TRADISI TURUN MANDI DI DUSUN PENGHIJAUAN DESA PASAR BARU KECAMATAN PANGEAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU

Ika Mar Isla, Siti Fatimah

Abstract


Abstrak

Tradisi bacungak atau turun mandi ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pangean untuk meresmikan seorang bayi yang baru lahir agar bisa mandi kesungai dan keluar rumah dengan “bebas”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pertama-tama mengetahui tradisi mandi di desa penghijauan. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui apa saja peralatan dan prosedur untuk melaksanakan tradisi mandi di desa penghijauan. Tujuan ketiga adalah untuk mengetahui kearifan lokal dari dusun Penghijauan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Berdasarkan temuan penelitian, terlihat bahwa orang-orang di dusun penghijauan masih mengangkat dan menjalankan tradisi turun mandi meskipun ada perubahan yang terjadi, yaitu tempat prosesi pelaksanaan di mana tradisi turun mandi dulu dilakukan di sungai tetapi sekarang sungai telah tercemar dan tidak lagi cocok digunakan untuk melaksanakan tradisi mandi. Karena itu, orang sekarang menjalankan tradisi mandi di rumah mereka dan tradisi bacungak ini salah satu kearifan lokal dari masyarakat dusun penghijauan.  

Kata Kunci: tradisi turun mandi, kuantan singingi.

Abstract

This tradition of bacungak or bathing is a tradition carried out by the Pangean society to inaugurate a newborn baby in order to take a bath in the river and leave the house "freely". The purpose of this study is to first find out the tradition of bathing in the Penghijauan village. The second objective is to find out what equipment and procedures to carry out the tradition of bathing in the Penghijauan village. The third objective is to find out the local wisdom of the Penghijauan Village. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection is done by observation, interviews, documentation and literature studies. Based on the research findings, it appears that people in the greening village still adopt and carry out the tradition of bathing despite changes that occur, namely the place of the procession where the tradition of bathing was done in the river but now the river has been polluted and is no longer suitable to carry out bathing traditions. Because of this, people now carry out the tradition of bathing in their homes and this tradition is one of the local wisdoms of the people in greening villages.

Keywords: tradition of bathing, kuantan singingi.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.15926

Article Metrics

Abstract view : 2441 times
PDF - 3075 times

Copyright (c) 2019 Ika Mar Isla, Siti Fatimah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id

Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License