PERANCANGAN BATIK TULIS DENGAN INSPIRASI TERCIPTANYA TARI EKLEK PACITAN
Abstract
Pacitan has various kinds of arts that are thick with regional elements because almost all areas in Pacitan have distinctive arts according to the life of the people in each region. This art has become a matter of pride and regional identity because it is considered to have a very important role in the community. Regarding traditional folk art, in Pelem Village, Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java, there is a folk art called Eklek Dance. This art is a very valuable asset because it is the only art owned by the people of Pelem Village, besides that the form of art presentation is considered very attractive. and boosting culture and tourism in Pacitan. The approach uses the Gustami workmanship technique. It includes three stages: the exploration phase (finding the source of ideas, gathering reference sources to obtain design solution materials, and the design phase). From a different perspective. The form of an oral description, including some considerations (the embodiment of three alternative sketches to be). The results of designing a batik motif with the Inspiration of the Story of the Creation of the Pacitan Eklek Dance using primissima mori material, consisting of 3 design visualizations. The colors used are classic batik colors.
Keywords: eklek dance, art, Pacitan.
Abstrak
Pacitan memiliki berbagai macam jenis kesenian yang kental dengan unsur kedaerahan karena hampir seluruh daerah di Pacitan memiliki kesenian yang khas sesuai dengan kehidupan masyarakat di setiap daerahnya. Kesenian tersebut menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan menjadi identitas daerah karena dianggap memiliki peranan yang sangat penting dalam lingkungan masyarakat.Berkaitan dengan kesenian rakyat yang menjadi tradisi, di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan Jawa Timur ada suatu kesenian rakyat yang bernama Tari Eklek. Kesenian tersebut merupakan aset yangsangat berharga karena hanya satusatunya kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pelem, selain itu juga karena bentuk penyajian kesenian ini dianggap sangat menarik.Latar belakang perancangan batik tulis dengan inspirasi Tari Eklek bertujuan mengembangkan motif melalui visual budaya yang belum diketahui masyarakat dan mendongkrak budaya dan pariwisata di Pacitan. Pendekatannya menggunakan teknik pengerjaan Gustami. Ini mencakup tiga tahap: fase eksplorasi (menemukan sumber ide, mengumpulkan sumber referensi untuk mendapatkan bahan solusi desain, dan fase desain (visualisasi ide). Dari perspektif yang berbeda. Bentuk deskripsi lisan, termasuk beberapa pertimbangan (perwujudan tiga sketsa alternatif menjadi karya).Hasil perancangan motif batik dengan Inspirasi Cerita Terciptanya Tari Eklek Pacitanmenggunakan material mori primissima, terdiri dari 3 visualisasi desain. Warna yang digunakan adalah warna-warna batik klasik.
Kata Kunci: tari eklek, kesenian, Pacitan.
Authors:
Wahyu Rahmadina Kusumaningtyas : Universitas Sebelas Maret
Ratna Endah Santoso : Universitas Sebelas Maret
References:
Affanti, Tiwi Bina. (2008). Ornamentik. Surakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Anang. (2021).“Tari Eklek”. Hasil Wawancara Pribadi: 22 Maret 2021, Pacitan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Edisi Ke IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dewantara, Ki Hajar. (1977). Karya Ki Hajar Dewantara:Bagian I-Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Pancasila.
Gustami, Sp. (2007). Butir-butir Mutiara Estetika Timur. Yogyakarta: Prasista.
Hamzuri. (1985). Batik Klasik-Classical. Jakarta: Djambatan.
Ismunandar, R.M. (1985). Teknik dan Mutu Batik Tradisional-Mancanegara. Jakarta: Dahara Prize.
Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Prawira. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.
Kelompok Penyusunan Kamus Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kusumaningtyas, Wahyu Rahma. (2021).“Eklek Grindulu”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 30 Juni 2021, Pacitan.
Pustekkom, Kemdikbud. (2019). Teknik Stilasi. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Seni%20Motif/topik5.html (diakses tanggal 17 November 2020).
Salamun, dkk. (2013). Kerajinan Batik dan Tenun. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sumintarsih, (2014). Tari Eklek. Yogyakarta: WBTB BPNB.
Supangkat, Jim dan Rizki A. Zaelani. (2006). Ikatan Silang Budaya Seni Serat Biranul Anas. Jakarta: Art Fabrics bekerja sama dengan KPG.
Susanto, Mikke. (2002). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
Susanto, S. K. Sewan. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.
Widyanti, Nunung. (1994). Perkembangan Fungsi Tari Eklek di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta.
Wuryani, Sri. (2013). Pembinaan Batik Ponorogo. Jurnal Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta, 5(1), 52-67. https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/abdiseni/article/download/193/195
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.32212
Article Metrics
Abstract view : 244 timesPDF - 296 times
Copyright (c) 2022 Wahyu Rahmadina Kusumaningtyas
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Email: gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate, Medan City, North Sumatra Province, Postal Code 20221. Phone/fax: (061) 661 3365 / +6285278021981.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License