Membaca Kolaborasi Seni Dan Spiritualitas: Pertunjukan Kecak Ramayana Di Pura Uluwatu Bali
Abstract
Artikel ini bertujuan memahami kolaborasi antara seni pertunjukan dan spiritualitas dalam Kecak Ramayana di Uluwatu, Bali. Seni Pertunjukan Kecak Ramayana merupakan representasi nilai budaya lokal, yang praktiknya menyatu erat dengan dimensi spiritual dalam kehidupan masyarakat pemangkunya. Melalui prosfektif antropologi, dengan pendekatan diskriptif kualitatif dikaji mendalam tentang hubungan simbiosis tersebut. Peneliti menggali data melalui eksplorasi langsung peristiwa seni pertunjukan wisata Kecak Ramayana di Uluwatu, wawancara dengan pengelola pertunjukan, penari, dan tokoh yang memerankan lakon Ramayana. Analisis data menggunakan fungsional terhadap peran Kecak Ramayana sebagai suatu bentuk ekspresi kreatif yang merefleksikan keyakinan, nilai-nilai, dan identitas masyarakat Bali. Melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, penelitian ini menggambarkan bagaimana pertunjukan Kecak Ramayana menjadi sarana yang menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya dan spiritualitas. Hasil kajian 1. Kreativitas Seni Wisata Kecak Ramayana, 2. Nilai lokal sebagai komoditas, dan 3 Seni, Hiburan, dan Pelestarian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adhika, I. M. (2017). Identifikasi Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Suci Pura Uluwatu Menuju Pengelolaan Kawasan Suci Berkelanjutan: Vol. (Issue). Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Agus Aditya Saputral, N. P. A. H. (2023). Aktualisasi Sad Kertih Sebagai Dasar Tatanan Kehidupan. The Development Process That Will Be Carried out Actually Functions to Maintain the Sustainability, Existence and Cleanliness of the Environment. Human Life as an Individual Who Is a Social Creature in His Life Is Always Side by Side with One Another. The, 3(2), 120–128.
Bakan, M. B. (2009). The Abduction of the Signifying Monkey Chant: Schizophonic Transmogrifications of Balinese Kecak in Fellini’s Satyricon and the Coen Brothers’ Blood Simple . Ethnomusicology Forum, 18(1), 83–106. https://doi.org/10.1080/17411910902778478
Chaubey, G., Kadian, A., Bala, S., & Rao, V. R. (2015). Genetic affinity of the Bhil, Kol and Gond mentioned in epic Ramayana. PLoS ONE, 10(6). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0127655
Darmawan, I. P. I., Ardini, N. W., & Mudana, I. G. (2020). Kecak Touristic Performance in Uluwatu Temple: Its Aspects of Vocal Karawitan. Jurnal Bali Membangun Bali, 1(1), 65–72. https://doi.org/10.51172/jbmb.v1i1.109
Dewi, L. I. P., Hartawan, I. . G. N. Y., & Sukajaya, I. N. (2019). Etnomatematika dalam Tari Bali Ditinjau dari Klasifikasi Tari Bali. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika Indonesia, 8(1), 39–48.
Hendra Santosa. (2019). Kajian Historis Seni Pertunjukan Bali Dan Peluangnya Dalam Memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding Seminar Seni Pertunjukan Nusantara Peluang Dan Tantangan : Memasuki Era Revolusi Industri 4.0 , 76–83.
Hidajat, R., Pujiyanto, ., Hartono, ., Afaf Hasyimy, M., Wulandari, S., & Ramadani, N. (2021). The Aesthetics of the Hanoman Character in the Performing Arts of the Indonesia-Thailand Ramayana Stories. KnE Social Sciences, 2021, 145–155. https://doi.org/10.18502/kss.v5i6.9189
Hidajat, R., Pujiyanto, Hartono, & Hasyimy, M. ‘Afaf. (2021). Aesthetical Transformation on Ramayana Stories of Indonesia- Thailand Versions. Proceedings of the 5th International Conference on Arts Language and Culture (ICALC 2020), 534(534), 177–184. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210226.063
Hidajat, R., Pujiyanto, Prastiawan, I., Wiflihani, Rochayati, R., & Suharyanto, A. (2021). Tourism performances management patterns and the role of maecenas in ramayana play presentation as a tourist attraction in Indonesia and Thailand. Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, 4404–4410.
Hidajat, R., Widiati, U., D.P, E.W, S., & Jamnongsarn, S. (2023). The Dialectics of the Performance of the Kekak Ramayana in Uluwatu , Bali , Indonesia. Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 15(2), 1–17.
Hidajat, R., Yanuartuti, S., Jamnongsarn, S., Sastra, F., Malang, U. N., & Surabaya, U. N. (2023). DARI RITUAL KE SENI PERTUNJUKAN PADA KECAK RAMAYANA. 8(1), 68–77.
Kiriana, I. N. (2016). Sinkretisme Dalam Agama Hindu. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(2), 71–78.
Lodra, I. N. (2018). Tari Sanghyang: Media Komunikasi Spiritual Manusia Dengan Roh. Harmoni, 16(2), 241–253. https://doi.org/10.32488/harmoni.v16i2.19
Ni Putu Ika Candra Kirani, I Wayan Wahyu Kharisma, Ni Wayan Eka Purnami Asih, Ni Nyoman Intan Sawitri Saraswati, Ni Kadek Sri Ratihningsih, & Ni Nyoman Ayu Suryandari. (2022). Tri Hita Karana Sebagai Ideologi Kehidupan Masyarakat Bali Dalam Pengembangan Desa Wisata Penglipuran Bali. Journal of Tourism and Interdiciplinary Studies, 2(2), 60–70. https://doi.org/10.51713/jotis.v2i2.73
Prihatini, N. S. (2000). Tari Kerawuhan di Bali: Sanghyang Dedari Sebuah Kajian Sosial. In Greget (p. 50).
Putriani, N. N., Darmayanti, K. D., Listyasariasih, N. K., Angga, N. M., & Bhegawati, D. A. S. (2023). Pelestarian Budaya KesenianTari Kecak Sebagai Tari Tradisional Dalam Membangkitkan Pariwisata Di Bali. Prosiding Pekan Ilmiah Pelajar (PILAR), 3, 93.
Rasidin, N. dan D., & Bandung, I. (2019). Dramatari Rahwayana Tafsir Dualistik Kebaikan Dan Keburukan. 212.
Robby Hidajat, dkk. (2019). Migrasi lakon Ramayana melalui seni pertunjukan wisata Indonesia-Thailand Abstrak (Pujiyanto (ed.); 1st ed.). Penerbit Universitas Negeri Malang.
Seramasara, I. G. N. (2021). Seni Pertunjukan Tradisional Bali, Sebuah Renungan Sejarah. Mudra Jurnal Seni Budaya, 20(1), 1–16. https://doi.org/10.31091/mudra.v20i1.1512
Soedarsono. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Solehudin, A., Fathama, A., Aryani, N. P., & Hukum, F. (2023). Pemanfaatan Tari Kecak Sebagai Ekonomi Kreatif Untuk Peningkatan Perekonomian Daerah. L Pendidikan, Seni, Sains Dan Sosial Humanioral, 1(1), 1–15. https://doi.org/10.11111/nusantara.xxxxxxx
Stepputat, K. (2018). PERFORMING KECAK : A BALINESE DANCE TRADITION BETWEEN DAILY ROUTINE AND CREATIVE ART Author ( s ): Kendra Stepputat Source : Yearbook for Traditional Music , Vol . 44 ( 2012 ), pp . 49-70 Published by : International Council for Traditional Music Stable U (Vol. 44, Issue 2012, pp. 49–70). International Council for Traditional Music. https://doi.org/https://doi.org/10.5921/yeartradmusi.44.0049
Sumiati, S., & Girsang, L. R. (2018). Konstruksi Pesan Tari ‘Kecak’ Pada Masyarakat Badung, Bali. Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 4(01), 064. https://doi.org/10.30813/bricolage.v4i01.1653
Werdistira, I. W. A. (2020). Sejarah Perjalanan Danghyang Nirarta Serta Objek Wisata Religius di Pura Uluwatu. Cultoure, 1(1), 26–34.
Wijaya, I. K. M. (2018). Conception of Spatial Dualism around the Banyan Tree in Denpasar, Indonesia. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 434(1), 10–37. https://doi.org/10.1088/1757-899X/434/1/012226
DOI: https://doi.org/10.24114/jas.v21i1.53953
Article Metrics
Abstract view : 102 timesPDF - 109 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Antropologi Sumatera
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. | Jurnal Antropologi SumateraISSN: 1963-7317 ( Printed ) ISSN: 2597-3878 (Electronic) Universitas Negeri Medan |