MINAT GURU SENI BUDAYA UNTUK MENGINTEGRASIKAN TIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KABUPATEN MEMPAWAH
Abstract
Abstract: Cultural arts is one of the subjects that emphasizes aspects of creativity and innovation in each lesson, but in practice students often feel bored because learning is less effective, less interesting and tends to be boring so that students become less active during learning. Therefore, art and culture teachers are emphasized to be able to innovate learning and be able to take advantage of it. The use of ICT in art learning has not previously been of great interest to art and culture teachers, especially in conventional classes. With this in mind, the success rate of ICT integration in the learning process is highly dependent on the interest factor of the arts and culture teacher himself to continue using ICT or not. This research method is descriptive with a quantitative approach. The population in this study was 40 art and culture teachers who were still active in MGMP activities at the SMP, SMA/SMK levels in Mempawah Regency in 2021. The sample used was 35 art and culture teachers. The results showed that 85.14% of arts and culture teachers in Mempawah Regency were interested in using ICT more often when teaching cultural arts, 89.14% wanted to continue to use ICT to improve their personal knowledge, 84.6% hoped to continue to use ICT to improve their skills. students' ability to produce digital art, 86.9% are interested in using ICT more often to improve their students' creativity and skills, 84.6% are likely to continue to use ICT to prepare effective teaching materials, and 83.4% intend to do more. often use ICT for activities to disseminate quality learning to other arts and culture teachers.
Keyword : teacher interest, ICT integration, cultural arts, art learning
Abstrak: Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang lebih menonjolkan aspek kreativitas dan inovasi dalam setiap pembelajarannya, akan tetapi pada prakteknya siswa sering merasa bosan karena pembelajaran dirasa kurang efektif, kurang menarik dan cenderung membosankan sehingga siswa menjadi kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru seni budaya ditekankan untuk dapat melakukan inovasi pembelajaran serta mampu memanfaatkan. Penggunaan TIK dalam pembelajaran seni sebelumnya belum terlalu diminati oleh para guru seni budaya khususnya di kelas-kelas konvensional. Dengan adanya hal tersebut, tingkat keberhasilan integrasi TIK dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada faktor minat guru seni budaya itu sendiri untuk terus menggunakan TIK atau tidak. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini sejumlah 40 orang guru seni budaya yang masih aktif dalam kegiatan MGMP seni budaya tingkat SMP, SMA/SMK di Kabupaten Mempawah pada tahun 2021. Sampel yang digunakan sebanyak 35 orang guru seni budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,14% guru seni budaya di Kabupaten Mempawah berminat untuk lebih sering menggunakan TIK saat mengajar seni budaya, 89,14% ingin terus menggunakan TIK untuk meningkatkan pengetahuan pribadi mereka, 84,6% berharap dapat terus menggunakan TIK untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghasilkan karya seni digital, 86,9% berminat untuk lebih serig menggunakan TIK guna meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswanya, 84,6% kemungkinan mereka akan terus menggunakan TIK untuk mempersiapkan bahan ajar yang efektif, dan 83,4% bermaksud untuk lebih sering menggunakan TIK untuk kegiatan menyebarluaskan pembelajaran yang berkualitas kepada guru seni budaya yang lain.
Kata kunci : minat guru, integrasi TIK, seni budaya, pembelajaran seni
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Criswell, Eleanor L (1989). The Design of Computer-Based Instruction. New York: Macmillan Publishing Company.
Gregorius, DC (2009). Kotak dengan Api: Mengintegrasikan Teknologi Pembelajaran dengan Bijak di Kelas Seni. Pendidikan Seni. 62(3), 47-54.
Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Latuheru, John D. (1998). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.
Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.
Suryobroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pusaka.
Usman, U.M. (2006). Menjadi guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Winkel. W. S. (1996), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
DOI: https://doi.org/10.24114/jtikp.v10i1.46481
Article Metrics
Abstract view : 142 timesPDF - 138 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.