Nilai Budaya Panji dalam Wayang Topeng Jombang dan Relevansinya pada Pendidikan Karakter

Setyo Yanuartuti, Joko Winarko, Jajuk Dwi Sasanadjati

Abstract


Media sosial yang telah menjadi konsumsi bagi anak-anak setiap hari, Media sosial memiliki pengaruh terhadap sikap moral anak-anak. Nilai-nilai kearifan lokal sangat dibutuhkan untuk membangun karakter anak-anak di masa ini. Wayang Topeng Jombang merupakan seni pertunjukan rakyat yang menyimpan nilai Panji. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji nilai-nilai Panji dalam Wayang Topeng di Jombang serta relevansinya bagi Pendidikan katrakter saat ini. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif analitis dengan pendekatan fenomenologi. Pertunjukan Wayang Topeng Jombang ini merupakan onjek material, sementara kajian nilai merupakan objek formal dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis fenomenologi Creswell digunakan untuk menganalisis data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya Panji yang masih relevan dalam Pendidikan karakter saat ini adalah nilai kepahlawanan, nilai nilai pengabdian dan perjuangan, nilai kesuburan dan nilai asketis. Nilai-nilai Panji tersebut masih sangat relevan untuk ditanamkan kepada anak-anak sebagai penerus bangsa. Nilai-nilai Panji ini dapat dijadikan sebagai media pendidikan karakter yang berfungsi sebagai pengimbang lajunya teknologi khususnya media sosial yang sudah tidak dapat dibendung lajunya dalam kehidupan saat ini.


Keywords


Nilai Budaya Panji, Wayang Topeng, Pendidikan karakter

Full Text:

PDF

References


Baried, Siti baroroh, dkk. (1987). Panji: Citra Pahlawan Nusantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Berg. C.C., (1927). De Middel Javanche Historiesche Traditie. Snatpooort: Uitgeverij C.A. Mees.

Creswell. J,W. (2015). Penelitian Kualtatif dan Desain Riset. Edisi3, Edisi Indonesia.Jakarta: Pustaka Pelajar.

Dewantara, Ki Hajar. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jalal, Fasri. (2010). Pendidikan Karalter Sebatas Pengetahuan. Kompas. 20 AGustus 2010.

Kayam, Umar. (2001). Kelir Tanpa Batas. Yogyakarta: PSK UGM dengan bantuan The Toyota Fondation.

Notonegoro. (1987). Pancasila Secaa Ilmiah Populer. Jakarta: Bina Aksara.

Nurcahyo, Henri. (2017). Memahami Budaya Pandji. Sidoarjo: Pusat Konservasi Budaya Panji.

Pudjasworo, Bambang. (2014). Cerita Panji Sebagai Sumber Inspirasi penciptaan Seni Pertunjukan. Seminar Panji dalam Berbagai Tradisi Nusantara. Hotel Inna Garuda Yogyakarta, 8 Mei 2014.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2014) Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Seni Budaya berbasis Kearifan Lokal (Wayang Sebagai Sumber Gagasan). Jurnal Imaji Vol. VIII No. 1 - Januari 2014.

Scheler, Max. (1973). Formalism in Ethics and Non-formal Ethics of Values. Trans M. Frings and R. Funk. Evanston: Northwestern University Press.

Soetarno. (2007). Estetika Pedalangan. Surakarta: STSI Press.

Solichin dan Suyanto. (2011). Pendidikan Budi Pekerti dalam Pertunjukan Wayang. Jakarta: Senawangi.

Sumaryono, (2011). Peran Dalang Dalam Kehidupan dan Perkembangan Wayang Topeng Pedhalangan Yogyakarta. Disertasi Doktor di UGM.

Sunaryadi. (2013). Serat Madu Tata Krami dan Relevansinya dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Litera Volume 12, Nomor 1, April 2013.

Suratman. (1987) Tugas Kita Sebagai Pamong Taman Siswa, Yogyakarta: Majelis Luhur Yogyakarta.

Yanuartuti, Setyo, dkk. (2019) Revitalization of Jatidhuwur Jombang Mask Dance as An Effort To Reintroduce Local Cultural Values. Jurnal Harmonia. 19 (2) (2019): 111-116




DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v5i2.29295

Article Metrics

Abstract view : 660 times
PDF - 399 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Follow us on instagram @jurnalgondang