KEANEKARAGAMAN VEGETASI DI HUTAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PALEMBANG
Abstract
Hutan kota adalah salah satu ruang terbuka hijau (RTH) publik sebagai sumber keanekaragaman vegetasi di kota yang berperan penting dalam konservasi keanekaragaman hayati, terutama bagi kota dengan kepadatan yang tinggi, termasuk Kota Palembang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman vegetasi hutan kota di Palembang. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan sampling acak berstrata. Pencuplikan tumbuhan bawah menggunakan plot yang berukuran 2m x 2m, pohon tingkat semai dan pancang serta perdu dan liana dengan plot 5m x 5m, sedangkan untuk pohon dewasa digunakan plot 10m x 10m. Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman vegetasi yang menyusun hutan kota di Palembang beragam, dari yang terendah hingga yang tertinggi dengan berurutan berdasarkan tingkat keragaman 1 (q = 1), yaitu 1,384 untuk Hutan Kota Bumi Perkemahan Gandus, 2,531 untuk Kawasan Kolam Retensi OPI, 12,942 untuk Hutan Bandara Lanud Sri Mulyono Herlambang, 20,322 untuk TWA Punti Kayu, 25,885 untuk Kawasan Stadion Jakabaring, dan 26,743 untuk Hutan Bukit Siguntang. Semakin beragam vegetasi di RTH publik, terutama hutan kota, akan lebih mudah mewujudkan sebuah ekosistem kota hijau sehingga mendukung Kota Palembang sebagai kota yang nyaman, hijau, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan (Green City, Eco City, Sustainable City).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Auliandari, L., Lensari, D., & Angraini, E. (2019). Exploration of Understorey Vegetation's Beauty: Supporting Tourism Potential of Bukit Siguntang, Palembang. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies , 7 (2), 83-90.
Borda-de-Agua, L. (2019). The Importance of Scaling in Biodiversity. In E. Casetta, J. M. da Silva, & D. Vecchi, From Assessing to Conserving Biodiversity: Conceptual and Practical Challanges (pp. 107-122). Gewerbestrasse, Cham, Switzerland: SpringerOpen.
Cornelis, J., & Hermy, M. (2004). Biodiversity Relationship in Urban and Suburban Parks in Flandes. Landscape and Urban Planning, 69, 385-401. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2003.10.038
Dimoudi, A., & Nikolopoulou, M. (2003). Vegetation in the Urban Environment: Microclimatic Analysis and Benefits. Energi and Buildings, 35, 69-76.
Gunawan, H., & Sugiarti. (2015). Peran Taman Kehati Lido, Bogor Sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Konservasi Flora-Fauna di Lingkungan Perkotaan. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indon., 1(8), 1828-1835. Retrieved from https://smujo.id/psnmbi/article/download/1383/1338
Handoyo, F., Hakim, L., & Leksono, A. S. (2016). Analisis Potensi Ruang Terbuka Hijau Kota Malang Sebagai Areal Pelestarian Burung. J-PAL, 7(2), 86-95.
Himmah, I., Utami, S., & Baskoro, K. (2010). Struktur dan Komposisi Vegetasi Habitat Julang Emas (Acerss andulatus) di Gunung Ungaran Jawa Tengah. Jumal Sains & Matematika (JSM), 18(3), 104-110.
Hooper, D. U., Chapin, III, F. S., Ewel, J. J., Hector, A., Inchausti, P., Lavorel, S., . . . Wardle, D. A. (2005). ESA Report - Effects of Biodiversity on Ecosystem Functioning: A Consensus of Current Knowledge. Ecological Monographs, 75(1), 3-35.
Jost, L. (2006). Entropy and Diversity. Oikos, 113(12), 363-375.
Kemal, R. A., Yulita, A., Nufadianti, G., Rosadi, I., & Muthmainah, S. I. (2015). Review: Tumbuhan di Kota Urban Indonesia: Nilai bioteknologis dan Proyeksi Keragaman pada 2050. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indon., 1(8), 1836-1841. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/290445502_Review_Tumbuhan_di_kota_urban_Indonesia_Nilai_bioteknologis_dan_proyeksi_keragaman_pada_2050_Plants_in_Indonesia's_urban_cities_Biotechnological_values_and_diversity_projection_in_2050
Krebs, C. J. (2009). Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abundance (6th ed.). San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings.
Kusmana, C. (2015). Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) sebagai Elemen Kunci Ekosistem Kota Hijau. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indon., 1(8), 1747-1755. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/309150496_Keanekaragaman_hayati_biodiversitas_sebagai_elemen_kunci_ekosistem_kota_hijau
Miller, Jr., G. T., & Spoolman, S. E. (2009). Living in the Environment (16th ed.). Belmont, California, USA: Yolanda Cossio.
Morris, E. K., Caruso, T., Buscot, F., Fischer, M., Hancock, C., Maier, T. S., . . . Rillig, M. C. (2014). Choosing and Using Diversity Indices: Insights for Ecological Applications from the German Biodiversity Exploratories. Ecology and Evolution, 4(18), 3514-3524. https://doi.org/10.1002/ece3.1155
Muttaqin, M. O. (2016). Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (di Kota Palembang). Palembang: Universitas Sriwijaya.
Nilon, C. H., Aronson, M. F., Cilliers, S. S., Dobbs, C., Frazee, L. J., Goddard, M. A., et al. (2017). Planning for the Future of Urban Biodiversity: A Global Review of City-Scale Initiatives. BioScience , 67 (4), 332-342.
Peraturan Daerah Kota Palembang. (2012). Peraturan Daerah No 15 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palembang Tahun 2012-2032. Palembang: Sekretariat Daerah Kota Palembang.
Peraturan Pemerintah RI. (2002). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota. Jakarta: Sekretariat Negara.
Pickett, S. T. (2017). Urban Ecosystem. Retrieved June 11, 2017, from https://www.britannica.com/science/urban-ecosystem
Public Broadcasting Service. (2000). Urban Ecosystems Profile. Retrieved June 11, 2017, from http://www.pbs.org/earthonedge/ecosystems/urban1.html
Rafei, M. (2016). Penilaian Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Punti Kayu sebagai Ruang Terbuka Hijau Kota Palembang. Bogor: Fak. Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Ridwan, M., Choirunnafi', A., Sugiyarto, Suseno, W. A., & Putri, R. D. (2015). Hubungan Keanekaragaman Burung dan Komposisi Pohon di Kampus Kentingan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indon., 1(3), 660-666. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/315459097_Hubungan_keanekaragaman_burung_dan_komposisi_pohon_di_Kampus_Kentingan_Universitas_Sebelas_Maret_Surakarta_Jawa_Tengah
Rushayati, S. B. (2012). Model Kota Hijau di Kabupaten Bandung Jawa Barat. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sesanti, N., Kurniawan, W. B., & Anggraeni, M. (2011). Optimasi Hutan sebagai Penghasil Oksigen Kota Malang. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 3(1), 65-74.
Syahbana, T. A., Mareti, S., & Kunarso, A. (2015). Potensi Karbon di Taman Wisata Alam Punti Kayu. Palembang: Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan – Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
Tuomisto, H. (2010). A Consistent Terminology for Quantifying Species Diversity? Yes, It Does Exist. Oecologia, 164, 853–860. https://doi.org/10.1007/s00442-010-1812-0
Wuisang, C. (2015). Konservasi Biodiversitas di Wilayah Perkotaan: Evaluasi Lansekap Koridor Hijau di Kota Manado. Media Mantrasains, 12(2), 47-60.
DOI: https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1.14523
Article Metrics
Abstract view : 2743 timesPDF - 1593 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
INDEXING
JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences), Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan. ISSN 2443-1230 (print) dan ISSN 2460-6804 (online)
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.