PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGUSAHA BEBEK PETELUR MENGGUNAKAN SISTEM DRY HOME DAN MESIN PENGHALUS KEPALA UDANG PADA DESA CAMBAJAWA KABUPATEN MAROS

Irvawansyah Irvawansyah, Alang Sunding, Nurul Afifah

Abstract


Pertumbuhan penduduk usia produktif di Indonesia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang cukup, menyebabkan bertambahnya angka pengangguran. Pemerintah menggalakkan program wirausaha sebagai solusi dari peningkatan pengangguran. Salah satu wirausaha yang mempunyai prospek cukup baik adalah peternakan bebek petelur. Sebagai bahan pokok, permintaan telur bebek di pasaran relatif stabil. Program kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk mengefisienkan waktu pembuatan tepung kepala udang sebagai komponen pakan yang paling penting dalam produksi telur bebek. Proses pembuatan tepung kepala udang yang dilakukan warga Maros selama ini terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) Perebusan kepala udang, 2) Penjemuran kepala udang, 3) Penggilasan dan 4) penghalusan. Program kemitraan masyarakat ini menggunakan metode research and development. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program ini yaitu : 1) efisiensi waktu mulai dari pengeringan kepala udang sampai pembuatan tepung kepala udang dari 2 hari menjadi 10 jam, 2) mitra dapat mengoperasikan mesin tepung dan memanfaatkan teknologi, 3) kapasitas produksi tepung udang meningkat karena waktu produksi tepung semakin pendek, 4) laba usaha meningkat sebesar Rp 14.230 atau 47,43% dan aliran kas bersih meningkat menjadi Rp 44.230 atau 73,72% karena biaya pakan bisa ditekan.

 

Kata kunci: Mesin Penghalus, Dry Home, Pakan Bebek.

 

Abstract

 

The growth of the productive age population in Indonesia that is not matched by the availability of sufficient employment opportunities, causes an increase in unemployment. The government is promoting the entrepreneurship program as a solution to increasing unemployment. One entrepreneur that has good prospects is laying ducks. As a staple, demand for duck eggs on the market is relatively stable. This community partnership program aims to streamline the time to make shrimp head flour as the most important feed component in duck egg production. The process of making shrimp head flour made by Maros residents so far consists of 4 stages, namely: 1) Boiling shrimp heads, 2) Shrimp head drying, 3) Milling and 4) fineness. This community partnership program uses research and development methods. The results obtained from the implementation of this program are: 1) time efficiency from drying the shrimp head to making shrimp head flour from 2 days to 10 hours, 2) partners can operate the flour machine and utilizing technology, 3) shrimp flour production capacity increases due to shorter flour production time, 4) operating profit increased by Rp. 14,230 or 47.43% and net cash flow increased to Rp. 44,230 or 73.72% due to reduced feed costs.

 

Keywords: Disk Mill, dry Home, Duck Farm,

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/jpkm.v25i3.14787

Article Metrics

Abstract view : 414 times
PDF - 485 times

Refbacks



Copyright (c) 2019 JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

p-ISSN: 0852-2715 | e-ISSN: 2502-7220


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Jl. Willem Iskandar Pasar. V Medan Estate.