Tempe sebagai Pangan Fermentasi Khas Indonesia : Literature Review

Okti Hajeng Kristiadi

Abstract


Tempe adalah makanan yang familiar bagi masyarakat Indonesia yang terbuat dari kedelai difermentasi. Masyarakat mengonsumsi tempe karena nutrisinya yang tinggi dan produksinya pun mudah. Kedelai diberi ragi kapang Rhizopus sp. lalu difermentasi kurang lebih 48 jam untuk menghasilkan tempe yang utuh. Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jenis kapang yang paling banyak ditemukan pada tempe. Fermentasi pada tempe menyebabkan terhidrolisisnya karbohidrat, protein, dan lemak pada kedelai oleh enzim hidrolitik yang dihasilkan oleh Rhizopus sp. Berbagai senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri juga terbentuk pada proses fermentasi kedelai tempe oleh kapang. Metode produksi tempe terbilang mudah dan masih banyak diproduksi secara tradisional oleh masyarakat Indonesia yang diawali dengan membersihkan kedelainya. Tahap akhir dari produksi tempe adalah tahap fermentasi itu sendiri dan membungkusnya dengan pembungkus tertentu. Jenis pembungkus dapat berupa daun maupun plastik. Namun masing – masing jenis pembungkus memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jenis pembungkus perlu dipertimbangkan mengingat faktor ini menentukan kualitas produk dan sifat fisik dari tempe hasil fermentasi kedelai oleh Rhizopus sp. Tempe berpotensi sebagai pangan fungsional mengingat kandungan nutrisi, senyawa bioaktif, dan manfaat yang didapatkan dengan mengonsumsi tempe.


Full Text:

PDF

References


Alvina, A. dan D. Hamdani. (2019). Proses Pembuatan Tempe Tradisional. Jurnal Pangan Halal. 1(1), 9-12.

Aryanta, I. W. R. (2020). Manfaat Tempe untuk Kesehatan. Widya Kesehatan. 1(2), 44-50.

Astuti, M., M. Andreanyta, S. F. Dalais, and M. L. Wahlqvist. (2000). Tempe, a Nutritious and Healthy Food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinic and Nutrition. 9(4), 322-325. doi: 10.1046/j.1440-6047.2000.00176.x. PMID: 24394511.

Dewi, R. S., dan S. Aziz. (2011). Isolasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe di Kabupaten Banyumas. Molekul. 2(6), 93-104. doi: http://dx.doi.org/10.20884/1.jm.2011.6.2.97.

Dinar, F. (2013). Manfaat Tempe terhadap Kesehatan Tubuh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 19(71), 1-4.

Elisabeth, D. A. A., E. Ginting, dan R. Yulifanti. (2017). Respon Pengrajin Tempe Terhadap Introduksi Varietas Unggul Kedelai Untuk Produksi Tempe. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 3(20), 183-196.

Ellent, S. S. C., L. Dewi, dan M. C. Tapilouw. (2022). Karakteristik Mutu Tempe Kedelai (Glycine max L.) yang Dikemas dengan Klobot. AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian. 1(11), 32-40. doi: 10.30598/jagritekno.2022.11.1.32.

Harahap, R. H., Z. Lubis, dan J. Kaban. (2018). Komponen Flavor Volatil Tempe yang Dibungkus dengan Daun Pisang dan Plastik. Agritech. 38(2), 194-199.

Indrasari, O. R., Y. I. K. Dewi, N. T. Triatmaja, M. A. Fahmi, F. N. Sidjabat, A. Sariwati, E. Sutikno, D. I. Oktaviasari, dan A. N. Filiya. (2022). Pengolahan Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal. JCEE. 4(1), 22-27.

Karmani, M., D. Sutopo, dan H. Hermana. (1996). Aktivitas Enzim Hidrolik Kapang Rhizopus sp. pada Proses Fermentasi Tempe. Nutrition and Food Research. (19), 93-102. doi: 10.22435/pgm.v0i0.2302.

Nout, M. J. R. and J. L. Kiers. (2005). Tempe fermentation, innovation and functionality: update into the third millenium. Journal of Applied Microbiology. 98, 789-805. doi:10.1111/j.1365-2672.2004.02471.x.

Nuraini, V., I. R. Puyanda, W. A. S Kunciati, dan L. A. Margareta. (2021). Perubahan Kimia Dan Mikrobiologi Tempe Busuk Selama Fermentasi. Jurnal Agroteknologi. 2(15), 127-137. doi: https://doi.org/10.19184/j-agt.v15i02.25729.

Nurholipah, N., dan Q. Ayun. (2017). Isolasi dan Identifikasi Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae pada Tempe Asal Bekasi. Jurnal Teknologi Pangan. 1(15), 98-104. https://doi.org/10.33005/jtp.v15i1.2742.

Nurwati, N. (2016). Tempe sebagai Pangan Fungsional Antidiabetes. Jurnal Pangan. 3(25). https://doi.org/10.33964/jp.v25i3.337.

Pinasti, L., Z. Nugraheni, dan B. Wiboworini. (2020). Potensi tempe sebagai pangan fungsional dalam meningkatkan kadar hemoglobin remaja penderita anemia. AcTion: Aceh Nutrition Journal. 1(5), 19-26. doi: 10.30867/action.v5i1.192.

Radiati, A. & S. (2016). Analisis Sifat Fisik , Sifat Organoleptik , dan Kandungan Gizi pada Produk Tempe dari Kacang Non-Kedelai. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5(1), 16– 22.

Safitry, A., M. Pramadani, W. Febriani, A. Achyar, dan R. Fevria. (2022). Uji Organoleptik Tempe dari Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris). Prosiding Seminar Nasional Biologi. 1(2), 358-369. https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol1/352.

Salim, R., E. T. Zebua, dan T. Taslim. (2017), Analisis Jenis Kemasan terhadap Kadar Protein dan Kadar Air pada Tempe. Jurnal Katalisator. 2(2), 106-111. doi : http://doi.org/10.22216/jk.v2i2.2531.

Sapitri, V., U. S. Hastuti., dan A. Witjoro. (2018). Pengaruh Ragi Tempe dengan Variasi Substrat Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Kacang Kedelai (Glycine max (L) Merill. ) serta Dosis Ragi Tempe terhadap Kualitas Tempe Kedelai. Jurnal Ilmu Hayat. 1(2), 1-8.

Suknia, S. L. (2020). Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai (Glycine max (L.) Merr) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) di Candiwesi, Salatiga. Southeast Asian Journal of Islamic Education. 1(3), 58-75. https://doi.org/10.21093/sajie.v3i1.2780.

Sulistiyono, P., S. Samuel, dan M. M. Mailani. (2016). Pengaruh Pembungkus Tempe terhadap Daya Simpan dan Sifat Fisik Tempe. Media Informasi. 12(1), 90-95. doi: 10.37160/bmi.v12i1.18.

Tatipata, A. (2008). The Effect of Moisture Content, Package and Storage Period on Mitochondrial Inner Membrane Protein of Soybean Seed. Buletin Agronomi, 36(1), 8–16.

Umami, S., I. K. S. Jaya, M. Darawati, dan I. G. N. Widinda. (2018). Kajian Sifat Organoleptik Dan Masa Simpan Tempe Kedelai Dengan Beberapa Jenis Kemasan. Jurnal Gizi Prima. 2(3), 142-148.

Virgianti, D. P. (2015). Uji Antagonis Jamur Tempe (Rhizopus Sp) terhadap Bakteri Patogen Enterik. Biosfera. 32(3), 162-168. doi: 10.20884/1.mib.2015.32.3.339.

Wahyudi, A. (2018). Pengaruh Variasi Suhu Ruang Inkubasi terhadap Waktu Pertumbuhan Rhizopus oligosporus pada Pembuatan Tempe Kedelai. Jurnal Redoks. 1(3), 37-44. doi: 10.31851/redoks.v3i1.2790.




DOI: https://doi.org/10.24114/jgpkm.v2i2.40334

Article Metrics

Abstract view : 9581 times
PDF - 6641 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL ANDALIMAN : JURNAL GIZI PANGAN, KLINIK DAN MASYARAKAT (JGPKM)

Alamat : Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan

Sumatera Utara, Indonesia

Website : https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgpkm