REKAYASA BAHAN MAKANAN DARI SINGKONG DALAM MENSEJAHTERAKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

Pasca Dwi Putra, Lisyanto Lisyanto, Adek Cerah Kurnia Azis, Andri Zainal

Abstract


Singkong merupakan sumber karbohidrat bagi manusia setelah padi. Banyak masyarakat khususnya pedesaan yang memanfaatkan singkong sebagai sumber karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari. Disamping itu, singkong banyak dijadikan olahan berupa keripik dan produk lainnya. Salah satunya di Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara yang merupakan daerah dengan luas wilayah sebagian besar merupakan daerah pertanian dan perkebunan. Adapun produk olahan singkong yang dihasilkan didaerah ini berupa keripik singkong. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi mitra berkaitan dengan produk olahan singkong ini seperti pemasaran yang hanya dilakukan didaerah sekitar, variasi produk yang terbatas berupa keripik singkong yang merupakan produk yang sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh orang banyak serta kemasan dar produk yang masih sederhana dan kurang memiliki nilai jual. Adapun metode dalam menyelesaikan permasalahan ini berupa pendampingan terhadap mitra baik dari segi kewirausahaan, variasi produk, maupun desain kemasan produk. Hasil dari kegiatan ini berupa rekayasa bahan baku dan variasi produk lain selain keripik singkong sehingga menghasilkan produk yang inovasi dan kreatif dibandingkan dengan daerah lain. Selain itu, pemasaran tidak hanya dilakukan didaerah sekitar saja tetapi luar daerah melalui pemasaran lewat market place sehingga produk lebih dikenal secara luas. Kemasan yang lebih menarik membuat produk dari singkong ini lebih memiliki nilai ekonomi yang lebih besar.

Kata Kunci: Kewirausahaan; Market Place; Variasi Produk; Rekayasa Bahan Makanan.

Abstract

Cassava is a source of carbohydrates for humans after rice. Many communities, especially rural areas, use cassava as a source of carbohydrates consumed every day. Besides that, cassava is often made into processed in the form of chips and other products. One of them is in Labuhan Batu Utara Regency, North Sumatra Province which is an area with an area of mostly agricultural and plantation areas. The processed cassava products produced in this area are cassava chips. There are several problems faced by partners related to cassava processed products such as marketing which is only done in the surrounding area, limited product variation in the form of cassava chips which is a product that is widely known and consumed by many people and packaging of products that are still simple and have little value selling. The method of solving this problem is in the form of assistance to partners in terms of entrepreneurship, product variation, and product packaging design. The results of this activity are in the form of engineering raw materials and variations of other products besides cassava chips so as to produce innovative and creative products compared to other regions. In addition, marketing is not only done in the surrounding area but outside the region through marketing through market places so that the product is more widely known. More attractive packaging makes cassava products have more economic value.

Keywords: Entrepreneurship, Marketplace, Product Variation, Food Engineering.

 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/jpkm.v25i3.15396

Article Metrics

Abstract view : 547 times
PDF - 1346 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

p-ISSN: 0852-2715 | e-ISSN: 2502-7220


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Jl. Willem Iskandar Pasar. V Medan Estate.