Makna Berpikir Spasial Masyarakat Minangkabau Dalam Logo Pemerintahan Daerah di Sumatera Barat
Abstract
Tujuan penelitian ini memberikan deskripsi tentang makna yang terkandung dari tanda dan simbol pada logo pemerintahan daerah di Propinsi Sumatera Barat. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengkaji tema pada artikel ini dengan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik yang digunakan adalah analisis denotasi dan konotasi. Logo pemerintahan daerah yang dijadikan subjek penelitian mewakili daerah kepulauan, daerah pesisir, daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Unsur spasial untuk menganalisis makna logo menggunakan unsur spasial menurut Sharpe dan Huynh. Hasil penelitian menjelaskan makna yang terkandung pada logo pemerintahan daerah berasal dari kearifan lokal masyarakat setempat yang mewakili berbagai elemen fisik maupun non fisik. Salah satu makna yang terkandung adalah elemen fisik berupa unsur spasial. Hal ini menjelaskan bahwa pemikiran masyarakat Minangkabau sejak dahulu berasal dari unsur-unsur spasial dalam kehidupannya. Makna pada logo pemerintahan daerah perlu diungkapkan secara terbuka agar masyarakat dan pegawai pemerintahan dapat mengetahui dan memahami serta memaknainya sebagai kekayaan kearifan lokal yang harus dijaga, diamalkan dan dilestarikan.
The purpose of this research is to provide a description of the meaning contained in signs and symbols on the logo of regional government in West Sumatra Province. Qualitative descriptive method is used to examine the theme in this article with a semiotic approach. The semiotic approach used is the analysis of denotations and connotations. The logo of the regional government that was used as the research subject represented islands, coastal areas, lowland areas and highland areas. Spatial elements to analyze the meaning of logos using spatial elements according to Sharpe and Huynh. The results of the study explain the meaning contained in the logo of regional government derived from the local wisdom of the local community which represents various physical and non-physical elements. One of the meanings contained is a physical element in the form of spatial elements. This explains that the thinking of the Minangkabau community has long been derived from spatial elements in his life. The meaning of the logo of regional government needs to be disclosed openly so that the public and government employees can know and understand and interpret it as a wealth of local wisdom that must be maintained, practiced and preserved.
Full Text:
PDFReferences
Alam, Q., & Kusumasari, B. (2012). Local wisdom‐based disaster recovery model in Indonesia. Disaster Prevention and Management: An International Journal, 21(3), 351–369. https://doi.org/10.1108/09653561211234525
Aliman, M. (2016). Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Spatial Thinking. In Prosiding Seminar Nasional Geografi 2016 (Vol. 1, pp. 58–68). Padang: Jurusan Geografi FIS UNP.
Aliman, M. (2018). Menguak Tradisi Lokal (1st ed.). Surabaya: CV.Cipta Media Edukasi.
Aliman, M., & Arif, M. (2017). Pengintegrasian Nilai Kearifan Lokal Minangkabau dalam Konservasi Sungai melalui Pembelajaran Geografi. In Prosiding Peningkatan Literasi Informasi Geografi dan Kebencanaan untuk Pembangunan Pesisir dan daerah Aliran Sungai (Vol. 1, p. 479). Yogyakarta: BPFG.
Aliman, M., Mutia, T., & Yustesia, A. (2018). Integritas Kebangsaan dalam Tes Berpikir Spasial. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Geografi FKIP UMP 2018 (pp. 82–89). Purwokerto: UM Purwokerto Press.
Barthes, R. (1972). Mythologies. New York.
Berger, A. A. (2015). Pengantar Semiotika, Terjemahan: Sign in Contemporary Culture: An Introduction to Semiotics (4th ed., Vol. 1). Yogyakarta: Tiara Wacana.
BMKG. (2018). Prakiraan Cuaca Pulau Punjung (Kab. Dharmasraya) - Sumatera Barat | BMKG. Retrieved November 13, 2018, from https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca.bmkg?Kota=Pulau%20Punjung&AreaID=501552&Prov=32
BPS. (2016). Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya. Retrieved November 13, 2018, from https://dharmasrayakab.bps.go.id/dynamictable/2017/05/19/80/luas-lahan-sawah-menurut-kecamatan-dan-jenis-pengairan-di-kabupaten-dharmasraya-hektar-2015-.html
Climate-Data. (2018a). Iklim: Grafik iklim - Padang Panjang , grafis Suhu, tabel Iklim - Climate-Data.org. Retrieved November 11, 2018, from https://id.climate-data.org/asia/indonesia/west-sumatra/padang-panjang-47908/
Climate-Data. (2018b). Iklim: Grafik iklim - Pariaman , grafis Suhu, tabel Iklim - Climate-Data.org. Retrieved November 11, 2018, from https://id.climate-data.org/location/618646/
Delita, F. (2016). Studi Perubahan Tutupan Lahan untuk Permukiman Sebelum dan Sesudah Gempa Padang 2009 di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. JURNAL GEOGRAFI, 8(1). https://doi.org/10.24114/jg.v8i1.5321
Gani, E. (2012). Kajian Terhadap Landasan Filosofi Pantun Minangkabau. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Seni, 10(1). https://doi.org/10.24036/komposisi.v10i1.49
Gusman, D. (2011). Simbol Religius pada Rumah Gadang Abai Sangir, Solok Selatan. WACANA ETNIK, 2(1), 1–10.
Huynh, N. T., & Sharpe, B. (2013). An Assessment Instrument to Measure Geospatial Thinking Expertise. Journal of Geography, 112(1), 3–17. https://doi.org/10.1080/00221341.2012.682227
Meliono, I. (2016). Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom as an Aspect of the Indonesian Education. TAWARIKH, 2(2). Retrieved from http://www.mindamas-journals.com/index.php/tawarikh/article/view/392
Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302–308.
Navis, A. A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press.
Rustiyanti, S. (2014). Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 15(2), 152–162. https://doi.org/10.24821/resital.v15i2.849
Simatupang, O. (2017). Analisis Semiotik Mitigasi Bencana Tsunami dalam Film “Pesan dari Samudera.” Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan), 18(2), 105–124. http://dx.doi.org/10.31346/jpkp.v18i2.1158
Sufia, R., Sumarmi, S., & Amirudin, A. (2016). Kearifan Lokal dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(4), 726–731.
Sugiharto, S., Delita, F., & Sidauruk, T. (2018). Tingkat Kesiapan Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan Community Based Tourism (CBT) di Kabupaten Samosir. JURNAL GEOGRAFI, 10(2), 157–163. https://doi.org/10.24114/jg.v10i2.10419
Suharjanto, G. (2011). Membandingkan Istilah Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau dan Bangunan Bali. ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 2(2), 592–602. https://doi.org/10.21512/comtech.v2i2.2808
Sumarmi. (2015). Local Wisdom of Osing People in Conserving Water Resources. Komunitas: International Journal of Indonesia Society and Culture, 7(1), 43. https://doi.org/10.15294/komunitas.v7i1.3429
Sumarmi. (2016). A Study of Local Wisdom of Balinese Aga And Samin People to Develop Environmental Awareness Characteristics. In Advances in Social Science, Education and Humanities Research, (Vol. 79, pp. 201–205). Malang: Atlantis Press. Retrieved from (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/).
Syamsidik, Istiyanto, D. C., Tanto, T. A., & Rachman, R. A. (2011). Peran Tata Ruang Tingkat Desa dalam Upaya Mitigasi Bencana Tsunami di Kepulauan Mentawai, Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Kebencanaan, 78–83.
Wirda, M. A. (2016). Analisis Bahaya Longsor di Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. JURNAL GEOGRAFI, 8(1). https://doi.org/10.24114/jg.v8i1.5319
Ws, H. (2015). Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan Tentang Kehamilan, Masa Bayi, dan Kanak-kanak Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 1(2), 198–204. https://doi.org/10.22219/kembara.v1i2.2615
Yulika, F. (2017). EPISTEMOLOGI MINANGKABAU: Makna Pengetahuan dalam Filsafat Adat Minangkabau. ISI Padangpanjang.
Yuningsih, R. (2015). Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui Pembelajaran Gerak Dasar Tari Minang. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(2), 233–250. https://doi.org/10.21009/JPUD.092.03
DOI: https://doi.org/10.24114/jg.v11i2.13049
Article Metrics
Abstract view : 916 timesPDF - 1071 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Accredited Journal, Based on Decree of the Minister of Research, Technology and Higher Education, Republic of Indonesia Number 36/E/KPT/2019
Copyright ©2020 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.