Upacara Sipaha Sada Pada Agama Parmalim Di Masyarakat Batak Toba Dalam Kajian Semiotika
Abstract
Bunyi gondang hasapi mengalun dari dalam parsantian (rumah ibadah) mengiringi Ihutan (pemimpin agama) yang berdiri paling depan diantara kepulan dupa dari sanganonna, sambil manortor (menari) yang diikuti semua pengikutnya yang manatea (menari sambil duduk bersila). Asap (dupa) yang berasal dari sanganon (sebagai simbol alat pemanasnya) dan perasan jeruk purut sebagai pangurason untuk air pemandiannya, kain putih (hio putih) sebagai kain pembalutnya (abit sabinna) serta kain panjang tenun (ulos jugia na so pipot) sebagai kain gendongannya. Dalam upacara ini, Simarimbulubosi dipercayai berkenan menerima "sembah" dari orang yang percaya kepadanya dengan bentuk "sembah"nya adalah persembahan bermacam pelean (sesaji). Persembahan pelean (sesaji) tersebut terdiri dari kambing putih dan ayam "berwarna hitam bercampur putih" (jarumbosi) dan sesaji lainnya sebagai kurban untuk menyambut hari kelahirannya.
DOI: https://doi.org/10.24114/jupiis.v3i1.784
Article Metrics
Abstract view : 1420 timesPDF - 528 times PDF - 429 times PDF - 294 times
DOI (PDF): https://doi.org/10.24114/jupiis.v3i1.784.g588
DOI (PDF): https://doi.org/10.24114/jupiis.v3i1.784.g589
DOI (PDF): https://doi.org/10.24114/jupiis.v3i1.784.g590
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License