Integrasi Falsafah Dalihan Natolu dalam Model Pembelajaran Kolaboratif Sebagai Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah: Sebuah Tinjauan Literatur
Abstract
Siswa Indonesia masih dihantui oleh perundungan (bullying). Hasil survei PISA pada tahun 2018 menunjukkan sebanyak 41,1% siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Jika tidak ditangani dengan baik, perundungan akan berpengaruh negatif terhadap masa depan anak. Untuk itu, masyarakat suku Batak di Sumatera Utara memiliki budaya yang kaya dalam tata kehidupannya yaitu Dalihan Natolu. Peran Dalihan Natolu dalam pendidikan dapat dikolaborasikan dalam model pembelajaran kolaboratif. Tujuan penelitian yaitu menyelidiki hubungan antara model dengan interaksi siswa selama proses pembelajaran. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan menggunakan penelitian studi kepustakaan yang disederhanakan yaitu terdiri dari: (1) pencarian dan penyajian literatur, (2) proses analisis literatur, (3) penyajian hasil dan penyusunan laporan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Model pembelajaran yang digunakan guru selama pembelajaran kolaboratif memberikan hubungan yang baik terhadap interaksi siswa dan hasil belajar siswa. Sistem sosial Dalihan Natolu dapat diterapkan sebagai model pembelajaran karena berfokus pada kolaborasi antar siswa sehingga terjalin hubungan sosial yang baik serta integrasi disekolah. Dan sistem kekerabatan Dalihan Natolu yang menjamin terciptanya hubungan keseimbangan dan keharmonisan dapat mencegah terjadinya perundungan. Diharapkan dari penelitian ini, bahwasanya prediksi proses pengimplementasian gagasan model pembelajaran kolaboratif dengan Dalihan Natolu memiliki hasil yang baik sebagai upaya perundungan di sekolah
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24114/jfi.v2i1.28657
Article Metrics
Abstract view : 353 timesPDF - 465 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Alamat Redaksi :
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan