Pembelajaran Mekanika dengan Model Analisis Struktur Pengetahuan Materi (ASPM) untuk Meningkatkan Kemahiran Generik Sains Mahasiswa JurusanFisika FMIPA UNIMED

Karya Sinulingga, Nurdin Bukit, Dewi Wulandari, Yulifda Tanjung

Abstract


Pada penelitian ini telah dikembangkan model analisis struktur pengetahuan materi Mekanika untuk membangun Problem Solving untuk mahasiswa program pendidikan fisika dan program fisika di PerguruanTinggi. Pengembangan Problem Solving bertujuan untuk peningkatan keterampilan intelektual mahasiswa dalam meningkatkan kemahiran generik sains.Peningkatan kemahiran generik sains yang dimaksud meliputi indikator: kesadaran skala(KGS1); keterampilan menggunakan bahasa simbolik(KGS2);  pemodelan matematika (KGS3); menggunakan hukum sebab akibat(KGS4); kerangka logis (KGS5) dan membangun konsep (KGS6). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan kepada mahasiswa angkatan 2011 semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang mengambil perkuliahan Mekanika dengan jumlah siswa 37 orang.

Pada siklus I, perolehan rata-rata skor KGS total pada pretes sebesar 0,80 dan rata-rata skor KGS total pada postes sebesar 1,27. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara hasil pretes dan postes namun peningkatan ini masih tergolong sedang. Dari semua indikator kemahiran generik sains, yang mengalami peningkatan tertinggi pada indikator KGS1 yaitu kesadaran skala dengan nilai rata-rata %g sebesar 70,59% dengan kategori sedang dan terendah pada indikator KGS6 yaitu membangun konsep dengan nilai rata-rata %g sebesar 12,28% dengan kategori rendah. Indikator KGS1 menunjukkan kemahiran mahasiswa pada bagaimana membaca skala.

Padasiklus II, perolehan rata-rata skor KGS total pada pretes sebesar 0,97 dan rata-rata skor KGS total pada postes sebesar 1,70 dengan %g 57,33 kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara hasil pretes dan postes dan peningkatan ini telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pada siklus I. Peningkatan rata-rata skor antara hasil pretes dan postes juga terjadi pada semua komponen namun hasilnya juga masih belum maksimal. Ada beberapa indikator seperti KGS3 (Pemodelan Matematika), KGS5 (Kerangka Logis) dan KGS6 (Membangun Konsep) yang belum maksimal peningkatannya. . Dari semua indikator kemahiran generik sains, yang mengalami peningkatan tertinggi masih pada indikator KGS1 yaitu kesadaran skala dengan nilai rata-rata %g 75% dengan kategori tinggi dan terendah masih pada indikator KGS6 yaitu membangun konsep dengan nilai rata-rata %g sebesar 12,77 kategori rendah.

Padasiklus III, perolehan rata-rata skor KGS total pada pretes sebesar 1,02 dan rata-rata skor KGS total pada postes sebesar 1,64 dengan %g sebesar 72,04% kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara hasil pretes dan postes dan peningkatan %g dari siklus III ini telah menunjukkan kategori yang lebih baik dibandingkan siklus I dan siklus II. Peningkatan rata-rata %g antara hasil pretes dan postes juga terjadi pada semua komponen dan hasilnya sudah maksimal. Dari semua indikator kemahiran generik sains, yang mengalami peningkatan tertinggi pada indikator KGS1 yaitu kesadaran skala dengan nilai rata-rata %g 87,5% dan terendah pada indikator KGS6 yaitu membangun konsep dengan nilai rata-rata %g sebesar 53,33%. Pada siklus III ini, indikator KGS6 yaitu membangun konsep mengalami peningkatan yang baik dibandingkan pada siklus II.

Pada siklus I, II dan III secara berurutan rata-rata %g KGS total sebesar 51,02% dengan kategori sedang, 57,33% dengan kategori sedang dan 87,5% dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut terdapat peningkatan yang signifikan sehingga model Problem Solving berdasarkan pengembangan model ASPM dapat meningkatkan kemahiran generik sains mahasiswa.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24114/inpafi.v1i1.1191

Article Metrics

Abstract view : 114 times
PDF - 79 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.