Pengaruh Gratitude dan Dukungan Sosial terhadap Psychological Well-Being Wanita Dewasa Awal Bekerja yang Belum Menikah

Fitrika Ayu Riszki, Raras Sutatminingsih, Rodiatul Hasanah Siregar

Abstract


Menikah adalah salah satu tugas perkembangan masa dewasa awal, namun kenyataannya saat ini banyak wanita dewasa awal belum menikah. Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan mengapa banyak wanita yang belum menikah, salah satunya karena telah bekerja. Keadaan wanita yang bekerja tersebut membawa akibat lain bagi tugas perkembangan mereka, salah satunya adalah menikah. Kondisi tersebut terkadang memberikan dampak bagi diri mereka. Status wanita yang belum menikah tersebut terkadang akan mempengaruhi well-being mereka. Terdapat penelitian yang menyatakan wanita yang belum menikah memiliki psychological well-being yang baik, namun ada juga yang mengatakan wanita yang belum menikah memiliki psychological well-being yang kurang baik. Hal tersebut dapat terjadi karena karena kurangnya rasa syukur (gratitude) serta tidak mendapat dukungan sosial dari lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gratitude dan dukungan dosial terhadap psychological well-being wanita dewasa awal bekerja yang belum menikah. Teknik pengambilan sample menggunakan snowball sampling dengan kriteria penelitian yaitu wanita bekerja yang belum menikah dan berusia 25 – 40 tahun yang berjumlah 157 orang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Psychological Well-Being, Skala Gratitude dan skala Dukungan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gratitude dan dukungan sosial memberikan pengaruh positif secara bersama-sama terhadap psychological well-being wanita dewasa awal bekerja yang belum menikah yang artinya semakin tinggi gratitude dan dukungan sosial yang dimiliki maka semakin tinggi pula psychological well-being wanita dewasa awal bekerja yang belum menikah, dengan nilai Sig. .000.9

Keywords


Psychological Well-Being, Gratitude, Dukungan Sosial, Wanita Dewasa Awal

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik. (2018). Perempuan dan laki-laki di Indonesia 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2019). Perempuan dan laki-laki di Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. (2019). Profil perempuan Indonesia 2019. Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. (2019). Statistik gender provinsi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Christie, Y., Hartanti., & Nanik. (2013). Perbedaan kesejahteraan psikologis pada wanita lajang ditinjau dari tipe wanita lajang. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1-16.

Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and adaptation to stress. Advance in Personal Relationships, 1, 37-67.

Deichert, N.T., Fekete, E. M., & Craven, M. (2019). Gratitude enhances the benefical effects of social support on psychological well-being. The Journal of Positive Psychology, 1-10.

Desiningrum, D. R. (2014). Kesejahteraan psikologis lansia janda atau duda ditinjau dari persepsi terhadap dukungan sosial dan gender. Jurnal Psikologi Undip. 13(2), 102-106.

Destyani, A. R., Ghazali, A. F., Harizta, A. D., & Nashori, H. F. (2019). Social support, gratitude and psychological well-being of persons with disabilities. ICRMH.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gurung, R. A. R., Taylor, S. E., & Seeman, T. E. (2003). Accounting for changes in social support among married older adults: insights from the mcarthur studies of successful aging. Psychology and Aging, 18(3), 487-496.

Kompas.com. (2018). Lajang Indonesia dianggap masalah dan hadapi tekanan sosial. Diakses dari https://sains.kompas.com/read/2018/02/18/174448623/lajang-indonesia-dianggap-masalah-dan-hadapi-tekanan-sosial?page=all

Lakoy, F. S. (2009). Psychological well-being perempuan bekerja dengan status menikah dan belum menikah. Jurnal Psikologi, 7(2), 38-47.

Liputan6.com (2017). BPS: Banyak wanita memilih tak menikah pada 2020. Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3162345/bps-banyak-wanita-memilih-tak-menikah-pada-2020

McCullough, M. E., Emmons, R., & Tsang, J. (2002). The grateful disposition: a conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology, 82(1), 112-127.

Mami, L., & Suharnan. (2015). Harga diri, dukungan sosial dan psychological well being wanita dewasa yang masih lajang. Persona Jurnal Psikologi Indonesia, 4(3), 216-224.

Maulana, H., Obst, P., & Khawaja, N. (2018). Indonesian perspective of well-being: a qualitative study. The Qualitative Report, 23(12), 3136-3152.

Nanik, Nanik. (2015). Aku perempuan yang berbeda dengan perempuan lain di jamanku: aku bisa bahagia meski aku tidak menikah. In: Proceeding Seminar Nasional Positive Psychology 2015: "Embracing A New Way of Life: Promoting Positive Psychology for Better A Mental Health". Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, pp. 350-362. ISBN 978-979-17880-1-4.

Prabowo, A. (2017). Gratitude dan psychological well-being pada remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5(2), 260-270.

Purwanto, E. (2015). Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well-being wanita lajang. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1-26.

Putri, F. (2018). Psychological well-being wanita dewasa awal ditinjau dari empat tipe wanita dewasa lajang menurut stein. Motiva: Jurnal Psikologi, 1(1), 28-37.

Ratnayanti, T. L., & Wahyuningrum, E. (2016). Hubungan antara gratitude dengan psychological well-being ibu yang memiliki anak tunagrahita di slb negeri salatiga. Satya Widya, 32(2), 57-64.

Rosadi, Rosadi. (2020). Perbedaan tingkat kebersyukuran pada perempuan lajang dan sudah menikah. Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 19(2), 121-130.

Rosalinda, I., & Michael, T. (2019). Pengaruh harga diri terhadap preferensi pemilihan pasangan hidup pada wanita dewasa awal yang mengalami quarter life crisis. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 8(1), 20-26.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Sosial Psychology, 57(6), 1069-1081.

Santrock, J. W. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup, jilid 2, penerjemah: chusairi dan damanik). Jakarta: Erlangga.

Selan, M. T., Nabuasa, E., & Damayanti, Y. (2020). Subjective well-being pada wanita dewasa awal yang belum menikah. Journal of Health and Behavioral Science, 2(3), 213-226.

Septiana, E., & Syafiq, M. (2013). Identitas lajang (single identity) dan stigma: studi fenomenologi wanita lajang di Surabaya. Jurnal Psikologi Teori & Terapan, 4(1), 71-86.

Srimaryono, F., & Nurdibyanandaru, D. (2013). Intensi untuk menikah pada wanita lajang. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2(2), 99-105.

Taylor, S. E., Peplau L. A., & Sears D. O. (2006). Sosial psychology. Twelfth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Wati, T. M. E. S. (2015). Perbedaan kesejahteraan psikologis wanita lajang dan menikah. Jurnal Psiko-Edukasi, 13, 48-65.

Woo, H., & Raley, R. K. (2009). The effect of marriage on psychological well-being focusing on motherhood status prior to marriage. Paper Presented at The Annual Meetings of Population Association of America, Detroit, MI.




DOI: https://doi.org/10.24114/konseling.v20i1.36014

Article Metrics

Abstract view : 1346 times
PDF - 1085 times

Copyright (c) 2022 Fitrika Ayu Riszki, Raras Sutatminingsih, Rodiatul Hasanah Siregar

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.