PENGEMBANGAN MODEL KONSTRUKSI BANGUNAN TRADISIONAL DI SUMATERA UTARA SEBAGAI PANDUAN PERANCANGAN RUMAH TINGGAL BERBASIS ETNIS SUMATERA UTARA

Putri Lynn A. Luthan, Irma Novrianty Nasution, Syahreza Alvan

Abstract


Adanya keinginan masyarakat untuk mendirikan rumah tinggal berbasis
etnis dalam bentuk dan cara yang lebih baru merupakan faktor yang menjadi prioritas
utama dalam kelangsungan pelestarian kebudayaan tradisional. Permasalahan yang
ditemui adalah a) banyak ditemui bangunan ditingkat daerah yang menggunakan
unsur-unsur etnis, namun rancangan bangunan yang dibuat tanpa panduan yang baku,
b)banyak ditemui rumah tinggal yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya etnis
dengan alasan tertentu, namun dikhawatirkan pengembangannya akan semakin tidak
terarah. Dari permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan membuat
peta konsep bangunan tradisional etnis Mandailing dan Melayu yang akan
dipergunakan dalam membuat model perancangan konstruksi rumah tinggal berbasis
etnis. Hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan observasi
langsung bahwa,a) bentuk bangunan tradisional etnis Mandailing dan Melayu adalah
rumah panggung, b) bentuk denah dan pola susunan ruang persegi dengan orientasi
kanan-kiri atau depan-belakang,c) ditemui ruang-ruang tambahan yang permanen
sebagai kebutuhan baru dalam berhuni,d) bangunan terdiri dari susunan tiang-tiang
tinggi jauh diatas muka tanah, dan perpaduan sistem konstruksi tradisional dan
kekinian,e) bentuk ragam hias pada elemen-elemen bangunan terdapat pada tiang, atap,
pagar serambi, pintu dan jendela.f) pernilihan material - bersifat alami dan kayu
dikombinasikan dengan material yang praktis dan mudah diperoleh pada saat ini, demi
kelangsungan bangunan,g) sistem teknologi pada pondasi, tiang-balok, dan sambungan-
sambungan atap adalah perpaduan teknik rnernbangun secara tradisional dan
kekinian.h) pola hidup dan kebutuhan masyarakat petani memiliki kebutuhan yang
berbeda dengan masyarakat pelaut, di Mandailing dijumpai rumah dilengkapi lumbung
padi dan balai adat, tidak demikian dengan Melayu, i) lokasi, orientasi rumah, dan
bentuk atap merupakan pemahaman masyarakat etnis terhadap iklim, cuaca, tanggapan
terhadap bencana, dan sosial masyarakatnya,j) ukuran dan besaran yang digunakan
dalam parameter tradisional bersifat magis dan ditentukan secara bersama-sama dalam
suatu upacara yang sakral


Keywords


bangunan tradisional, Mandailing, Melayu, panduan rumah tingga

Full Text:

PDF

References


Dawson, Barry&Gillow, John.1994, The

Traditional Architecture of

Indonesia. Thames and Hudson,

London.

Hadi, Sutrisno. 1982, Metodologi

Research, Jilid I, Yogyakarta:

Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi Universitas Gajah Mada.

Nasution, Pandapotan. 2005, Adat Budaya

Mandailing dalam Tantangan

Zaman. Forkala Provinsi Surnatera

Utara, Medan.

Nasution, Irma Novrianty. 2006, Analisis

Penyebab Perbedaan Bentuk Bagas

Godang di Wilayah Mandailing

Godang dan Mandailing Julu. Thesis

Institut Teknologi Bandung.

Novalinda. 2007, Kajian Akulturatif

Interior Istana Mai.mun di Medan,

Sumatera Utara. Thesis Institut

Teknologi Bandung.

Nuraini, Cut.2004, Perrnukirnan Suku

Batak Mandailing. Gadjah Mada

University Press, Yogiakarta,

Rapoport, Amos. 1969, House, Form and

Culture. Prentice-Hall, Inc., USA.

Sibeth, Achirn. 1991, The Batak: Peoples of

the Island of Sumatra, Uli Kozok

and Juara R. Ginting, Thames and

Hudson.

Tjahjono, 1998. Gunawan dkk,

Architecture: Indonesia Heritage.

Puhl. Archipelago Press, Singapore.

Waterson, Roxana. 1990, The Living

House: An Anthropology of

Architecture in South-East Asia.

Oxford University Press, Singapore.


Article Metrics

Abstract view : 127 times
PDF - 73 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.