PENGEMBANGAN PRODUK RAGA DAYANG MENJADI TAS ROTAN KONTEMPORER
Abstract
Abstrak
Raga dayang adalah salah satu dari sekian banyak produk kerajinan tradisional Karo. Raga dayang merupakan produk kerajinan anyaman rotan. Desa Kuta Male adalah salah satu desa perajin raga dayang. Produk ini merupakan produk pelengkap dalam pernikahan adat Suku Karo. Dahulu, merupakan sarana bawa bagi perempuan Karo bila bepergian maupun berbelanja. Sekarang ini, masyarakat Karo pada umumnya sudah tidak lagi memiliki produk tradisional ini. Jumlah perajinnya semakin berkurang. Hal ini dapat berdampak pada tradisi menganyam rotan di Kabupaten Karo lambat laun menuju kepunahan. Tidak adanya inovasi desain yang sesuai dengan perkembangan zaman merupakan faktor penyebab kepunahan tersebut. Pengembangan produk raga dayang menjadi tas rotan kontemporer bertujuan untuk mengangkat kembali keterampilan perajin raga dayang dan salah satu budaya lokal masyarakat Karo dalam gaya desain kontemporer. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan eksperimental dan ATUMICS. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk mengolah data awal hingga peneliti menemukan teknik/cara menganyam, corak anyaman, ornamen, bentuk dasar, dan cara pembuatan raga dayang, setelah itu peneliti menggunakan metode ATUMICS dalam melakukan pengembangan desain. Selanjutnya desain-desain tersebut diujicoba (eksperimental) sehingga menghasilkan purwarupa (prototype). Hasil penelitian menunjukkan raga dayang dapat dikembangkan menjadi produk rotan alternatif dengan ciri khas ornamen Karo.
Kata Kunci: pengembangan, raga dayang, anyaman, rotan.
Abstract
Raga Dayang is one of the many traditional Karo craft products. Raga Dayang is a rattan wicker craft product. Kuta Male Village is one of the village craftsmen Raga Dayang. This product is a complementary product in the traditional wedding of Karo people. Previously, it was a means of carrying for Karo women when traveling or shopping. Nowadays, Karo people in general are no longer having this traditional product. The number of craftsmen is decreasing. It has an impact on the tradition of weaving rattan in Karo district gradually towards extinction. The absence of design innovations that are in accordance with the times is a factor in the extinction. The development of Raga Dayang products into contemporary rattan bags aims to revive the skills of the Raga Dayang craftsmen and one of the local cultures of the Karo people in a contemporary design style. The research method used in this research is descriptive qualitative through an experimental approach and ATUMICS. Descriptive qualitative method is used to process preliminary data until the researcher finds the weaving techniques, patterns of weaving, ornaments, basic shapes, and how to manufacture the Raga Dayang, after that researchers use the ATUMICS method in conducting design development. Furthermore, the designs were tested (experimental), resulting in prototypes. The results showed Raga Dayang can be developed into an alternative rattan product with the characteristic of Karo ornaments.
Keywords: development, raga dayang, woven, rattan..
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/gr.v9i1.16916
Article Metrics
Abstract view : 1270 timesPDF - 1005 times
Copyright (c) 2020 Arthur A. Sembiring, Andar Bagus Sriwarno, Dian Widiawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License