Sejarah Lembaga Pendidikan Musik Klasik Non Formal di Kota Medan

Agung Suharyanto

Abstract


Tjong Sce Yin (founder of the first music school in Medan) and Tjong A Fie Mansion (the first school house in Medan) with the name of Medan Music School renamed the Pure Music Institute (LMM) and now renamed the Conservatory Music Medan. In addition to the above three things, also can not be separated from some non-formal music education institutions that organize classical music education in Medan that is Melody Music Studio (Musical Field), Musika Era, Music Rhythm and Institute of Music Education (LPM) Farabi Medan .


Keywords


History, Non Formal Education Institution, Classical Music, Medan

Full Text:

PDF

References


Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Barth, F. (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya (terj). Jakarta: UI Press.

Chang, Q. (2005). Memories of A Nonya: Kisah Hidup dan Cinta Seorang Wanita Cina Terkaya di Medan. Jakarta; MM Corp.

Ensiklopedi Indonesia. (1981). Jakarta : PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Hadiluwih, S. (1994). Studi Tentang Masalah Tionghoa di Indonesia: Studi Kasus di Medan. Medan: Dian-Doddy.

Hutauruk, E. (2006), Tjong Sce Yin: Pembuka Jalan Musik Klasik Di Medan. Dalam Staccato. Surabaya: No. 48/Th.V/September 2006.

Lembaga Musik Murni. Konser Persembahan Musik untuk Ibu Sce Yin Lemye-Tjong. Medan 16 November 2001.

Nugraha, A. (2008). Membaca Kepribadian Orang-orang China. Yogyakarta: Garasi, 2008.

Pelly, U. (1991). Masalah Integrasi WNI Keturunan Cina: Sebuah Gugatan Kultural – Historis. Jakarta: Konggres Kebudayaan 1991, 29 Oktober s/d 3 November 1991.

___________. (1998). Urbanisasi dan Adaptasi. Jakarta: LP3ES.

___________. (2003). Who Are The So-Called “Chinese” in Indonesian?. Paper for 3rd International Conventionof Asia Scholar (ICAS-3) National University of Singapore, 19 – 23 August 2003, Singapore.

Setiono, B.G. (2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: ELKASA

Sinar, T. Lukman, (1980). The Coming of Chinese Immigration to East Sumatera In the 19 th century, Dalam Berita Antropologi, No. 37 April – Juni, Jakarta.

_____________. (2000). Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan; Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu.

Smith, J. (1999). Melintasi Perbatasan dalam Permulaan, dalam Keragaman dan Silang Budaya: Dialog Art Summit, Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia, Th. IX – 1998/1999.

Suharyanto, A. (2010). Makna Belajar Musik Klasik dan Tari Ballet bagi Keluarga etnis Cina di Medan. (Tesis). Pascasarjana: UNIMED.

_______________ (2015), Pendidikan dan Proses Pembudayaan dalam Keluarga, JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial 7 (2), 162-165

_______________, (2016), Sejarah dan Perkembangan Istilah Tari, Harian Analisa, Kolom Rebana, Minggu 14 Agusus 2016

______________, (2016), Belajar Musik dan Tari Ballet: Sebuah gaya Hidup di Kota, dalam: Pelly, U. (Ed). (2016), Etnis Tionghoa dalam Masyarakat Multikultural Indonesia, Medan: Casa Mesra Publisher.

Wibisono, L. (ed). (2006). Etnik Tionghoa Di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Harian Indopos, Rabu 10 Mei 2006 Halaman 27 Kolom 2 – 5, Sebutan Etnis Tionghoa atau China masih diperdebatkan

Harian Analisa, Kamis 24 Desember 2009 Halaman 11 Kolom 1 – 3, PSMTI Medan Kecewa Komentar Ekonom Ichsanuddin Noorsy.

Harian Medan Bisnis Minggu, 28 Maret 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan

http://id.wikipedia.org/wiki/Sub-kultur

http://www/ Nederlandsindie.com)




DOI: https://doi.org/10.24114/gondang.v1i1.5967

Article Metrics

Abstract view : 1750 times
PDF - 4359 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Follow us on instagram @jurnalgondang