Hubungan Antara Problem Solving Matematis Dan Resiliensi Matematis Siswa Di SMP Negeri 11 Kota Pontianak

Authors

  • Iis Krisdiyanti FKIP Universitas Tanjungpura
  • Mohamad Rif’at Universitas Tanjungpura
  • Nurfadilah Siregar Universitas Tanjungpura

DOI:

https://doi.org/10.24114/jfi.v6i2.67984

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi Teorema Pythagoras sekaligus tingkat resiliensi matematis mereka, serta menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian korelasional.. Sampel berjumlah 29 siswa kelas VIII C SMP Negeri 11 Kota Pontianak. Data diperoleh melalui tes uraian problem solving berbasis empat langkah Polya (memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, meninjau kembali) dan angket resiliensi matematis 24 pernyataan skala Likert (1–5) yang memuat enam indikator (ketekunan/percaya diri, sosialisasi/kolaborasi, kreativitas solusi, pembelajaran dari kegagalan, rasa ingin tahu/refleksi, kontrol emosi). Analisis deskriptif menunjukkan kemampuan problem solving berada pada kategori sedang; indikator devising a plan dan carrying out the plan berada pada kategori sedang (50%), sedangkan understanding the problem dan look back pada kategori tinggi (25%). Resiliensi matematis secara umum berkategori sedang dengan dominasi 66,67% pada indikator sosialisasi/kolaborasi, kreativitas solusi, belajar dari kegagalan, dan rasa ingin tahu/refleksi; sementara ketekunan/percaya diri serta kontrol emosi tergolong rendah (16,67%). Uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi matematis dan kemampuan problem solving (r = 0,096; p = 0,622; α = 0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan kemampuan problem solving tidak hanya ditentukan oleh resiliensi, melainkan juga dipengaruhi faktor lain seperti penguasaan konsep, strategi pembelajaran, dan motivasi belajar. Implikasi praktis merekomendasikan pembelajaran berbasis masalah yang menumbuhkan refleksi, kolaborasi, dan ketekunan, serta penguatan aspek afektif (resiliensi) secara terstruktur.

Published

2025-10-29