AKIBAT HUKUM YANG DI TIMBULKAN DARI SUATU PERKAWINAN BEDA AGAMA DI INDONESIA (Analisis Penetapan No. 91/Pdt.P/2022/PN Bks)

Eva Murnita; Abdul Rahman Maulana Siregar; Henry Aspan

doi:10.24114/jkss.v23i1.64702

Authors

Eva Murnita Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Indonesia
Abdul Rahman Maulana Siregar Fakultas Sosial Sains, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Pembangunan Panca Budi
Henry Aspan Fakultas Sosial Sains, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Pembangunan Panca Budi

DOI:

https://doi.org/10.24114/jkss.v23i1.64702

Abstract

The reality in the life of society, interfaith marriages occur as an undeniable reality. In practice, many couples want to live together but do not get married because they are based on different religions or beliefs. There are also couples who have lived together or "kumpul kebo" because of a reason in their relationship, namely different religions. The type of research is normative legal research. In accordance with Article 34 and Article 36 of Law Number 24 of 2013 concerning Population Administration, the marriage of Applicant I and Applicant II was carried out in a Christian manner, so the court ruling must be reported by the applicants to the Population and Civil Registration Service of Bekasi City no later than 60 days since the court ruling has permanent legal force and then the Civil Registration Officer records the Marriage Certificate Register and issues an extract of the marriage certificate and is given to the Applicants.

References

Amiruddin, & Asikin, Z. (2018). Pengantar Metode Penelitian Hukum (10th ed.). Rajawali Pers.

Amisah, & Hadiati, M. (2024). Analisis Larangan Pencatatan Perkawinan Beda Agama Dalam SEMA Nomor 2 Tahun 2023: Sebuah Tinjauan Dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Unes Law Review, 6(3).

Anwar, Moch. (2017). Dasar – dasar Hukum Islami dalam Menetapkan Keputusan di Pengadilan Agama. CV. Diponegoro.

Dhermawan, M. R., Aspan, H., & Saragih, Y. M. (2022). Pelaksanaan Fungsi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Binjai Dalam Pencatatan Perkawinan Beda Agama. Jurnal Rectum: Tinjauan Yuridis Penanganan Tindak Pidana, 4(2).

Hadjon, P. M. (2018). Pengantar Hukum Perdata Indonesia: Asas-asas dan Permasalahannya. Rajawali Press.

Jufri, M. A. (2021). Perbadingan Hukum Keluarga Islam dan Perdata Dalam Kasus Waris Anak dari Perkawinan Beda Agama. Jurnal Perbandingan Hukum, 5(2).

Khadijah, S. (2021). Psikologi Keluarga: Dampak Sosial Perkawinan Beda Agama Terhadap Anak. UII Press.

Libertus, J. (2018). Perkawinan Apa Resiko Hukumnya. Forum Sahabat.

Manan, A. (2018). Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Gramedia.

Marzuki, M. (2019). Kompilasi Hukum Islam dan Perkawinan Beda Agama di Indonesia. Kencana Prenada Media.

Meliala, D. S. (2018). Himpunan peraturan perundang-undangan tentang Perkawinan. Nuansa Aulia.

Nasution, A. (2021). Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam di Indonesia. Jurnal Hukum Islam, 9(2).

Saleh, K. W. (2016). Hukum Perkawinan Indonesia. Ghalia Indonesia.

Sendy, B. (2019). Hak Yang Diperoleh Anak Dari Perkawinan Tidak Dicatat. Jurnal Hukum Responsif FH UNPAB, 7(7).

Siregar, A. R. M., & Nasution, A. R. (2023). Hukum Dalam Pendidikan Islam: Sebuah Metode Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antar Masyarakat Nagori di Kabupaten Simalungun. Jurnal Edukasi Islami, 12(1).

Sutrisno. (2021). Perkawinan Beda Agama: Perspektif Undang-Undang dan Kebebasan Beragama. Jurnal Legislasi Indonesia, 18(2).

Syaltout, M. (2020). Hukum Keluarga Islam. Pustaka Al-Kautsar.

Vania, A. (2023). Analisis Perspektif Pro Kontra Masyarakat Terhadap Penerapan SEMA Nomor 2 Tahun 2023. Unes Law Review, 6(1).