KRISIS NILAI BUDAYA MENURUT PANDANGAN KRISTEN
Abstract
Diketahui bahwa budaya tidak dapat dipisahkan dari manusia, justru budaya itu adalah hasil manusia. Segala sesuatu yang dihasilkan manusia itu melalui pikiran, perasaan dan kemauannya, itulah yang disebut kebudayaan. Jika terjadi krisis kebudayaan maka sesungguhnya yang harus dicari penyebabnya adalah pada pemikiran, perasaan, dan kemauan manusia itu sendiri. Krisis budaya adalah krisis kemanusiaan. Memahami manusia dapat ditinjau dari berbagai sudut. Misalnya, dari sudut antrophologi, biologi, sosiologi dan filsafat. Tetapi dalam tulisan ini, sudut pandang yang dipakai adalah Iman Kristen berdasarkan Alkitab. Menurut Alkitab, pada mulanya manusia itu sangat baik adanya. Kemudian akibat dosa manusia berubah menjadi tidak baik. Jika kebudayaan dianggap sebagai hasil kemanusiaan, maka produk manusia yang sudah tidak baik juga membuat kebudayaan menjadi tidak baik. Produk – produk ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sikap hidup sehari-hari pun menjadi merosot dan tidak baik. Sikap mengangungkan dan mendewakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, membuat manusia jatuh pada krisis nilai kebudayaan. Kembali kepada jati diri manusia yang sesungguhnya, sebagai ciptaan Allah yang sangat baik, dan sikap konsisten terhadap apa yang diimani, maka orang beriman akan terhindar dari krisis kebudayaan.
Full Text:
PDF ()DOI: https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i1.538
Article Metrics
Abstract view : 3033 timesPDF () - 2046 times
DOI (PDF ()): https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i1.538.g353
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License