Alat Pembajak Semi Permanen Untuk Lahan Pertanian Kelompok Zingiberaceae Skala Micro

Alhadi Khairullah, Josua Sidebang, Tari Violeta

Abstract


Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan alam yang sangat beragam dan mempesona. Berbagai tumbuhan dan hewan ataupun makhluk hidup lainnya berkembang biak di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan serta memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dilestarikan yaitu tanaman obat. Seluruh masyarakat Indonesia yang terikat kuat dengan adat istiadat dan budaya dari leluhur telah mengenal obat serta khasiatnya. Kegiatan budidaya tanaman obat berpengaruh terhadap khasiat atau kualitas dari produk tanaman yang diperoleh dan kuantitas produk yang dihasilkan. Identifikasi khasiat dan budidaya tanaman perlu diperhatikan dengan seksama karena pada kegiatan ini akan diketahui jenis atau spesies dari tanaman. Jika pengolahan atau penanganannya kurang maksimal maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan juga dapat menimbulkan toksin apabila dikonsumsi tidak sesuai dengan dosis. Jika dilihat prospek ke depan saat ini membudidayakan tanaman obat hingga memproduksi bahan olahan seperti jamu dan kosmetika tradisional sangat baik dan menjanjikan. Kunyit tersebar hampir di seluruh Indonesia dan dikenal dengan nama daerah masing-masing : kunyet (Aceh), hunik (Batak), koneng (Sunda), kunir (Jawa), konye (Madura), cahang (Dayak), huni (Bima), awahulu (Gorontalo), kandefaifu (Irian). Metode penggunaan alat bajak micro yaitu dengan menyambungkan alat bajak micro ke bagian dudukan as roda belakang kendaraan sepeda motor lalu kencangkan kencangkan alat bajak dengan baut as roda belakang. Untuk mulai membajak pendam atau tekan mata pisau bajak sesuaikan dengan kedalaman yang di inginkan. Dengan menggunakan alat bajak micro ini para petani yang terbatas dalam biaya dan tenaga saat melakukan persiapan lahan untuk menanam tanaman jahe, kunyit dan sejenisnya bisa mendapatkan kemudahan dalam proses penyiapan lahan dan dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga dalam proses pembuatan lahan siap tanam. Dalam proses pembuatan alat bajak micro ini menggunakan komponen yang bersifat tidak mudah hancur dan tidak mudah berkarat.


Full Text:

PDF

References


Hanafiah KA. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers. Harjadi SS. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia

Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya tanaman berkhasiat obat: kunyit (kunir).Jakarta, PT. Rineka Cipta: 60.

Daulay, S.B., 1999. Menggapai Potensi Pengembangan Alsintan di Sumatera Utara.

Noor, I. Muhammad, dan H.Dj. Noor. 2002. Uji Kelayakan Alat Tanam Biji-Bijian di Lahan Lebak Dangkal. Laporan Tahunan Penelitian Pertanian Lahan Rawa 2002. Balittra, Puslitbangtanak. Badan Litbang Pertanian.

Fatimah S & Handarto BM. 2008. Pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sambiloto (Andrographis paniculata, Nees). Jurnal Embryo, 5(2), 133-148.

Makalah Dialog Terbuka “Perkembangan Teknologi Pertanian di Sumatera Utara”, P. Studi Teknik Pertanian, Fak. Pertanian USU, Medan – Fak. Pertanian Institut Teknologi Indonesia, Jakarta, FP USU, Medan, 10 Oktober 1998.




DOI: https://doi.org/10.24114/roda.v2i2.42938

Article Metrics

Abstract view : 78 times
PDF - 65 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.