Cover Image

Zonasi Pemanfaatan Lahan Pasca Penambangan Pasir di pesisir Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat

Ruli As'ari, Erni Mulyanie, Dede Rohmat

Abstract


Aktivitas tambang pasir besi di Pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Beberapa permasalahan pasca penambangan pasir besi yaitu; rusaknya ekosistem, kondisi lahan yang rusak, pemukiman penduduk terganggu polusi, rusaknya prasarana transportasi dan terjadi konflik di masyarakat. Kondisi pantai pasca penambangan pasir besi saat ini sudah mengalami perubahan, beberapa kawasan telah di manfaatkan untuk budidaya udang vannamei. Diperlukan zonifikasi kawasan pemanfaatan lahan pantai pasca penambangan pasir besi untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul akibat aktivitas penambangan pasir besi. Metode penelitian ini adalah Deskriptif Survey, teknik pengumpulan data melaui survey lapangan, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Analisis data dilakukan melalui Pemetaan Kawasan Pantai Cipatujah dengan mengklasifikasikan kawasan menjadi tiga zona utama berdasarkan karakteristik aktivitas masayarakat dan potensi setiap kawasan pantai pasca penambangan pasir besi. Lokasi Penelitian di Kawasan Pantai Selatan yang berada di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Hasil Penelitian menunjukkan zonasi kawasan reklamasi lahan pasca penambangan pair besi di Kecamatan Cipatujah dibagi menjadi 3 Zona diantaranya: Zona I: merupakann zona kawasan budidaya udang vannamei, Zona II: Zona Kawasan Pariwisata, Zona III: zona kawasan konservasi.

Kata Kunci: Zonasi, Reklamasi lahan, Pasir Besi

Iron sand mining activities at Cipatujah Beach Tasikmalaya District have a negative impact on the environment. Some problems post iron sand mining are; damage to the ecosystem, damaged land conditions, pollution of the population, damage to transportation infrastructure and conflict in the community. The condition of the coast after iron sand mining has changed, some areas have been utilized for Vannamei shrimp cultivation. Zonification of coastal land use areas is needed after iron sand mining to minimise the negative impacts arising from iron sand mining activities. The method used in this study is a descriptive survey method with data collection techniques used in field surveys, interviews, documentation studies and literature studies. Data analysis was carried out through Mapping the Cipatujah Coast Area by classifying the area into three main zones based on the characteristics of community activities and the potential of each coastal area after iron sand mining. Research Sites on the South Coast in the Cipatujah District of Tasikmalaya Regency. The results showed zoning of the land reclamation area after iron pair mining in Cipatujah subdistrict was divided into 3 zones including Zone I: zone of Vannamei shrimp cultivation area, Zone II: Tourism Zone, and Zone III: zone of ecological conservation.

Keywords: Zoning, land reclamation, Sand, Mining, Coastal


Full Text:

PDF

References


As’ari, R. (2018). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan Lingkungan Hubungannya dengan Perilaku Menjaga Kelestarian Kawasan Bukit Sepuluh Ribu di Kota Tasikmalaya, 4(1).

As’ari, R., Rohmat, D., Maryani, E., & Ningrum, E. (2019). Identification of Galunggung Volcano Potential Area for Geographic Education Field Laboratory Development Identification of Galunggung Volcano Potential Area for Geographic Education Field Laboratory Development. https://doi.org/10.1088/1755-1315/286/1/012011

Fadjarajani, S., Hendriawan, N., & Asari, R. (2019). Modeling of Ecotourism Development in Tasikmalaya District , West Java (Vol. 306, pp. 112–115).

Hidayat, T., Pratiwi, R. N., Brawijaya, U., & Timur, J. (2016). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik ( JIAP ), 2(3), 100–114.

Kurnio, H., Mustafa, M. A., & Kamiludin, U. (2015). Pengaruh Pengangkatan dan Perubahan Pola Sedimentasi terhadap Sebaran Pasir Besi di Pesisir dan Perairan Pantai Bagian Barat Pulau Talau Sulawesi Utara, 13(2), 61–74.

Ma’rifah, S. R., Nawiyanto, & Endang, R. W. (2014). Konflik Pertambangan Pasir Besi di Desa Wogalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Tahun 2010-2011. Publika Budaya, 2(1), 85–92.

Pratama, A., Pradhana, A. B., Ismoyo, B., & Ismail, N. R. (2013). Analisis Pasir Besi untuk Meningkatkan Efisiensi Pelat Penyerap Radiasi Matahari, 5(2), 5–9.

Purwanto, S., & Dani, M. (2017). Struktur Mikro dan Sifat Magnet Pasir Besi Pasca Ultrasonifikasi, 19(1), 14–18.

Sugiri, J. Y. A. D. A. (2014). Kajian Penanganan Dampak Penambangan Pasir Besi Terhadap Lingkungan Fisik Pantai Ketawang Kabupaten Purworejo, 3(1), 210–219.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Zuni, E., & Astuti, L. (2012). Konflik Pasir Besi : Pro dan Kontra Rencana Penambangan Pasir Besi di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal SOsial Dan Ilmu Politik, 16(1), 61–74.




DOI: https://doi.org/10.24114/jg.v11i2.10712

Article Metrics

Abstract view : 5257 times
PDF - 4572 times

Refbacks





Accredited Journal, Based on Decree of the Minister of Research, Technology and Higher Education, Republic of Indonesia Number 36/E/KPT/2019

Copyright ©2020 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)

Creative Commons License


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.