and economy and admitted that the aisle Sidodadi looks more beautiful than ever. Many non-participating citizens are getting interested to participate in implementing urban farming programs in their own homes. Residents who have implemented the program no longer buy some types of vegetables to market. Problems that arise in this activity are rat pests and children activity around the environment.

 

Keywords : Densely Populated Settlements, Green Open Space, Verticulture Urban Farming

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/jpkm.v25i1.13933

Article Metrics

Abstract view : 1171 times
PDF - 1665 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

p-ISSN: 0852-2715 | e-ISSN: 2502-7220


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Jl. Willem Iskandar Pasar. V Medan Estate.