Peran 3P dalam meningkatkan produk UMKM berdaya saing di Pasar Domestik dan Internasional

Ali Fikri Hasibuan Fikri Hasibuan

Abstract


Krisis Ekonomi tahun 1998 menunjukkan bukti kepada kita semua bahwa saat krisis itu terjadi banyak
perusahaan besar yang gulung tikar, dikarenakan bahan baku impor meningkat secara signifikan, biaya
cicilan utang meningkat, nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor
perbankan terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Kemampuan mereka sabagai
pilar perekonomian nasional yang begitudibanggakan pada masa orde baru tidak mampu menahan
terpaan krisis moneter 1998 yang mengaibatkan mereka gulung tikar. Akibatnya terjadi pemutusan
hubungan kerja terjadi dimana-mana, yang berkorelasi positif pada tingginya tingkat penganguran.
Namun pada saat bersamaan perusahaan dalam skala mikro, kecil dan menengah(UMKM)
memperlihatkan eksitensinya dan dapat menyumbang GDP sebesar 552.945,40 miliar.
Oleh karena itu UMKM memiliki paran sentral dalam perekonomian Negara terbukti dengan peran UMKM
yaitu dalam menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja,
mensukseskan program dari mentri perindustrian yaitu tentang diversivikasi produk dalam neghadapi
persaingan global. Tetapi sang penyokong perekonomian yaitu UMKM tidaklah merata dalam kemampuan
dan kapasitas produksinya menurut survey badan pusat stastistik 80 persen pelaku UMKM masih
mengalami berbagai masalah seperti bahan baku, pemasaran, modal, bbm (energi), transportasi,
ketrampilan, upah buruh dan hal yang paling banyak dihadapi pelaku UMKM adalah masalah modal dan
baha baku. Oleh karena itu diperlukan peran dari semua sektor ( palaku usaha, masyarakat, pemerintah,
Bank) dalam mengatasi masalah yang dihadapi pelaku UMKM sehingga mereka dapat meningkatkan
intensitas kegiatan usahanya serta peningkatan kualitas produk sehingga produk UMKM dapat kompetitif
dipasar internasional, selain itu penulis menyarankan kepada pemerintah untuk mengintensifkan program
3P ( Pendampingan, Pemberdayaan dan Permodalan) untuk semua pelaku UMKM sehingga terjadi
sinerginisasi antara pelaku usaha UMKM dengan pemerintah. Dan pemerintah menciptakan Bank bahan
baku untuk men-supplay bahan baku serta memberikan kredit bahan baku kepada UMKM yang terbatas
dalam modal sehingga dapat beroprasi secara normal.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/jpkm.v21i80.4783

Article Metrics

Abstract view : 135 times
PDF - 268 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)

p-ISSN: 0852-2715 | e-ISSN: 2502-7220


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Jl. Willem Iskandar Pasar. V Medan Estate.